9/10/2018

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN Gastroenteritis Akut


 BY SITI MUTIAH CC: FOR CREDIT
BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
Diare atau dikenal dengan sebutan mencret memang merupakan penyakit yang masih banyak terjadi pada masa kanak dan bahkan menjadi salah satu penyakit yang banyak menjadi penyebab kematian anak yang berusia di bawah lima tahun (balita). Karenanya, kekhawatiran orang tua terhadap penyakit diare adalah hal yang wajar dan harus dimengerti. Justru yang menjadi masalah adalah apabila ada orang tua yang bersikap tidak acuh atau kurang waspada terhadap anak yang mengalami diare. Misalnya, pada sebagian kalangan masyarakat, diare dipercaya atau dianggap sebagai pertanda bahwa anak akan bertumbuh atau berkembang. Kepercayaan seperti itu secara tidak sadar dapat mengurangi kewaspadaan orang tua.  sehingga mungkin saja diare akan membahayakan anak.
Menurut data United Nations Children’s Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) pada 2009, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data UNICEF memberitakan bahwa 1,5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena diare. Angka tersebut bahkan masih lebih besar dari korban AIDS, malaria, dan cacar jika digabung. Sayang, di beberapa negara berkembang, hanya 39 persen penderita mendapatkan penanganan serius.
Diare disebabkan faktor cuaca, lingkungan, dan makanan. Perubahan iklim, kondisi lingkungan kotor, dan kurang memerhatikan kebersihan makanan merupakan faktor utamanya. Penularan diare umumnya melalui 4F, yaitu Food, Fly , Feces, dan Finger.
Oleh karena itu, upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan memutus rantai penularan tersebut. Sesuai data UNICEF awal Juni 2010, ditemukan salah satu pemicu diare baru, yaitu bakteri Clostridium difficile yang dapat menyebabkan infeksi mematikan di saluran pencernaan. Bakteri ini hidup di udara dan dapat dibawa oleh lalat yang hinggap di makanan.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam penyusunan makalah diharapkan :
1.      Apa Yang Di Maksud Dengan Penyakit Gastroenteritis Akut?
2.      Apa Etiologi Dari Gastroenteritis Akut?
3.      Apa Manifestasi Klinis Dari Gastroenteritis Akut?
4.      Bagaimana Patifisiologi Dari Gastroenteritis Akut?
5.      Apa Pemeriksaan Penunjang Gastroenteritis Akut?
6.      Apa Penatalaksanaan Medis Dari Gastroenteritis Akut?
7.      Bagaimana Konsep Keperawatan Pada Gastroenteritis Akut?


C. TUJUAN PENULISAN
1.        Tujuan Umum
a.         Menyelesaikan tugas PKK Keperawatan Anak  dalam penulisan Makalah dan Seminar PKK keperawatan Anak Politeknik Kesehatan Kemenkes  Maluku Jurusan Kepeperawatan
2.        Tujuan Khusus
a.          Menjelaskan apa itu Gastroenteritis Akut
b.         Menjelaskan bagaimana Etiologi Gastroenteritis Akut
c.          Menjelaskan Patofisiologi dari Gastroenteritis Akut
d.         Menjelaskan Manifestasi Klinik dari Gastroenteritis Akut
e.          Menjelaskan  Tentang Pemeriksaan Diagnostik Gastroenteritis Akut
f.           Menjelaskan  Bagaimana Penatalaksanaan Medis Penyakit Gastroenteritis Akut
g.         Serta Menjabarkan Tentang Asuhan Keperawatan Dengan Gastroenteritis Akut







D. MANFAAT PENULISAN
Dalam Penyusunan makalah tentang penyakit Gastroenteritis Akut
a.       Diharapkan pembaca  mengetahui apa itu Gastroenteritis Akut
b.      Diharapkan pembaca  mengetahui etiologi dari Gastroenteritis Akut
c.       Diharapkan pembaca  mengetahui Patofisiologi Gastroenteritis Akut
d.      Diharapkan pembaca  mengetahui Manifestasi Klinik dari Gastroenteritis Akut
e.       Diharapkan pembaca cara mengetahui Penatalaksanaan Gastroenteritis Akut
f.        Diharapkan pembaca  mengetahui bagaimana Penyusunan askep Gastroenteritis Akut
















BAB II
     KAJIAN PUSTAKA

A.      KONSEP DASAR PENYAKIT
1.      Pengertian
a.      Gastroenteritis Akut
Gastroenteritis Akut adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, dan frekuensinya lebih dari 3x sehari. ( Iriato, Koes: 2013)
Gastroenteritis Akut ditandai oleh peningkatan kandungan air pada feses yang biasanya disertai dengan Peningkatan Frekuensi Defekasi. (Marya. R.K. : 2013)
Sedangkan menurut WHO (1980) diare adalah defikasi encer lebih dari 3 kali sehari tanpa/ dengan daerah/ sendiri didalam tinja.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus.





