BY SITI MUTIAH CC: FOR CREDIT
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Diare atau dikenal dengan sebutan mencret memang
merupakan penyakit yang masih banyak terjadi pada masa kanak dan bahkan menjadi
salah satu penyakit yang banyak menjadi penyebab kematian anak yang berusia di
bawah lima tahun (balita). Karenanya, kekhawatiran orang tua terhadap penyakit
diare adalah hal yang wajar dan harus dimengerti. Justru yang menjadi masalah
adalah apabila ada orang tua yang bersikap tidak acuh atau kurang waspada
terhadap anak yang mengalami diare. Misalnya, pada sebagian kalangan
masyarakat, diare dipercaya atau dianggap sebagai pertanda bahwa anak akan
bertumbuh atau berkembang. Kepercayaan seperti itu secara tidak sadar dapat
mengurangi kewaspadaan orang tua. sehingga mungkin saja diare akan
membahayakan anak.
Menurut data United Nations
Children’s Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) pada 2009, diare
merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi,
dan nomor 5 bagi segala umur. Data UNICEF memberitakan bahwa 1,5 juta anak
meninggal dunia setiap tahunnya karena diare. Angka tersebut bahkan masih lebih
besar dari korban AIDS, malaria, dan cacar jika digabung. Sayang, di beberapa
negara berkembang, hanya 39 persen penderita mendapatkan penanganan serius.
Diare disebabkan faktor cuaca, lingkungan, dan makanan. Perubahan iklim,
kondisi lingkungan kotor, dan kurang memerhatikan kebersihan makanan merupakan
faktor utamanya. Penularan diare umumnya melalui 4F, yaitu Food, Fly ,
Feces, dan Finger.
Oleh karena itu, upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan memutus
rantai penularan tersebut. Sesuai data UNICEF awal Juni 2010, ditemukan salah
satu pemicu diare baru, yaitu bakteri Clostridium difficile yang dapat
menyebabkan infeksi mematikan di saluran pencernaan. Bakteri ini hidup di udara
dan dapat dibawa oleh lalat yang hinggap di makanan.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam penyusunan makalah diharapkan :
1.
Apa Yang Di
Maksud Dengan
Penyakit Gastroenteritis
Akut?
2.
Apa Etiologi Dari Gastroenteritis Akut?
3.
Apa Manifestasi Klinis Dari Gastroenteritis Akut?
4.
Bagaimana Patifisiologi Dari Gastroenteritis Akut?
5.
Apa Pemeriksaan Penunjang Gastroenteritis Akut?
6.
Apa Penatalaksanaan Medis Dari Gastroenteritis Akut?
7. Bagaimana
Konsep Keperawatan Pada Gastroenteritis
Akut?
C. TUJUAN PENULISAN
1.
Tujuan Umum
a.
Menyelesaikan
tugas PKK Keperawatan Anak dalam
penulisan Makalah dan Seminar PKK keperawatan Anak Politeknik Kesehatan
Kemenkes Maluku Jurusan Kepeperawatan
2.
Tujuan Khusus
a.
Menjelaskan apa
itu Gastroenteritis Akut
b.
Menjelaskan
bagaimana Etiologi Gastroenteritis
Akut
c.
Menjelaskan
Patofisiologi dari Gastroenteritis Akut
d.
Menjelaskan
Manifestasi Klinik dari Gastroenteritis Akut
e.
Menjelaskan Tentang Pemeriksaan Diagnostik
Gastroenteritis Akut
f.
Menjelaskan Bagaimana Penatalaksanaan Medis Penyakit Gastroenteritis
Akut
g.
Serta
Menjabarkan Tentang Asuhan Keperawatan Dengan Gastroenteritis Akut
D. MANFAAT PENULISAN
Dalam Penyusunan makalah tentang
penyakit Gastroenteritis Akut
a.
Diharapkan
pembaca mengetahui apa itu Gastroenteritis Akut
b.
