BY SITI MUTIAH CC: FOR CREDIT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Otitis adalah
inflamasi telinga. Inflamasi dapat terjadi di saluran telinga luar, yang
disebut otitis eksterna atau di
telinga tengah yang disebut otitis media. (Elzabet
J. Corwin, 2009)
Otitis eksterna merupakan peradangan pada liang telinga yang
terjadi secara akut maupun kronis. Penyebabnya dapat berupa infeksi oleh
bakteri, virus maupun jamur. Insidens otitis eksterna akut terjadi pada 4 dari
1000 anak dan orang dewasa per tahun.
Laporan pertama dari CDC (Center for Disease Control and
Prevention) yang menggambarkan secara keseluruhan epidemiologi otitis eksterna
akut di Amerika Serikat, diperkirakan bahwa 2,4 juta kunjungan pertahun yang
terdiagnosis di pusat kesehatan merupakan kasus otitis eksterna akut (8,1
kunjungan per 1000 populasi).
Di Indonesia sendiri pasien dengan otitis eksterna tebanyak adalah
pada kelompok umur dewasa, 15-49 tahun.
Dengan mempelajari pernyataan kasus otitis eksterna di atas maka kelompok
kami berusaha membahas dan menguraikan
tentang penyakit otitis eksterna, sehingga diharapkan masalah penyakit otitis
eksterna ini tidak menjadi momok yang menakutkan bagi kalangan anak-anak dan
dewasa di era modern ini.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam penyusunan makalah diharapkan :
1. Apa yang di
maksud dengan penyakit Otitis
eksterna?
2.
Bagaimana jalanya penyakit Otitis eksterna?
3.
Bagaimana tanda dan gejala penyakit Otitis eksterna?
4.
Apa saja Komplikasi
dari Penyakit Otitis eksterna?
5.
Bagaimana cara mengetahui Penyakit Otitis eksterna?
6.
Bagimana Penatalaksanaan Medik pada Penyakit Otitis eksterna?
C. TUJUAN PENULISAN
1.
Tujuan Umum
a.
Menyelesaikan tugas PKK KMB 1
dalam penulisan Makalah dan Seminar PKK KMB 1 Politeknik Kesehatan
Kemenkes Maluku Jurusan Kepeperawatan
2.
Tujuan Khusus
a.
Menjelaskan apa itu Otitis eksterna
b.
Menjelaskan
bagaimana jalanya penyakit Otitis
eksterna
c.
Menjelaskan
tanda dan gejala penyakit Otitis eksterna
d.
Menjelaskan
Komplikasi dari Penyakit Otitis eksterna
e.
Menjelaskan cara mengetahui Penyakit Otitis
eksterna
f.
Menjelaskan bagaimana Penatalaksanaan Medis Penyakit Otitis
eksterna
D. MANFAAT PENULISAN
Dalam Penyusunan makalah tentang
penyakit Otitis
eksterna
a.
Diharapkan pembaca mengetahui apa itu Otitis eksterna
b.
Diharapkan pembaca mengetahui bagaimana proses masa inkubasi penyakit
Otitis eksterna
c.
Diharapkan pembaca mengetahui tanda dan gejala penyakit Otitis eksterna
d.
Diharapkan pembaca mengetahui Komplikasi dari Penyakit Otitis eksterna
e.
Diharapkan pembaca mengetahui cara Penyakit Otitis eksterna
f.
Diharapkan pembaca mengetahui bagaimana penatalaksanaan Medis Penyakit Otitis
eksterna
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
KONSEP
DASAR PENYAKIT
1.
Pengertian
a.
Otitis
Otitis Eksterna adalah suatu infeksi pada saluran
telinga bagian luar ( Koes irianto, 2013)
Otitis eksterna adalah radang telinga bagian luar
yang disebabkan oleh jamur parastic , ditandai dengan pengerasan struktur
telinga.