2.      Penyebab/Etiologi
Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil, ditinjau dari sudut patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:
1.      Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:
a)    Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella, salmonela, E. Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium perfarings, stapylococus aureus, comperastaltik usus halus yang disebabkan bahan-bahan kimia makanan (misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas, terlalau asam), gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin, alergi dan sebagainya.
b)    Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan jamur terutama canalida.
2.  Diare osmotik (osmotik diarrhoea) disebabkan oleh:
a)    Malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin dan mineral.
b)    Kurang kalori protein.
c)    Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.
Sedangkan menurut Ngastiyah , penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu:
1.      Faktor infeksi
a)    Infeksi enteral
Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi: infeksi bakteri, infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo coxsackie). Adeno virus, rota virus, astrovirus, dll) dan infeksi parasit : cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongxloides) protozoa (entamoeba histolytica, giardia lamblia, trichomonas homunis) jamur (canida albicous).
b)    Infeksi parenteral
ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA) tonsilitis/tonsilofaringits, bronkopeneumonia, ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah dua (2) tahun.
2.. Faktor malaborsi
Malaborsi karbohidrat, lemak dan protein.
3. Faktor makanan
4. Faktor psikologis

3.      Patofisiologi
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium).
Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis akut.
Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu klien ke klien yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik.
Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (asidosis metabolik dan hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.     

                                                           

4.      Manifestasi Klinik (tanda dan gejala)
Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh naik, nafsu makan berkurang kemudian timbul diare. Tinja mungkin disertai lendir dan darah. Warna tinja makin lama berubah kehijauan karena bercampur dengan empedu, daerah anus dan sekitarnya timbul luka lecet karena sering defikasi dan tinja yang asam akibat laktosa yang tidak diabsorbsi usus selama diare. Gejala muntah dapat timbul sebelum atau selama diare dan dapat disebabkan karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila kehilangan cairan terus berlangsung tanpa pergantian yang memadai gejala dehidrasi mulai tampak yaitu : BB turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun cekung (bayi), selaput lendir bibir dan mulut, serta kulit kering.
Bila berdasarkan terus berlanjut, akan terjadi renjatan hypovolemik dengan gejala takikardi, denyut jantung menjadi cepat, nadi lemah dan tidak teraba, tekanan daran turun, pasien tampak lemah dan kesadaran menurun, karena kurang cairan, deuresis berkurang (oliguria-anuria). Bila terjadi asidosis metabolik pasien akan tampak pucat, nafas cepat dan dalam (pemafasan kusmaul).

5.      Pemeriksaan Penunjang
1.    Pemeriksaan darah tepi lengkap
2.    Pemeriksaan, ureum, kreatinin, dan berat jenis plasma
3.    Pemeriksaan urine lengkap
4.    Pemeriksaan tinja lengkap dan biakan tinja dari colok dubur
5.    Pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicurigai infeksi sistemik
6.    Pemeriksaan sediaan darah malaria serta serologi helicobacter jejuni sangat dianjurkan
7.    Duodenal intubation  untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif tentang pada diare kronik.
8.    Pemeriksaan darah 5 darah perifer lengkap, analisis gas darah (gda) & elektrolit (na, k, ca, dan p serum yang diare disertai kejang)
Derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan :
1.    Kehilangan BB
a.    Tidak ada dehidrasi            : menurun BB < 2 %
b.    Dehidrasi ringan                : menurun BB 2 - 5%
c.    Dehidrasi sedang               : menurun BB 5 - 10%
d.   Dehidrasi berat                   : menurun BB 10%