Diharapkan
pembaca mengetahui etiologi dari Gastroenteritis Akut
c.
Diharapkan
pembaca mengetahui Patofisiologi Gastroenteritis Akut
d.
Diharapkan
pembaca mengetahui Manifestasi Klinik dari Gastroenteritis Akut
e.
Diharapkan
pembaca cara mengetahui Penatalaksanaan
Gastroenteritis Akut
f.
Diharapkan
pembaca mengetahui bagaimana Penyusunan askep Gastroenteritis Akut
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
KONSEP
DASAR PENYAKIT
1.
Pengertian
a. Gastroenteritis Akut
Gastroenteritis Akut adalah suatu kondisi dimana
seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, dan frekuensinya
lebih dari 3x sehari. ( Iriato, Koes: 2013)
Gastroenteritis Akut ditandai oleh peningkatan
kandungan air pada feses yang biasanya disertai dengan Peningkatan Frekuensi
Defekasi. (Marya. R.K. : 2013)
Sedangkan menurut WHO (1980) diare adalah defikasi encer lebih dari 3 kali
sehari tanpa/ dengan daerah/ sendiri didalam tinja.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal
yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat
disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya
proses inflamasi pada lambung atau usus.
2.
Penyebab/Etiologi
Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil, ditinjau dari sudut
patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:
1.
Diare sekresi
(secretory diarrhoe), disebabkan oleh:
a) Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen
seperti shigella, salmonela, E. Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium
perfarings, stapylococus aureus, comperastaltik usus halus yang disebabkan
bahan-bahan kimia makanan (misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas,
terlalau asam), gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa
dingin, alergi dan sebagainya.
b) Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin
A) yang mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan jamur
terutama canalida.
2. Diare osmotik (osmotik diarrhoea)
disebabkan oleh:
a) Malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT),
protein, vitamin dan mineral.
b) Kurang kalori protein.
c) Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.
Sedangkan menurut Ngastiyah , penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa
faktor yaitu:
1.
Faktor infeksi
a) Infeksi enteral
Merupakan penyebab utama diare
pada anak, yang meliputi: infeksi bakteri, infeksi virus (enteovirus,
polimyelitis, virus echo coxsackie). Adeno virus, rota virus, astrovirus, dll)
dan infeksi parasit : cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongxloides)
protozoa (entamoeba histolytica, giardia lamblia, trichomonas homunis) jamur
(canida albicous).
b) Infeksi parenteral
ialah infeksi diluar alat
pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA) tonsilitis/tonsilofaringits,
bronkopeneumonia, ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat
pada bayi dan anak berumur dibawah dua (2) tahun.
2.. Faktor malaborsi
Malaborsi karbohidrat, lemak dan
protein.
3. Faktor makanan
4. Faktor psikologis
3.
Patofisiologi
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus,
Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter,
Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia
Lambia, Cryptosporidium).
Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel,
memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat
pada dinding usus pada gastroenteritis akut.
Penularan
gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu klien ke klien yang lainnya.
Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang
terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan
yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus
meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus,
isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan
gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan
elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan mutilitas usus yang
mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik.
Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit
(dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (asidosis metabolik dan
hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan
gangguan sirkulasi darah.
4.
Manifestasi
Klinik (tanda dan gejala)
Mula-mula anak cengeng, gelisah,
suhu tubuh naik, nafsu makan berkurang kemudian timbul diare. Tinja mungkin
disertai lendir dan darah. Warna tinja makin lama berubah kehijauan karena
bercampur dengan empedu, daerah anus dan sekitarnya timbul luka lecet karena
sering defikasi dan tinja yang asam akibat laktosa yang tidak diabsorbsi usus
selama diare. Gejala muntah dapat timbul sebelum atau selama diare dan dapat
disebabkan karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam
basa dan elektrolit. Bila kehilangan cairan terus berlangsung tanpa pergantian
yang memadai gejala dehidrasi mulai tampak yaitu : BB turun, turgor kulit
berkurang, mata dan ubun-ubun cekung (bayi), selaput lendir bibir dan mulut,
serta kulit kering.