Otitis Eksterna ini merupakan suatu infeksi liang
telinga bagian luar yang dapat menyebar ke pina periaukikular atau tulang
temporal, biasanya seluruh liang telinga terlibat, tetapi pada furunkel liang
telinga luar dapat dianggap pembentukan lokal otitis eksterna
Jadi, otitis eksterna adalah peradangan yang terjadi pada saluran telinga
luar, yang diakibatkan oleh infeksi virus, maupun bakteri, dan kebiasaan
menggerok telinga.Dan berenang.
2.
Anatomi & fisiologi telinga
Anatomi
telinga terdiri dari :
1) Bagian Telinga luar:
Terdiri
dari daun telinga (aurikular) dan liang telinga sampai membran timpani. Bagian
daun telinga (aurikular) membantu mengarahkan suara ke liang telinga (meatus
akustikus eksterna) dan akhirnya menuju ke gendang telinga (membran timpani ).
Rancangan yang begitu kompleks pada telinga luar berfungsi untuk menangkap
suara dan bagian terpenting adalah liang telinga, saluran ini merupakan hasil
susunan tulang dan rawan yang dilapisi kulit tipis di dalam saluran terdapat
banyak kelenjar yang menghasilkan zat seperti lilin yang disebut serumen.
2) Bagian Telinga tengah:
Berupa
bilik kecil yang mengandung udara yang di dalamnya terdapat tulang-tulang
pendengaran. Tulang-tulang pendengaran itu meliputi tulang martil, tulang
landasan , dan tulang sanggurdi (maleus , incus, stapes). Dari gendang telinga
getaran-getaran suara diteruskan oleh tulang-tulang ini ke selaput yang
menutupi tingkap atau jendela jorong. Dengan demikian getaran suara sampai ke
telinga bagian dalam. Telinga bagian tengah itu berhubungan dengan rongga
hidung dengan perantaraan saluran eustachius, yang berfungsi untuk mengatur
supaya tekanan udara di dalam telinga tengah dan luar sama besarnya.
3) Bagian telinga dalam
Merupakan
bagian yang bertugas menerma rangsangan (reseptor). Terletak dalam ruangan dalam
tulang karang yang disebut labirin keras. Di dalamnya terdapat dua macam alat ,
yaitu alat pendengaran dan alat keseimbangan. Alat pendengaran berbentuk
seperti siput dan di sebut sebagai koklea. Getaran-getaran suara yang sampai ke
alat ini diterima alat penerima yaitu alat korti. Dari sini suara diteruskan
melalui serabuit-serabut saraf ke pusat pendengaran .
3.
Penyebab/Etiologi
Kebanyakan penyebab otitis eksterna
(infeksi telinga luar) termasuk air dalam kanalis auditorius eksterna (telinga
perenang), trauma kulit kanalis memungkinkan masuknya organisme kejaringan, dan
kondisi sistemik seperti defisit vitamin dan kelainan endokrin. Kanalis telinga
normal steril pada beberapa orang sedang lainnya mengandung Staphylococus albus atau organisme lain
seperti difteroid.
Patogen otitis eksterna yang paling
sering adalah Staphylococus aureus
dan spesies Pseudomonas.Jamur yang
paling sering terisolasi dari telinga normal maupun yang terinfeksi adalah Aspergilus.Otitis eksterna sering
disebabkan oleh dermatosis seperti psoriasis, ekzema, dermatitis sebore. Bahkan
reaksi alergi terhadap semprot rambut, cat rambut, dan lotion pengeriting rambut
permanen dapat mengakibatkan dermatitis, yang akan hilang bila bahan
penyebabnya dihilangkan. Dengan pH normal 7,35-7,45.
4.
Patofisiologi
Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang
sel-sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga.
Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud (kapas pembersih) bisa
mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit yang mati
ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana.
Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan penimbunan
air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah
dan lembut pada saluran telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur.
Patway otitis eksterna
5.