2.    Menentukan kekenyalan kulit, kulit perut dijepit antara ibu jari dan telunjuk (selama 30-60 detik) kemudian dilepaskan, jika kulit kembali dalam :
a.    1 detik ; turgor agak kurang (dehidrasi ringan)
b.    1-2 detik : turgor kurang (dehidrasi sedang)
c.    2 detik: turgor sangat kurang (dehidrasi berat)
Pada pasien yang mengalami dehidrasi atau toksisitas berat atau diare berlangsung lebiih dari beberapa hari, di perlukan beberapa pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan tersebut pemeriksaan darah tepi lengkap (hemoglobin, hematokrit, leukosit, hitung jenis leukosit), kadar eliktrolit serum,ureum dan kretinin, pemeriksaan tinja dan pemeriksaan enzyme- linked immunorsorbent assay (ELISA) menditeksi giardiasis dan tes serologic amebiasis, dan foto x-ray abdomen. Pasien dengan diare karena virus,biasanya memiliki jumlah dan hitung jenis leukost yang normal atau limfositosis. pasien dengan infeksi bakteri terutama pada infeksi bakteri yang infasif ke mukosa, memiliki leukositosis dengan kelebihan darah putih muda. Neurotropenia dapat timbul pada salmonellosis. Ureum dan kreatinin di periksa untuk memeriksa adanya kekurangan volume cairan dan mineral tubuh pemeriksaaan tinja dilakukan untuk mellihat adanya leukosit dalam tinja yang menunjukan adanya infeksi bakteri,adanya telur cacing dan parasit dewasa.. (Sudoyo,2007:408)
6.      Penatalaksanaan
a.       Pemberian cairan
b.      Diatetik
c.       Obat-obatan
Keterangan :
a.       Pemberian cairan,pada klien diare dengan memperhatikan derajat dehidrasinya dan keadaan umum.
1)      Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang,cairan diberikan peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na,Hco,Kal dan Glukosa,untuk Diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan,atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/I dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan gula ) atau air tajin yang diberi gula dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah sebelum dibawa kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.
2)      Cairan parentral
Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat badan atau ringannya dehidrasi,yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.
a)      Dehidrasi ringan
1)      1 jam pertama 25 – 50 ml / Kg BB / hari
2)      Kemudian 125 ml / Kg BB / oral
b)      Dehidrasi sedang
1)      1 jam pertama 50 – 100 ml / Kg BB / oral
2)      Kemudian 125 ml / kg BB / hari
c)      Dehidrasi berat
1)      Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun dengan berat badan 3 – 10 kg
a)      1 jam pertama : 40 ml / kg BB / jam = 10 tetes / kg BB / menit (infus set 1 ml = 15 tetes atau 13 tetes / kg BB / menit.
b)      7 jam berikutnya 12 ml / kg BB / jam = 3 tetes / kg BB / menit ( infus set 1 ml = 20 tetes ).
c)      16 jam berikutnya 125 ml / kg BB oralit per oral bila anak mau minum,teruskan dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit atau 3 tetes / kg BB / menit.
2)      Untuk anak lebih dari 2 – 5 tahun dengan berat badan 10 – 15 kg.
a)      1 jam pertama 30 ml / kg BB / jam atau 8 tetes / kg BB / menit ( infus set 1 ml = 15 tetes ) atau 10 tetes / kg BB / menit ( 1 ml = 20 tetes ).
b)      7 jam kemudian 127 ml / kg BB oralit per oral,bila anak tidak mau minum dapat diteruskan dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit atau 3 tetes / kg BB / menit.
3)      Untuk anak lebih dari 5 – 10 tahun dengan berat badan 15 – 25 kg.
a)      1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB / menit ( infus set 1 ml = 20 tetes ).
b)      16 jam berikutnya 105 ml / kg BB oralit per oral.

b.      Diatetik ( pemberian makanan )
Terapi diatetik adalah pemberian makan dan minum khusus kepada penderita dengan tujuan meringankan,menyembuhkan serta menjaga kesehatan penderita.Hal – hal yang perlu diperhatikan :
1)      Memberikan Asi
2)      Memberikan bahan makanan yang mengandung cukup kalori,protein,mineral dan vitamin,makanan harus bersih.
c.       Obat-obatan
1)      Obat anti sekresi
2)      Obat anti spasmolitik
3)      Obat antibiotik

















BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
B.       Konsep Dasar Keperawatan
a)             Pengkajian
1.      Biodata
a.       Identitas klien meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, alamat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, nomor register, dan diagnosa medis.
b.      Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, usia, pendidikan,pekerjaan/sumber penghasilan, agama, dan alamat.
c.       Identitas saudara kandung meliputi nama, usia, jenis kelamin, hubungan dengan klien, dan status kesehatan.
2. Keluhan Utama : Buang air berkali-kali dengan konsistensi encer
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada umumnya anak masuk Rumah Sakit dengan keluhan buang air cair berkali-kali baik disertai atau tanpa dengan muntah, tinja dpat bercampur lendir dan atau darah, keluhan lain yang mungkin didapatkan adalah napsu makan menurun, suhu badan meningkat, volume diuresis menurun dan gejala penurunan kesadaran
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Meliputi pengkajian riwayat :
                        1)   Prenatal
Kehamilan yang keberapa, tanggal lahir, gestasi (fulterm, prematur, post matur), abortus atau lahir hidup, kesehatan selama sebelumnya/kehamilan, dan obat-obat yang dimakan serta imunisasi.
2)    Natal
Lamanya proses persalinan, tempat melahirkan, obat-obatan, orang yang menolong persalinan, penyulit persalinan.
3)   Post natal
Berat badan nomal 2,5 Kg – 4 Kg, Panjang Badan normal 49 -52 cm, kondisi kesehatan baik, apgar score , ada atau tidak ada kelainan kongenital.
4)   Feeding
Air susu ibu atau formula, umur disapih (2 tahun), jadwal makan/jumlahnya, pengenalan makanan lunak pada usia 4-6 bulan, peubahan berat-badan, masalah-masalah feeding (vomiting, colic, diare), dan penggunaan vitamin dan mineral atau suplemen lain.

5)   Penyakit sebelumnya
Penyebabnya, gejala-gejalanya, perjalanan penyakit, penyembuhan, kompliksi, insiden penyakit dalam keluarga atau masyarakat, respon emosi terhadap rawat inap sebelumnya.
6)   Alergi
Apakah pernah menderita hay fever, asthma, eksim. Obat-obatan, binatang, tumbuh-tumbuhan, debu rumah
7)   Obat-obat terakhir yang didapat
Nama, dosis, jadwal, lamanya, alasan pemberian.
8)   Imunisasi
Polio, hepatitis, BCG, DPT, campak, sudah lengkap pada usia 3 tahun, reaksi yang terjadi adalah biasanya demam, pemberian serum-serum lain, gamma globulin/transfusi, pemberian tubrkulin test dan reaksinya.
9)   Tumbuh Kembang
Berat waktu lahir 2, 5 Kg – 4 Kg. Berat badan bertambah 150 – 200 gr/minggu, TB bertambah 2,5 cm / bulan, kenaikan ini terjadi sampai 6 bulan. Gigi mulai tumbuh pada usia 6-7 bulan, mulai duduk sendiri pada usia 8-9 bulan, dan bisa berdiri dan berjalan pada usia 10-12 bulan.
1.                   Riwayat Psikososial
Anak sangat menyukai mainannya, anak sangat bergantung kepada kedua orang tuanya dan sangat histeris jika dipisahkan dengan orang tuanya. Usia 3 tahun (toddlers) sudah belajar bermain dengan teman sebaya.
2.                   Riwayat Spiritual
Anak sudah mengenal beberapa hal yang bersifat ritual misalnya berdoa.
3.                   Reaksi Hospitalisasi
a.        Kecemasan akan perpisahan : kehilangan interaksi dari keluarga dan lingkungan yang dikenal, perasaan tidak aman, cemas dan sedih
b.       Perubahan pola kegiatan rutin
c.        Terbatasnya kemampuan untuk berkomunikasi
d.       Kehilangan otonomi
e.        Takut keutuhan tubuh
f.        Penurunan mobilitas seperti kesempatan untuk mempelajari dunianya dan terbatasnya kesempatan untuk melaksanakan kesenangannya
4.          Aktivitas Sehari-Hari
1. Kebutuhan cairan pada usia 3 tahun adalah 110-120 ml/kg/hari
2. Output cairan :
(a)  IWL (Insensible Water Loss)
(1) Anak : 30 cc / Kg BB / 24 jam
(2) Suhu tubuh meningkat : 10 cc / Kg BB + 200 cc (suhu tubuh – 36,8 oC)
(b)  SWL (Sensible Water Loss) adalah hilangnya cairan yang dapat diamati, misalnya berupa kencing dan faeces. Yaitu :
(1) Urine : 1 – 2 cc / Kg BB / 24 jam
(2) Faeces : 100 – 200 cc / 24 jam
3. Pada usia 3 tahun sudah diajarkan toilet training.
5.         Pemeriksaan Fisik
a)     Tanda-tanda vital
1)       Suhu badan : mengalami peningkatan
2)       Nadi : cepat dan lemah
3)       Pernafasan : frekuensi nafas meningkat
4)       Tekanan darah : menurun
b)    Antropometri
Pemeriksaan antropometri meliputi berat badan, Tinggi badan, Lingkaran kepala, lingkar lengan, dan lingkar perut. Pada anak dengan diare mengalami penurunan berat badan.
c)    Pernafasan
Biasanya pernapasan agak cepat, bentuk dada normal, dan tidak ditemukan bunyi nafas tambahan.