Bila berdasarkan terus berlanjut,
akan terjadi renjatan hypovolemik dengan gejala takikardi, denyut jantung
menjadi cepat, nadi lemah dan tidak teraba, tekanan daran turun, pasien tampak
lemah dan kesadaran menurun, karena kurang cairan, deuresis berkurang
(oliguria-anuria). Bila terjadi asidosis metabolik pasien akan tampak pucat,
nafas cepat dan dalam (pemafasan kusmaul).
5. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah tepi lengkap
2. Pemeriksaan, ureum, kreatinin,
dan berat jenis plasma
3. Pemeriksaan urine lengkap
4. Pemeriksaan tinja lengkap dan
biakan tinja dari colok dubur
5. Pemeriksaan biakan empedu bila
demam tinggi dan dicurigai infeksi sistemik
6. Pemeriksaan sediaan darah malaria
serta serologi helicobacter jejuni sangat dianjurkan
7. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara
kuantitatif dan kualitatif tentang pada diare kronik.
8. Pemeriksaan darah 5 darah perifer
lengkap, analisis gas darah (gda) & elektrolit (na, k, ca, dan p serum yang
diare disertai kejang)
Derajat dehidrasi dapat dibagi
berdasarkan :
1. Kehilangan BB
a. Tidak ada dehidrasi : menurun BB < 2 %
b. Dehidrasi ringan : menurun BB 2 - 5%
c. Dehidrasi sedang : menurun BB 5 - 10%
d. Dehidrasi berat : menurun BB 10%
2. Menentukan kekenyalan kulit,
kulit perut dijepit antara ibu jari dan telunjuk (selama 30-60 detik) kemudian
dilepaskan, jika kulit kembali dalam :
a. 1 detik ; turgor agak kurang
(dehidrasi ringan)
b. 1-2 detik : turgor kurang
(dehidrasi sedang)
c. 2 detik: turgor sangat kurang
(dehidrasi berat)
Pada pasien yang mengalami
dehidrasi atau toksisitas berat atau diare berlangsung lebiih dari beberapa
hari, di perlukan beberapa pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan tersebut
pemeriksaan darah tepi lengkap (hemoglobin, hematokrit, leukosit, hitung jenis
leukosit), kadar eliktrolit serum,ureum dan kretinin, pemeriksaan tinja dan
pemeriksaan enzyme- linked immunorsorbent assay (ELISA) menditeksi giardiasis
dan tes serologic amebiasis, dan foto x-ray abdomen. Pasien dengan diare karena
virus,biasanya memiliki jumlah dan hitung jenis leukost yang normal atau
limfositosis. pasien dengan infeksi bakteri terutama pada infeksi bakteri yang
infasif ke mukosa, memiliki leukositosis dengan kelebihan darah putih muda.
Neurotropenia dapat timbul pada salmonellosis. Ureum dan kreatinin di periksa
untuk memeriksa adanya kekurangan volume cairan dan mineral tubuh pemeriksaaan
tinja dilakukan untuk mellihat adanya leukosit dalam tinja yang menunjukan
adanya infeksi bakteri,adanya telur cacing dan parasit dewasa.. (Sudoyo,2007:408)
6.
Penatalaksanaan
a.
Pemberian
cairan
b.
Diatetik
c.
Obat-obatan
Keterangan :
a. Pemberian cairan,pada klien diare dengan memperhatikan derajat dehidrasinya dan
keadaan umum.
1) Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang,cairan
diberikan peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na,Hco,Kal dan
Glukosa,untuk Diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan,atau
sedang kadar natrium 50-60 Meq/I dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam
dan gula ) atau air tajin yang diberi gula dengan garam. Hal tersebut diatas
adalah untuk pengobatan dirumah sebelum dibawa kerumah sakit untuk mencegah
dehidrasi lebih lanjut.