Manifestasi
Klinik (tanda dan gejala)
Rasa sakit di dalam telinga bisa
bervariasi dari yang hanya berupa rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh
didalam telinga, perasaan seperti terbakar hingga rasa sakit yang hebat, serta
berdenyut. Meskipun rasa sakit sering merupakan gejala yang dominan, keluhan
ini juga sering merupakan gejala sering mengelirukan. Kehebatan rasa sakit bisa
agaknya tidak sebanding dengan derajat peradangan yang ada. Ini diterangkan
dengan kenyataan bahwa kulit dari liang telinga luar langsung berhubungan
dengan periosteum dan perikondrium, sehingga edema dermis menekan serabut saraf
yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagi pula, kulit dan tulang rawan 1/3
luar liang telinga bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga
sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan dihantarkan kekulit
dan tulang rawan dari liang telinga luar dan mengkibatkan rasa sakit yang hebat
dirasakan oleh penderita otitis eksterna.
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari
otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri
tekan daun telinga.
Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan
pendahulu rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada
kebanyakan penderita rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak
merupakan tanda permulaan peradangan suatu otitis eksterna akuta. Pada otitis
eksterna kronik merupakan keluhan utama.
Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis
eksterna akut. Edema kulit liang telinga, sekret yang sorous atau purulen,
penebalan kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama, sering menyumbat
lumen kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif. Keratin yang
deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat-obatan yang digunakan kedalam
telinga bisa menutup lumen yang mengakibatkan peredaman hantaran suara.2
6.
Pemeriksaan
Penunjang
1. Pemeriksaan
otoscopi
2. Tes
rine (garpu tala)
3. Tes
bising
4. Pemeriksaan
Kultur (untuk kasus refrakter)
Dibuat hapusan àkultur dan sensitivitas kuman
5. Laboratorium
darah
7.
Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Otitis
Eksterna
a.
Liang telinga dibersihkan dengan menggunakan kapas
lidi.
b.
Pemasangan tampon pita ½ cm x 5 cm yang telah dibasahi
dengan larutan Burowi filtrata pada MAE. Tampon secukupnya, tidak boleh
diletakkan terlalu ke dalam (nyeri/bahaya melukai membran timpani, sulit
mengeluarkan).
c.
Tampon setiap 2-3 jam sekali ditetesi dengan larutan
Burowi agar tetap basah. Tampon diganti setiap hari. Larutan Burowi dapat
diganti dengan tetes telinga yang mengandung steroid dan antibiotik.
d.
Apabila diduga infeksi kuman Pseudomonas diberikan
tetes yang mengandung neomycine dan hydrocortisone.
e.
Pada infeksi jamur digunakan tetes telinga larutan
asam salisilat 2-5% dalam alkohol 20%.
f.
Pada otitis eksterna kronik difus dapat diberikan
triamsinolone 0,25% krim/salep atau dexamethasone 0,1%.
g.
Antibiotik oral tidak perlu diberikan. (Rukmini,
2005).
Penatalaksanaan otitis eksterna bertujuan :
a.
Membuang serumen, kotoran, dan sel-sel kulit mati dari
liang telinga. Bersihkan dan keringkan menggunakan alat penghisap atau kapas
kering.
b.
Mengeluarkan mikroorganisme. Masukkan tampon yang
mengandung antibiotik ke dalam liang telinga untuk menghindari infeksi
bakterial akut dan ulserasi. Berikan juga antibiotik sistemik jika perlu.
c.
Mengurangi rasa sakit, peradangan dan edema. Berikan
obat golongan kortikosteroid misalnya metil prednisolon.
d.
Menghilangkan rasa tidak enak.
e.
Memulihkan pendengaran.
f.
Menghilangkan gatal dan penggarukan yang berulang.
Terapi antifungal untuk menghindari infeksi jamur.
B.
KONSEP
DASAR KEPERAWATAN
a)
Pengkajian
1. Biodata
a.
Identitas klien meliputi nama,
umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, alamat, tanggal masuk rumah sakit,
tanggal pengkajian, nomor register, dan diagnosa medis.
b.
Identitas orang tua yang terdiri
dari : Nama Ayah dan Ibu, usia, pendidikan,pekerjaan/sumber penghasilan, agama,
dan alamat.
c.
Identitas saudara kandung
meliputi nama, usia, jenis kelamin, hubungan dengan klien, dan status
kesehatan.
