9/10/2018

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN Otitis eksterna


 BY SITI MUTIAH CC: FOR CREDIT
     BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
Otitis adalah inflamasi telinga. Inflamasi dapat terjadi di saluran telinga luar, yang disebut otitis eksterna atau di telinga tengah yang disebut otitis media. (Elzabet J. Corwin, 2009)
Otitis eksterna merupakan peradangan pada liang telinga yang terjadi secara akut maupun kronis. Penyebabnya dapat berupa infeksi oleh bakteri, virus maupun jamur. Insidens otitis eksterna akut terjadi pada 4 dari 1000 anak dan orang dewasa per tahun.
Laporan pertama dari CDC (Center for Disease Control and Prevention) yang menggambarkan secara keseluruhan epidemiologi otitis eksterna akut di Amerika Serikat, diperkirakan bahwa 2,4 juta kunjungan pertahun yang terdiagnosis di pusat kesehatan merupakan kasus otitis eksterna akut (8,1 kunjungan per 1000 populasi).
Di Indonesia sendiri pasien dengan otitis eksterna tebanyak adalah pada kelompok umur dewasa, 15-49  tahun.
Dengan mempelajari pernyataan kasus otitis eksterna di atas maka kelompok kami berusaha  membahas dan menguraikan tentang penyakit otitis eksterna, sehingga diharapkan masalah penyakit otitis eksterna ini tidak menjadi momok yang menakutkan bagi kalangan anak-anak dan dewasa di era modern ini. 
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam penyusunan makalah diharapkan :
1.    Apa yang di maksud dengan penyakit Otitis eksterna?
2.    Bagaimana jalanya penyakit Otitis eksterna?
3.    Bagaimana tanda dan gejala penyakit Otitis eksterna?
4.    Apa saja Komplikasi dari Penyakit Otitis eksterna?
5.    Bagaimana cara mengetahui Penyakit Otitis eksterna?
6.    Bagimana Penatalaksanaan Medik pada Penyakit Otitis eksterna?

C. TUJUAN PENULISAN
1.     Tujuan Umum
a.      Menyelesaikan tugas PKK KMB 1 dalam penulisan Makalah dan Seminar PKK KMB 1 Politeknik Kesehatan Kemenkes  Maluku Jurusan Kepeperawatan
2.     Tujuan Khusus
a.      Menjelaskan apa itu Otitis eksterna
b.      Menjelaskan bagaimana jalanya penyakit Otitis eksterna
c.      Menjelaskan tanda dan gejala penyakit Otitis eksterna
d.      Menjelaskan Komplikasi dari Penyakit Otitis eksterna
e.      Menjelaskan  cara mengetahui Penyakit Otitis eksterna
f.       Menjelaskan  bagaimana Penatalaksanaan Medis Penyakit Otitis eksterna
D. MANFAAT PENULISAN
Dalam Penyusunan makalah tentang penyakit Otitis eksterna
a.    Diharapkan pembaca  mengetahui apa itu Otitis eksterna
b.    Diharapkan pembaca  mengetahui bagaimana proses masa inkubasi penyakit Otitis eksterna
c.    Diharapkan pembaca  mengetahui tanda dan gejala penyakit Otitis eksterna
d.    Diharapkan pembaca  mengetahui Komplikasi dari Penyakit Otitis eksterna
e.    Diharapkan pembaca  mengetahui cara Penyakit Otitis eksterna
f.     Diharapkan pembaca  mengetahui bagaimana penatalaksanaan Medis Penyakit Otitis eksterna










BAB II
     KAJIAN PUSTAKA

A.    KONSEP DASAR PENYAKIT
1.    Pengertian
a.    Otitis
Otitis Eksterna adalah suatu infeksi pada saluran telinga bagian luar ( Koes irianto, 2013)
Otitis eksterna adalah radang telinga bagian luar yang disebabkan oleh jamur parastic , ditandai dengan pengerasan struktur telinga.
Otitis Eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang dapat menyebar ke pina periaukikular atau tulang temporal, biasanya seluruh liang telinga terlibat, tetapi pada furunkel liang telinga luar dapat dianggap pembentukan lokal otitis eksterna
Jadi, otitis eksterna adalah peradangan yang terjadi pada saluran telinga luar, yang diakibatkan oleh infeksi virus, maupun bakteri, dan kebiasaan menggerok telinga.Dan berenang.