2) Cairan parentral
Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan
tergantung dari berat badan atau ringannya dehidrasi,yang diperhitungkan
kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.
a) Dehidrasi ringan
1) 1 jam pertama 25 – 50 ml / Kg BB / hari
2) Kemudian 125 ml / Kg BB / oral
b) Dehidrasi sedang
1) 1 jam pertama 50 – 100 ml / Kg BB / oral
2) Kemudian 125 ml / kg BB / hari
c) Dehidrasi berat
1) Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun dengan berat badan 3 –
10 kg
a) 1 jam pertama : 40 ml / kg BB / jam = 10 tetes / kg BB /
menit (infus set 1 ml = 15 tetes atau 13 tetes / kg BB / menit.
b) 7 jam berikutnya 12 ml / kg BB / jam = 3 tetes / kg BB /
menit ( infus set 1 ml = 20 tetes ).
c) 16 jam berikutnya 125 ml / kg BB oralit per oral bila
anak mau minum,teruskan dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit atau 3
tetes / kg BB / menit.
2) Untuk anak lebih dari 2 – 5 tahun dengan berat badan 10 –
15 kg.
a) 1 jam pertama 30 ml / kg BB / jam atau 8 tetes / kg BB /
menit ( infus set 1 ml = 15 tetes ) atau 10 tetes / kg BB / menit ( 1 ml = 20
tetes ).
b) 7 jam kemudian 127 ml / kg BB oralit per oral,bila anak
tidak mau minum dapat diteruskan dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit
atau 3 tetes / kg BB / menit.
3) Untuk anak lebih dari 5 – 10 tahun dengan berat badan 15
– 25 kg.
a) 1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB /
menit ( infus set 1 ml = 20 tetes ).
b) 16 jam berikutnya 105 ml / kg BB oralit per oral.
b. Diatetik ( pemberian makanan )
Terapi diatetik adalah pemberian makan dan minum khusus kepada
penderita dengan tujuan meringankan,menyembuhkan serta menjaga kesehatan
penderita.Hal – hal yang perlu diperhatikan :
1) Memberikan Asi
2)
Memberikan
bahan makanan yang mengandung cukup kalori,protein,mineral dan vitamin,makanan
harus bersih.
c. Obat-obatan
1) Obat anti sekresi
2) Obat anti spasmolitik
3) Obat antibiotik
BAB
III
KONSEP
ASUHAN KEPERAWATAN
B. Konsep
Dasar Keperawatan
a)
Pengkajian
1.
Biodata
a.
Identitas klien
meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, alamat, tanggal masuk
rumah sakit, tanggal pengkajian, nomor register, dan diagnosa medis.
b.
Identitas orang
tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, usia, pendidikan,pekerjaan/sumber penghasilan,
agama, dan alamat.
c.
Identitas
saudara kandung meliputi nama, usia, jenis kelamin, hubungan dengan klien, dan
status kesehatan.
2. Keluhan Utama : Buang air berkali-kali dengan konsistensi encer
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada umumnya anak masuk Rumah Sakit dengan keluhan buang air cair
berkali-kali baik disertai atau tanpa dengan muntah, tinja dpat bercampur
lendir dan atau darah, keluhan lain yang mungkin didapatkan adalah napsu makan
menurun, suhu badan meningkat, volume diuresis menurun dan gejala penurunan
kesadaran
4.
Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Meliputi pengkajian riwayat :
1)
Prenatal
Kehamilan yang keberapa, tanggal lahir, gestasi (fulterm, prematur, post
matur), abortus atau lahir hidup, kesehatan selama sebelumnya/kehamilan, dan
obat-obat yang dimakan serta imunisasi.
2) Natal
Lamanya proses persalinan, tempat melahirkan, obat-obatan, orang yang
menolong persalinan, penyulit persalinan.