d)    Cardiovasculer
Biasanya tidak ditemukan adanya kelainan, denyut nadi cepat dan lemah.
e)     Pencernaan
Ditemukan gejala mual dan muntah, mukosa bibir dan mulut kering, peristaltik usus meningkat, anoreksia, BAB lebih 3 x dengan konsistensi encer
f)     Perkemihan
Volume diuresis menurun.
g)     Muskuloskeletal
Kelemahan fisik akibat output yang berlebihan.
h)    Integumen
lecet pada sekitar anus, kulit teraba hangat, turgor kulit jelek
i)      Endokrin
Tidak ditemukan adanya kelaianan.
j)      Penginderaan
Mata cekung, Hidung, telinga tidak ada kelainan
k)     Reproduksi
Tidak mengalami kelainan.
l)      Neorologis
Dapat terjadi penurunan kesadaran.

6. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
1)     Motorik Kasar
Sudah bisa naik/turun tangga tanpa dibantu, mamakai baju dengan bantuan, mulai bisa bersepeda roda tiga.
2)     Motorik Halus
Menggambat lingkaran, mencuci tangan sendiri dan menggosok gigi
3)     Personal Sosial
Sudah belajar bermain dengan teman sebayanya.
B.     Diagnosa keperawatan & investasi tindakan keperawatan
a.       Devisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan diare
b.      Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi tak adekuat
c.       Gangguan integritas kulit berhubungan dengan status metabolic
d.      Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan melemahnya kemampuan fisik
e.       Ansietas atau kecemasan orang tua berhubungan dengan kurangnya informasi.




C.    Intervensi

No. DX
Diagnosa Keperawatan
Rencana Asuhan Keperawatan
Rasional
Tujuan & Kriteria Hasil
Intervensi

1

Devisit volume cairan dan elektrolit b/d diare.
Batasana karateristik


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 Jam diharapkan klien mampu yang dibuktikan dengan kriteria hasil :
a.       Mempertahankan atau menunjukan perubahan perubahan keseimbangan cairan dibuktikan dengan :
·         Tanda vital stabil
·         Membran mukosa lembab
·         Turgor kulit baik
b.       Melaporkan penurunan efek defekasi, konsistensi kembali normal


1.    Observasi dan catat frekuensi dan karakteristik defekasi.

2.    Kaji tanda-tanda vital (TD, suhu nadi pernapasan).

3.    Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa, pemurunan turgor kulit

4.    Ukur BB tiap hari.

5.    Kolaborasi dalam peberian IVFD.

6.    Berikan obat sesuai dengan indikasi (antidiare antibiotik).


1.       Membantu membedakan penyakit individu dan mengkaji beratnya episode.

2.       Hipotensi takikardi demam dapat menunjukan respons terhadat dan atau efek kehilangan cairan.

3.       Menunjukan kehilangan cairan berlebihan atau dehidrasi.

4.       Indikator dalam menilai status cairan dan gizi seseorang.

5.       Untuk membantu dalam memperbaiki gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

6.       Menurunkan mobilitasi usus bila diare terjadi dan untuk mengobati infeksi.


2

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake nutrisi tak adekuat


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 Jam diharapkan nutrisi klien dapat terpenuhi yang dibuktikan dengan kriteria hasil :
a.       Menunjukan peningkatan berat badan
b.       Tidak mengalami tanda mal nutrisi
c.       Porsi makan dihabiskan


1.       Catat stasus nutisi pasien pada penerimaan, catat turgor kulit, integritas mukosa oral .

2.       Dorong makan dan sering dengan makanan tinggi protein dan kiarbohidrat

3.       Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai.