2.    Anatomi & fisiologi telinga
Anatomi telinga terdiri dari :
Normal Ear Anatomy
1)    Bagian Telinga luar:
Terdiri dari daun telinga (aurikular) dan liang telinga sampai membran timpani. Bagian daun telinga (aurikular) membantu mengarahkan suara ke liang telinga (meatus akustikus eksterna) dan akhirnya menuju ke gendang telinga (membran timpani ). Rancangan yang begitu kompleks pada telinga luar berfungsi untuk menangkap suara dan bagian terpenting adalah liang telinga, saluran ini merupakan hasil susunan tulang dan rawan yang dilapisi kulit tipis di dalam saluran terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan zat seperti lilin yang disebut serumen.
2)    Bagian Telinga tengah:
Berupa bilik kecil yang mengandung udara yang di dalamnya terdapat tulang-tulang pendengaran. Tulang-tulang pendengaran itu meliputi tulang martil, tulang landasan , dan tulang sanggurdi (maleus , incus, stapes). Dari gendang telinga getaran-getaran suara diteruskan oleh tulang-tulang ini ke selaput yang menutupi tingkap atau jendela jorong. Dengan demikian getaran suara sampai ke telinga bagian dalam. Telinga bagian tengah itu berhubungan dengan rongga hidung dengan perantaraan saluran eustachius, yang berfungsi untuk mengatur supaya tekanan udara di dalam telinga tengah dan luar sama besarnya.
3)    Bagian telinga dalam
Merupakan bagian yang bertugas menerma rangsangan (reseptor). Terletak dalam ruangan dalam tulang karang yang disebut labirin keras. Di dalamnya terdapat dua macam alat , yaitu alat pendengaran dan alat keseimbangan. Alat pendengaran berbentuk seperti siput dan di sebut sebagai koklea. Getaran-getaran suara yang sampai ke alat ini diterima alat penerima yaitu alat korti. Dari sini suara diteruskan melalui serabuit-serabut saraf ke pusat pendengaran .

3.    Penyebab/Etiologi
Kebanyakan penyebab otitis eksterna (infeksi telinga luar) termasuk air dalam kanalis auditorius eksterna (telinga perenang), trauma kulit kanalis memungkinkan masuknya organisme kejaringan, dan kondisi sistemik seperti defisit vitamin dan kelainan endokrin. Kanalis telinga normal steril pada beberapa orang sedang lainnya mengandung Staphylococus albus atau organisme lain seperti difteroid.
Patogen otitis eksterna yang paling sering adalah Staphylococus aureus dan spesies Pseudomonas.Jamur yang paling sering terisolasi dari telinga normal maupun yang terinfeksi adalah Aspergilus.Otitis eksterna sering disebabkan oleh dermatosis seperti psoriasis, ekzema, dermatitis sebore. Bahkan reaksi alergi terhadap semprot rambut, cat rambut, dan lotion pengeriting rambut permanen dapat mengakibatkan dermatitis, yang akan hilang bila bahan penyebabnya dihilangkan. Dengan pH normal 7,35-7,45.
4.    Patofisiologi
Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang sel-sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud (kapas pembersih) bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana.
Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan penimbunan air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah dan lembut pada saluran telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur.
                                                            Patway otitis eksterna
5.    Manifestasi Klinik (tanda dan gejala)
          Rasa sakit di dalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti terbakar hingga rasa sakit yang hebat, serta berdenyut. Meskipun rasa sakit sering merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering merupakan gejala sering mengelirukan. Kehebatan rasa sakit bisa agaknya tidak sebanding dengan derajat peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan bahwa kulit dari liang telinga luar langsung berhubungan dengan periosteum dan perikondrium, sehingga edema dermis menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagi pula, kulit dan tulang rawan 1/3 luar liang telinga bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan dihantarkan kekulit dan tulang rawan dari liang telinga luar dan mengkibatkan rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun telinga.
Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan penderita rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda permulaan peradangan suatu otitis eksterna akuta. Pada otitis eksterna kronik merupakan keluhan utama.
Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis eksterna akut. Edema kulit liang telinga, sekret yang sorous atau purulen, penebalan kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama, sering menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif. Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat-obatan yang digunakan kedalam telinga bisa menutup lumen yang mengakibatkan peredaman hantaran suara.2
6.    Pemeriksaan Penunjang
1.    Pemeriksaan otoscopi
2.    Tes rine (garpu tala)
3.    Tes bising
4.    Pemeriksaan Kultur (untuk kasus refrakter)
Dibuat hapusan àkultur dan sensitivitas kuman
5.    Laboratorium darah