3) Post natal
Berat badan nomal 2,5 Kg – 4 Kg, Panjang Badan normal 49 -52 cm, kondisi
kesehatan baik, apgar score , ada atau tidak ada kelainan kongenital.
4) Feeding
Air susu ibu atau formula, umur disapih (2 tahun), jadwal makan/jumlahnya,
pengenalan makanan lunak pada usia 4-6 bulan, peubahan berat-badan,
masalah-masalah feeding (vomiting, colic, diare), dan penggunaan vitamin dan
mineral atau suplemen lain.
5) Penyakit sebelumnya
Penyebabnya, gejala-gejalanya, perjalanan penyakit, penyembuhan, kompliksi,
insiden penyakit dalam keluarga atau masyarakat, respon emosi terhadap rawat inap
sebelumnya.
6) Alergi
Apakah pernah menderita hay fever, asthma, eksim. Obat-obatan, binatang,
tumbuh-tumbuhan, debu rumah
7) Obat-obat terakhir yang didapat
Nama, dosis, jadwal, lamanya, alasan pemberian.
8) Imunisasi
Polio, hepatitis, BCG, DPT, campak, sudah lengkap pada usia 3 tahun, reaksi
yang terjadi adalah biasanya demam, pemberian serum-serum lain, gamma
globulin/transfusi, pemberian tubrkulin test dan reaksinya.
9) Tumbuh Kembang
Berat waktu lahir 2, 5 Kg – 4 Kg. Berat badan bertambah 150 – 200
gr/minggu, TB bertambah 2,5 cm / bulan, kenaikan ini terjadi sampai 6 bulan.
Gigi mulai tumbuh pada usia 6-7 bulan, mulai duduk sendiri pada usia 8-9 bulan,
dan bisa berdiri dan berjalan pada usia 10-12 bulan.
1.
Riwayat Psikososial
Anak sangat menyukai mainannya, anak sangat bergantung kepada kedua orang
tuanya dan sangat histeris jika dipisahkan dengan orang tuanya. Usia 3 tahun
(toddlers) sudah belajar bermain dengan teman sebaya.
2.
Riwayat Spiritual
Anak sudah mengenal beberapa hal yang bersifat ritual misalnya berdoa.
3.
Reaksi Hospitalisasi
a.
Kecemasan akan
perpisahan : kehilangan interaksi dari keluarga dan lingkungan yang dikenal,
perasaan tidak aman, cemas dan sedih
b.
Perubahan pola
kegiatan rutin
c.
Terbatasnya
kemampuan untuk berkomunikasi
d.
Kehilangan
otonomi
e.
Takut keutuhan
tubuh
f.
Penurunan
mobilitas seperti kesempatan untuk mempelajari dunianya dan terbatasnya
kesempatan untuk melaksanakan kesenangannya
4. Aktivitas
Sehari-Hari
1. Kebutuhan cairan pada usia 3 tahun adalah 110-120 ml/kg/hari
2. Output cairan :
(a) IWL (Insensible Water Loss)
(1) Anak : 30 cc / Kg BB / 24 jam
(2) Suhu tubuh meningkat : 10 cc / Kg BB + 200 cc (suhu tubuh – 36,8 oC)
(b) SWL (Sensible Water Loss) adalah
hilangnya cairan yang dapat diamati, misalnya berupa kencing dan faeces. Yaitu
:
(1) Urine : 1 – 2 cc / Kg BB / 24 jam
(2) Faeces : 100 – 200 cc / 24 jam
3. Pada usia 3 tahun sudah diajarkan toilet training.
5. Pemeriksaan
Fisik
a) Tanda-tanda vital
1) Suhu badan : mengalami peningkatan
2) Nadi : cepat dan lemah
3) Pernafasan : frekuensi nafas meningkat
4) Tekanan darah : menurun
b) Antropometri
Pemeriksaan antropometri meliputi berat badan, Tinggi badan, Lingkaran
kepala, lingkar lengan, dan lingkar perut. Pada anak dengan diare mengalami
penurunan berat badan.
