9/10/2018

MAKALAH asuhan keperawatan pada pasien dengan gigitan hewan laut


BY SITI MUTIAH CC: FOR CREDIT
BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
 Serangan binatang laut berbahaya merupakan salah satu resiko yang dihadapi oleh para wisatawan dan orang yang berada/bekerja diair laut. Disamping itu resiko karena sifat alamiah laut seperti arus, pasang surut, ombak, suhu air laut, kondisi didasar laut dan jenis pekerjaan/kegiatan yang dilaukan dilaut juga menimbulkan resiko trauma diair laut.
Salah satu trauma di laut yaitu tertusuk binatang laut atau karang laut.
Untuk mencegah terjadinya serangan binatang laut berbahaya kita harus mengetahui jenis binatang laut berbahaya diperairan tersebut, pola hidupnya, pola perilakunya saat mau menyerang manusia, serta jenis alat pelindung diri yang tepat.
Pertolongan pertama yang tepat serta terapi definitif sedini mungkin dan mengatasi kedaruratan akibat trauma (perdarahaan, syok, reaksi antigen-antibody) dan kecepatan evakuasi kefasilitas medis terdekat sangat menentukan kehidupan korban




B.            TUJUAN PENULISAN
Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan gigitan hewan laut

             


















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
          Hewan Laut Yang Menyengat Dan BerbahayaBanyak hewan laut menggigit atau menyengat. Beberapa memberikan racun melalui mereka gigi, tentakel, duri, atau kulit. Lainnya, seperti hiu, tidak berbisa tetapi dapat menimbulkan gigitan serius dengan besar, gigi yang tajam. Kebanyakan makhluk yang menyengat atau menggigit telah mengembangkan perilaku ini sebagai mekanisme pertahanan atau untuk membantu mereka berburu makanan. Kebanyakan sengatan hewan laut dan gigitan disebabkan oleh kontak tidak disengaja. Gigitan ular laut sangat terkenal dengan bisanya yang mematikan dan dapat menyerang syaraf manusia. Penanggulangan pertama yang perlu dilakukan adalah dengan mengikat atau membalut bagian atas luka gigitan agar bisa ular tidak menyebar kebagian lainnya, setelah itu dibuat luka baru, kemudian keluarkan darah sebanyak mungkin melalui luka baru hingga darah merah kehitaman dan berbuih keluar semua, setelah dilakukan dianjurkan untuk langsung membawa ke rumah sakit terdekat.




B.     Tanda Dan Gejala
1.      Ular laut
Gejala utama dari envenomisasi (keracunan akibat patukan ular) bisa muncul dalam hitungan menit sampai berjam-jam setelah terkena gigitan. Gejala envenomisasi biasanya lemahnya otot-otot karena paralisis, termasuk paralisis otot pernafasan sehingga menimbulkan sesak nafas  dan akhirnya henti jantung. Digigit oleh ular laut, akan mengalami gejala berupa ada bekas gigitam ular,kekakuan anggota tubuh, rasa sakit dan kontraksi otot yang disertai kelemahan.Kelumpuhan otot bisa menjalar ke badan dan mengakibatkan kesukaran bernafas, akibatnya korban sering panik dan bertindak kurang wajar.
C.    Penanganan awal, Dan Aseptic/Asepsis
        Perawatan pada sengatan hewa laut bervariasi tergantung pada jenis gigitan atau sengatan. Tapi, beberapa aturan umum yang berlaku untuk penanganan sengatan hewan laut:
a.       Jangan biarkan  korban latihan, karena hal ini dapat menyebarkan racun,kecuali dokter memerintahkan
b.      Jangan memberi obat apapun.
c.       Air tawar sering memperburuk racun, sehingga bilas luka hanya dengan air laut.
d.      Jika Anda menghapus sebuah stinger, pakailah  sarung tangan.
e.       Gunakan handuk untuk menyeka tentakel liar atau sengatan.
          Beberapa sengatan dan gigitan merespon dengan baik terhadap pengobatan pertolongan pertama.
Langkah-langkah penanganan bila kita atau orang disekitar kita digigit ular laut, yang perlu dilakukan adalah :
1)      Menenangkan korban yang cemas;
2)      Nilai kondisi pasien, lakukan ABC (Airway, breathing, Circulation)
3)      Imobilisasi (membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot, karena pergerakan atau kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah bening; pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan hindari gangguan terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan pendarahan lokal.
4)      Berikan ABU (bila ada)
5)      Segera bawa ke Rumah Sakit
Teknik Asepsis/ Aseptik
1.      Berikan isolasi atau pantau pengunjung sesuai indikasi
2.      Cuci tangan sebelum dan sesudah aktivitas terhadap klien
3.      Ubah posisi klien sesering mungkim minimal 2 jam sekali
4.       Batasi penggunaan alat atau prosedur infasive jika memungkinkan
5.      Lakukan insfeksi terhadap luka alat infasif setiap hari
6.      Lakukan tehnik steril pada waktu penggantian balutan
7.      Gunakan sarung tangan pada waktu merawat luka yang terbuaka atau
8.      antisipasi dari kontak langsung dengan ekskresi atau sekresi
9.       Pantau kecenderungan suhu mengigil dan diaphoresis
10.   Inspeksi flak putih atau sariawan pada mulut
11.  Berikan obat antiinfeksi (antibiotic)








BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Tingkat keparahan suatu gigitan ular tergantung dari jenis ular, bagian tubuh yang digigit dan banyaknya racun ular yang disemprotkan. Bisa ular dapat menyebabkan reaksi toksik pada Syaraf ,darah, dan jantung.
B. SARAN
     Lebih berhati-hati untuk kita semua dan selalu safety saan beradamenyelam di laut
           











DAFTAR PUSTAKA

Alkvied, ovick. 2012. Tugas P3K di laut. https://www.scribd.com/doc/178324125/ Tugas-p3k-Di-Laut
http://sosbud.kompasiana.com/2012/07/09/ancaman-bahaya-di-balik-pasir-putih-dan-air-yang-jernih-470060.html
rahrdini, fitria. 2007. https://www.scribd.com/doc/178324125/hewan-berbahya-di-laut.
http://sehatnesia.com/469/pertolongan-pertama-sengatan-binatang-laut/
http://dunialaut.com/2008/11/01/sengatan-biota-laut.
http://www.touristpolicebali.info/3/profile/161/pertolongan-pentama-saat-cedera-dilaut/

























No comments:

Post a Comment

jangan komen yang aneh-aneh