7.    Penatalaksanaan
1.  Penatalaksanaan Otitis Eksterna
a.    Liang telinga dibersihkan dengan menggunakan kapas lidi.
b.    Pemasangan tampon pita ½ cm x 5 cm yang telah dibasahi dengan larutan Burowi filtrata pada MAE. Tampon secukupnya, tidak boleh diletakkan terlalu ke dalam (nyeri/bahaya melukai membran timpani, sulit mengeluarkan).
c.    Tampon setiap 2-3 jam sekali ditetesi dengan larutan Burowi agar tetap basah. Tampon diganti setiap hari. Larutan Burowi dapat diganti dengan tetes telinga yang mengandung steroid dan antibiotik.
d.    Apabila diduga infeksi kuman Pseudomonas diberikan tetes yang mengandung neomycine dan hydrocortisone.
e.    Pada infeksi jamur digunakan tetes telinga larutan asam salisilat 2-5% dalam alkohol 20%.
f.     Pada otitis eksterna kronik difus dapat diberikan triamsinolone 0,25% krim/salep atau dexamethasone 0,1%.
g.    Antibiotik oral tidak perlu diberikan. (Rukmini, 2005).




Penatalaksanaan otitis eksterna bertujuan :
a.    Membuang serumen, kotoran, dan sel-sel kulit mati dari liang telinga. Bersihkan dan keringkan menggunakan alat penghisap atau kapas kering.
b.    Mengeluarkan mikroorganisme. Masukkan tampon yang mengandung antibiotik ke dalam liang telinga untuk menghindari infeksi bakterial akut dan ulserasi. Berikan juga antibiotik sistemik jika perlu.
c.    Mengurangi rasa sakit, peradangan dan edema. Berikan obat golongan kortikosteroid misalnya metil prednisolon.
d.    Menghilangkan rasa tidak enak.
e.    Memulihkan pendengaran.
f.     Menghilangkan gatal dan penggarukan yang berulang. Terapi antifungal untuk menghindari infeksi jamur.