2. Keluhan Utama: Biasanya
pasien merasakan nyeri pada telinga kanan, perasaan tidak enak pada telinga,
pendengaran berkurang, ketika membersihkan telinga keluar cairan berbau busuk
3. Riwayat penyakit sekarang: pasien
mengatakan Tanyakan sejak kapan keluhan dirasakan, apakah tiba-tiba atau
perlahan-lahan, sejauh mana keluhan dirasakan, apa yang memperberat dan
memperingan keluhan dan apa usaha yang telah dilakukan untuk mengurangi
keluhan.
4. Riwayat penyakit dahulu: Tanyakan pada
klien dan keluarganya ; apakah klien dahulu pernah menderita
sakit seperti ini, apakah sebelumnya pernah menderita penyakit lain, seperti
panas tinggi, kejang, apakah klien sering mengorek-ngorek telinga dengan jepit
rambut atau cutton buds sehingga terjadi trauma, apakah klien sering berenang.
5. Riwayat penyakit keluarga: Apakah ada
diantara anggota keluarga klien yang menderita penyakit seperti klien saat ini
dan apakah keluarga pernah menderita penyakit DM.
6.
Pemeriksaan Fisik
a.
Inspeksi :
Inspeksi liang telinga, perhatikan adanya cairan atau bau, pembengkakan
pada MAE, warna kulit telinga, apakah terdapat benda asing, peradangan,
tumor.Inspeksi dapat menggunakan alat otoskopik (untuk melihat MAE sampai ke
membran timpany). Apakah suhu tubuh klien meningkat.
b.
Palpasi:
Lakukan penekanan ringan pada daun telinga, jika terjadi respon nyeri dari
klien, maka dapat dipastikan klien menderita otitis eksterna sirkumskripta.
7. Pemenuhan kebutusan
dasar manusia
a. Pola pemenuhan nutrisi metabolik
1) Intake makanan dan cairan
b. Pola Persepsi Konsep Diri
1) Pandangan klien tentang sakitnya
2) Kecemasan
3) Konsep Diri
c. Pola peran dan hubungan
1) Komunikasi hubungan dengan orang lain, kemampuan keuangan
b.) Diagnosa Keperawatan
1.
Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi & Trauma pada telinga
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam,
rasa nyeri dapat terkontrol dengan kriteria hasil :
a. Skala nyeri 0( tidak nyeri)
b. Ekspresi wajah tidak meringis
c. Pasien mengatakan tidak merasa
nyeri
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
|
1.
Menentukan tingkat keparahan dan intervensi lebih
lanjut.
2.
Dapat memperoleh infeksi/rupture membrane tympani
3.
Kompres dapat mengurangi rasa nyeri.
|
2. Hipertermi
berhubungan dengan proses inflamasi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
klien menyatakan tidak demam lagi dengan kriteria hasil :
a.
Suhu 36,7°C-37°C
b.
Tidak terjadi tanda-tanda dehidrasi.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
|
1. Mengetahui
perubahan suhu sebelum dan sesudah dilakukan intervensi
2. Kompres
pada lipatan, contohnya : ketiak, lebih cepat menurunkan panas karena
pori-pori di daerah tersebut besar.
3. Menceah
dehidrasi sebagai efek demam.
|
3.
Gangguan persepsi sensori auditori berhubungan dengan gangguan hantaran bunyi
pada organ pendengaran.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
fungsi indera pendengaran klien kembali normal dengan kriteria hasil
:
a.
Gangguan pendengaran dapat teratasi
b.
Klien tidak mengalami hambatan komunikasi.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
Kaji tingkat gangguan pendengaran
2.
Kaji adanya sekret
3.
Ambil serumen dengan suction
4.
Kolaborasi dengan dokter
pemberian obat tetes tarivit otic 2X5 tetes .
|
5.
Mengetahui tingkat gangguan dan menentukan
intervensi
6.
Mengetahui apakah ada sekret
yang menghalagi pada saluran telinga
7.
Usaha untuk membersihkan
saluran telinga dari sekret
8.
Usaha untuk mematikan bakteri
dalam telinga luar
|
No comments:
Post a Comment
jangan komen yang aneh-aneh