c) Pernafasan
Biasanya pernapasan agak cepat, bentuk dada normal, dan tidak ditemukan
bunyi nafas tambahan.
d) Cardiovasculer
Biasanya tidak ditemukan adanya kelainan, denyut nadi cepat dan lemah.
e) Pencernaan
Ditemukan gejala mual dan muntah, mukosa bibir dan mulut kering,
peristaltik usus meningkat, anoreksia, BAB lebih 3 x dengan konsistensi encer
f) Perkemihan
Volume diuresis menurun.
g) Muskuloskeletal
Kelemahan fisik akibat output yang berlebihan.
h) Integumen
lecet pada sekitar anus, kulit teraba hangat, turgor kulit jelek
i) Endokrin
Tidak ditemukan adanya kelaianan.
j) Penginderaan
Mata cekung, Hidung, telinga tidak ada kelainan
k) Reproduksi
Tidak mengalami kelainan.
l) Neorologis
Dapat terjadi penurunan kesadaran.
6. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
1) Motorik Kasar
Sudah bisa naik/turun tangga tanpa dibantu, mamakai baju dengan bantuan,
mulai bisa bersepeda roda tiga.
2) Motorik Halus
Menggambat lingkaran, mencuci tangan sendiri dan menggosok gigi
3) Personal Sosial
Sudah belajar bermain dengan teman sebayanya.
B. Diagnosa keperawatan & investasi tindakan keperawatan
a. Devisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan
diare
b. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrisi tak adekuat
c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan status
metabolic
d. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
melemahnya kemampuan fisik
e. Ansietas atau kecemasan orang tua berhubungan dengan
kurangnya informasi.
C. Intervensi
No. DX
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Rencana
Asuhan Keperawatan
|
Rasional
|
|
Tujuan & Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
|||
1
|
Devisit
volume cairan dan elektrolit b/d diare.
Batasana
karateristik
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 1x24 Jam diharapkan klien mampu yang dibuktikan
dengan kriteria hasil :
a. Mempertahankan
atau menunjukan perubahan perubahan keseimbangan cairan dibuktikan dengan :
·
Tanda vital stabil
·
Membran mukosa lembab
·
Turgor kulit baik
b. Melaporkan
penurunan efek defekasi, konsistensi kembali normal
|
1. Observasi
dan catat frekuensi dan karakteristik defekasi.
2. Kaji
tanda-tanda vital (TD, suhu nadi pernapasan).
3. Observasi
kulit kering berlebihan dan membran mukosa, pemurunan turgor kulit
4. Ukur
BB tiap hari.
5. Kolaborasi
dalam peberian IVFD.
6. Berikan
obat sesuai dengan indikasi (antidiare antibiotik).
|
1. Membantu
membedakan penyakit individu dan mengkaji beratnya episode.
2. Hipotensi
takikardi demam dapat menunjukan respons terhadat dan atau efek kehilangan
cairan.
3. Menunjukan
kehilangan cairan berlebihan atau dehidrasi.
4. Indikator
dalam menilai status cairan dan gizi seseorang.
5. Untuk
membantu dalam memperbaiki gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
6. Menurunkan
mobilitasi usus bila diare terjadi dan untuk mengobati infeksi.
|
2
|
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b/d intake nutrisi tak adekuat
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 Jam
diharapkan nutrisi klien dapat terpenuhi yang dibuktikan dengan kriteria
hasil :
a. Menunjukan
peningkatan berat badan
b. Tidak
mengalami tanda mal nutrisi
c. Porsi
makan dihabiskan
|
1. Catat
stasus nutisi pasien pada penerimaan, catat turgor kulit, integritas mukosa
oral .
2. Dorong
makan dan sering dengan makanan tinggi protein dan kiarbohidrat
3. Kaji
riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai.
4. Timbangan
dengan ahli gizi dalam pemberian diet.