B.    KONSEP DASAR KEPERAWATAN
a)        Pengkajian
1.      Biodata
a.    Identitas klien meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, alamat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, nomor register, dan diagnosa medis.
b.    Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, usia, pendidikan,pekerjaan/sumber penghasilan, agama, dan alamat.
c.    Identitas saudara kandung meliputi nama, usia, jenis kelamin, hubungan dengan klien, dan status kesehatan.
2.       Keluhan Utama:  Biasanya pasien merasakan nyeri pada telinga kanan, perasaan tidak enak pada telinga, pendengaran berkurang, ketika membersihkan telinga keluar cairan berbau busuk
3.      Riwayat penyakit sekarang: pasien mengatakan Tanyakan sejak kapan keluhan dirasakan, apakah tiba-tiba atau perlahan-lahan, sejauh mana keluhan dirasakan, apa yang memperberat dan memperingan keluhan dan apa usaha yang telah dilakukan untuk mengurangi keluhan.
4.     Riwayat penyakit dahulu: Tanyakan pada klien dan keluarganya ; apakah klien dahulu    pernah menderita sakit seperti ini, apakah sebelumnya pernah menderita penyakit lain, seperti panas tinggi, kejang, apakah klien sering mengorek-ngorek telinga dengan jepit rambut atau cutton buds sehingga terjadi trauma, apakah klien sering berenang.
5.      Riwayat penyakit keluarga: Apakah ada diantara anggota keluarga klien yang menderita penyakit seperti klien saat ini dan apakah keluarga pernah menderita penyakit DM.
6.      Pemeriksaan Fisik
a.       Inspeksi :
               Inspeksi liang telinga, perhatikan adanya cairan atau bau, pembengkakan pada MAE, warna kulit telinga, apakah terdapat benda asing, peradangan, tumor.Inspeksi dapat menggunakan alat otoskopik (untuk melihat MAE sampai ke membran timpany). Apakah suhu tubuh klien meningkat.



b.      Palpasi:
       Lakukan penekanan ringan pada daun telinga, jika terjadi respon nyeri dari klien, maka dapat dipastikan klien menderita otitis eksterna sirkumskripta.
7.      Pemenuhan kebutusan dasar manusia
a.       Pola pemenuhan nutrisi metabolik
1) Intake makanan dan cairan
b.      Pola Persepsi Konsep Diri
1) Pandangan klien tentang sakitnya
2) Kecemasan
3) Konsep Diri
c.       Pola peran dan hubungan
1)    Komunikasi hubungan dengan orang lain, kemampuan keuangan
b.)  Diagnosa Keperawatan

1.      Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi & Trauma pada telinga
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, rasa nyeri dapat terkontrol dengan kriteria hasil :
a.    Skala nyeri 0( tidak nyeri)
b.    Ekspresi wajah tidak meringis
c.    Pasien mengatakan tidak merasa nyeri

INTERVENSI
RASIONAL
  1. Kaji karakteristik nyeri


  1. Anjurkan klien untuk tidak mengorek telinga

  1. Kompres dingin pada bagian mastoid.
1.    Menentukan tingkat keparahan dan intervensi lebih lanjut.
2.    Dapat memperoleh infeksi/rupture membrane tympani
3.    Kompres dapat mengurangi rasa nyeri.

2.      Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam klien menyatakan tidak demam lagi dengan kriteria hasil :
a.         Suhu 36,7°C-37°C
b.         Tidak terjadi tanda-tanda dehidrasi.


INTERVENSI
RASIONAL
  1. Ukur suhu 6 jam sekali


  1. Kompres hangat pada lipatan-lipatan dan kening


  1. Anjurkan pasien untuk minum lebih ± 2,5-3 L/hari
1.     Mengetahui perubahan suhu sebelum dan sesudah dilakukan intervensi
2.     Kompres pada lipatan, contohnya : ketiak, lebih cepat menurunkan panas karena pori-pori di daerah tersebut besar.
3.     Menceah dehidrasi sebagai efek demam.

3.      Gangguan persepsi sensori auditori berhubungan dengan gangguan hantaran bunyi pada organ pendengaran.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam fungsi indera pendengaran klien kembali normal dengan kriteria hasil :
a.       Gangguan pendengaran dapat teratasi
b.      Klien tidak mengalami hambatan komunikasi.


INTERVENSI
RASIONAL
1.    Kaji tingkat gangguan pendengaran
2.    Kaji adanya sekret
3.    Ambil serumen dengan suction
4.    Kolaborasi dengan dokter pemberian obat tetes tarivit otic 2X5 tetes .
5.    Mengetahui tingkat gangguan dan menentukan intervensi
6.    Mengetahui apakah ada sekret yang menghalagi pada saluran telinga
7.    Usaha untuk membersihkan saluran telinga dari sekret
8.    Usaha untuk mematikan bakteri dalam telinga luar
                                                                                                                             













No comments:

Post a Comment

jangan komen yang aneh-aneh