4.       Timbangan dengan ahli gizi dalam pemberian diet.

5.       Kolaborasi dengan ahli g8izi dalam pemberian diet.

1.       Berguna dalam mendefinisikan derajat atau luasnya masalah dan         pilihan intervensi yang tepat.

2.       Maksimalkan masukan nutrisi dan menurunkan kelemahan.

3.       Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensi.

4.       Mengawasi penurunan BB atau efektifitas intervensi nutrisi.

5.       Membantu dalam membuat rencana diet untuk memenuhi kebutuhan individual.


3

Gangguan integritas kulit berhubungan dengan status metabolic.


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan tidak terjadi kerusakan integritas kulit yang dibuktikan dengan kriteria hasil:
a.       Kulit Tak kering/bersisik
b.       Elastisitas kembali normal


1.       Kaji kulit tiap hari (catat warna dan turgor kulit).


2.       Pertahankan instruksi dalam hygiene kulit misalnya: nmembasuh kemudian mengeringkannya dengan hati-hati.

3.       Pertahankan sprei bersih, kering dan tidak berkerut.

4.       Balikkan atau ubah posisi dengan sering ukur.

5.       Anjurkan menggunakan pakaian yang lembut dan longgar tiap hari.


1.       Menentukan garis dasar dimana perubahan pada status dapat di bandingkan dengan melakukan intervensi yang tepat.

2.       Mempertahankan kebersihan, karena kulit yang kering dapat terjadi barier kulit.

3.       Menurunkan kemungkinan terjadinya infeksi kulit.

4.       Mencegah sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit atau jaringan yang tidak perlu.

5.       Mencegah terjadinya infeksi kulit.


4

Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan melemahnya kemampuan fisik.


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 Jam diharapkan tidak terjadi perubahan pada tumbuh dan kembang klien yang dibuktikan dengan kriteria hasil :
a.       Menunjukan perkembangan motorik sesuai dengan usianya

b.       Tidak terjadi kelemahan fisik







1.       Berikan kesempatan bagi anak yang sakit untuk memenuhi tugas perkembangan .

2.       Berikan mainan sesuai usia anak.

3.       Anjurkan pada orang tua tentang tugas perkembangan yang sesuai dengan kelompok usia.




1.       Membantu anak untuk berkembang sesuai usianya.


2.       Membantu anak untuk mengekspresikan perasaannya.

3.       Membantu anak untuk memahami tugas perkembangannya.


5.

Ansietas atau kecemasan orang tua b/d  kurangnya informasi.


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 Jam diharapkan klien atau orang tua tidak merasa cemas yang dibuktikan dengan kriteria hasil :
a.       Menyatakan kesadaran terhadap perasaan dan cara yang sehat untuk menghadapi masalah
b.       Melaporkan ansietas menurun sampai tingkat dapat ditangangi


1.       Catat petunjuk perilaku, misalnya gelisah.

2.       Dorong pasien menyatakan perasaan, berikan umpan balik.

3.       Berikan informasi yang akurat tentang kondisi pasien

4.       Anjurkan untuk relaksasi.

1.    Sebagai indikator derajat ansietas.

2.    Membina hubungan trapeutik.

3.    Dilakukan agar bisa menurunkan ansietas.

4.    Membantu dalam Mengurangi mengurangi ansietas.











DAFTAR PUSTAKA


Dermawan, Deden. 2012. Proses Keperawatan Penerapan Konsep Dan Kerangka Kerja. Yogyakarta: Gosyen Publishing

Irianto, Koes. 2013. Anatomi Dan Fisiologi. Bandung: Alfabeta

Marya, R. K. 2013. Buku Ajar Patofisiologi. Tangerang Selatan: Bina Rupaaksara

Nursalam.2008. Asuhan Keperawatan Bayi Dan Anak (Untuk Perawat Dan Bidan). Jakarta: Salemba Medika.






























No comments:

Post a Comment

jangan komen yang aneh-aneh