5. Kolaborasi
dengan ahli g8izi dalam pemberian diet.
|
1.
Berguna dalam mendefinisikan derajat atau luasnya
masalah dan pilihan intervensi
yang tepat.
2.
Maksimalkan masukan nutrisi dan menurunkan kelemahan.
3.
Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan
intervensi.
4.
Mengawasi penurunan BB atau efektifitas intervensi
nutrisi.
5.
Membantu dalam membuat rencana diet untuk memenuhi kebutuhan individual.
|
3
|
Gangguan
integritas kulit berhubungan dengan status metabolic.
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan tidak terjadi kerusakan
integritas kulit yang dibuktikan dengan kriteria hasil:
a.
Kulit Tak kering/bersisik
b.
Elastisitas kembali normal
|
1.
Kaji kulit tiap hari (catat warna dan turgor kulit).
2.
Pertahankan instruksi dalam hygiene kulit misalnya:
nmembasuh kemudian mengeringkannya dengan hati-hati.
3.
Pertahankan sprei bersih, kering dan tidak berkerut.
4.
Balikkan atau ubah posisi dengan sering ukur.
5.
Anjurkan menggunakan pakaian yang lembut dan longgar
tiap hari.
|
1.
Menentukan garis dasar dimana perubahan pada status
dapat di bandingkan dengan melakukan intervensi yang tepat.
2.
Mempertahankan kebersihan, karena kulit yang kering
dapat terjadi barier kulit.
3.
Menurunkan kemungkinan terjadinya infeksi kulit.
4.
Mencegah sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit atau
jaringan yang tidak perlu.
5.
Mencegah terjadinya infeksi kulit.
|
4
|
Perubahan
pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan melemahnya kemampuan fisik.
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 Jam
diharapkan tidak terjadi perubahan pada tumbuh dan kembang klien yang
dibuktikan dengan kriteria hasil :
a.
Menunjukan perkembangan motorik sesuai dengan usianya
b.
Tidak terjadi kelemahan fisik
|
1.
Berikan kesempatan bagi anak yang sakit untuk memenuhi
tugas perkembangan .
2.
Berikan mainan sesuai usia anak.
3.
Anjurkan pada orang tua tentang tugas perkembangan yang
sesuai dengan kelompok usia.
|
1.
Membantu anak untuk berkembang sesuai usianya.
2.
Membantu anak untuk mengekspresikan perasaannya.
3.
Membantu anak untuk memahami tugas perkembangannya.
|
5.
|
Ansietas atau kecemasan orang tua b/d kurangnya informasi.
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 Jam
diharapkan klien atau orang tua tidak merasa cemas yang dibuktikan dengan
kriteria hasil :
a. Menyatakan
kesadaran terhadap perasaan dan cara yang sehat untuk menghadapi masalah
b. Melaporkan
ansietas menurun sampai tingkat dapat ditangangi
|
1.
Catat petunjuk perilaku, misalnya gelisah.
2.
Dorong pasien menyatakan perasaan, berikan umpan balik.
3.
Berikan informasi yang akurat tentang kondisi pasien
4. Anjurkan
untuk relaksasi.
|
1.
Sebagai indikator derajat ansietas.
2.
Membina hubungan trapeutik.
3.
Dilakukan agar bisa menurunkan
ansietas.
4.
Membantu dalam Mengurangi mengurangi ansietas.
|
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan, Deden. 2012. Proses Keperawatan Penerapan Konsep Dan
Kerangka Kerja. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Irianto, Koes. 2013. Anatomi Dan
Fisiologi. Bandung: Alfabeta
Marya, R. K. 2013. Buku Ajar
Patofisiologi. Tangerang Selatan: Bina Rupaaksara
Nursalam.2008.
Asuhan Keperawatan Bayi Dan Anak (Untuk
Perawat Dan Bidan). Jakarta: Salemba Medika.
No comments:
Post a Comment
jangan komen yang aneh-aneh