7/16/2018

Sistem Saraf Pada Manusia


Sistem Saraf Pada Manusia

A. Sistem Saraf
        Sistem saraf adalah sistem organ yang paling rumit, tersusun dari jutaan sel-sel saraf (neuron) yang berbentuk serabut dan saling terhubung untuk perseosi sensor, aktivitas motor sadar maupun tidak sadar, homeostasis proses fisiologi tubuh, serta perkembangan pikiran dan ingatan. Serabut saraf mempunyai kemampuan eksitabilitas (dapat dirangsang), konduktivitas (pengantar impuls atau rangsangan), dan memberikan reaksi atas rangsangan mekanis, elektrik, kimiawi, atau fisik. Sistem saraf meliputi sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi (SST).

1. Neuron (Sel Saraf)
        Neuron merupakan unit fungsional sistem saraf, berukuran panjang sekitar 39 inci, serta terdiri atas bagian sel, dendrit, dan akson (neurit)
·       Badan sel (perikarion)
Berfungsi mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron. Badan sel memiliki nukleus (inti) di tengah dan nukleolus yang menonjol. Nukleus tidak memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi. Sitoplasma mengandung badan Nissl, berupa tumpukan retikulum endoplasma granuler dan ribosom yang berfungsi untuk sintesis protein. Organel lain pada badan sel adalah badan Golgi, mitokondria, dan neurofibril.
·       Dendrit
Merupakan juluran sitoplasma yang relatif pendek, bercabang-cabang, dan berfungsi untuk menerima impuls (sinyal) dari sel lain untuk dikirimkan ke badan sel. Neurofibril dan badan Nissl dari badan sel, memanjang ke dalam dendrit.
·       Akson
Merupakan juluran sitoplasma yang panjang (berkisar 1 mm – 1 m) atau cabang tunggal berbentuk silindris yang berasal dari badan sel. Ujung akson bercabang-cabang seperti ranting, berfungsi mengirimkan impuls ke sel neuron yang lainnya. Pada umumnya akson dibungkus oleh subtansi lemak berwarna putih kekuningan yang disebut selubung mielin. Pada bagian tertentu dari akson tidak terselubung mielin, disebut nodus Ranvier. Nodus Ranvier berfungsi mempercepat jalannya impuls. Selubung mielin ditutupi oleh rangkaian sel-sek Schwann yang berinti gepeng, disebut selubung Schwann (neurilema). Akson berasal bagian hillock akson (bukit akson) dari badan sel, yaitu bagian yang tidak mengandung badan Nissl.
Neuron tidak dapat membelah secara mitosis, tetapi serabutnya dapat beregenerasi jika badan selnya masih utuh. Jika akson mengalami kerusakan berat, neurilema (lapisan sel-sel Schwann) melakukan pembelahan mitosis untuk menutup luka.
Berdasarkan fungsinya, neuron dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
a)  Neuron sensor (aferen)
Berfungsi menghantarkan impuls dari organ sensor ke pusat saraf (otak atau sumsum tulang belakang).
b)  Neuron motor (eferen)
Berfungsi menghantarkan impuls dari pusat saraf ke organ motoe (otot) atau kelenjar.
c)   Neuron konektor (interneuron)
Berfungsi menghubungkan neuron yang satu dengan neuron lainnya.

     Berdasarkan strukturnya (juluran sitoplasma), neutron dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a)  Neuron multipolar
    Memiliki satu akson dan dua dendrit atau lebih. Contohnya, neuron motor yang terdapat di otak dan medulla spinalis (sumsum tulang belakang).
b)  Neuron bipolar
    Memiliki dua juluran berupa dendrit dan akson. Contohnya, neuron pada organ indra seperti mata, hidung, dan telinga.
c)   Neuron unipolar (pseudounipolar)
    Merupakan neuron bipolar yang tampak hanya memiliki satu juluran dari badan sel karena akson dan dendritnya berfusi. Contohnya, neuron pada embrio dan fotoreseptor mata.

2. Sel Neuroglia (Glia)
        Adalah sel penunjang pada susunan saraf pusat yang berfungsi sebagai jaringan ikat. Sel glia dapat membelah secara mitosis. Jenis sel glia, yaitu:
·       Astrosit, berbentuk bintang, berfungsi sebagai lem yang menyatukan neuron-neuron.
·       Oligodendrosit (oligodendroglia), bentuk menyerupai astrosit tetapi memiliki badan sel yang lebih kecil, membentuk lapisan mielin untuk melapisi akson.
·       Mikroglia (berukuran paling kecil dan bersifat fagosit), berfungsi untuk pertahanan imun.
·       Sel ependima, merupakan membran epitelium yang melapisi rongga serebral dan medula spinalis.

3. Sinapsis
       Sinapsis adalah hubungan antara neutron yang satu dengan neuron lainnya, titik temu anatara ujung akson dari neuron yang satu dengan dendrit dari neuron lainnya, atau hubungan ke otot dan kelenjar. Struktur sinapsis terbagi menjadi tiga bagian, yaitu prasinaps (bagian akson terminal), celah sinaps (ruang antara prasinaps dengan pascasinaps), dan pascasinaps (bagian dendrit). Pada celah sinaps terdapat substansi kimia neutransmiter yang berperan mengirimkan impuls. Proses penghantaran impuls saraf melalui sinapsis disebut transmisi sinapsis. Neurotransmitter mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
·       Eksitasi, meningkatkan impuls, contohnya asetilkolin dan norepinefrin.
·       Inhibisi, menghambat impuls, contohnya GABA (gamma aminobutyric acid) pada jaringan otak dan glisin pada medula spinalis.

4. Impuls Saraf, Gerak Sadar, dan Refleks
       Impuls saraf adalah rangsangan/pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron atau serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf. Contoh impuls, yaitu perubahan suhu, tekanan, bau, aroma, suara, benda yang menarik perhatian, dan berbagau rasa (asin, manis, asam, dan pahit). Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor, akan menyebabkan terjadinya gerakan. Gerakan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu gerak sadar dan gerak refleks.



·       Gerak sadar
        Adalah gerak yang terjadinya karena disengaja atau disadari. Contohnya gerakan memegang buku saat ingin belajar, atau mengambil pensil saat ingin menulis. Penjalaran impuls pada gerak sadar relatif lama, melewati jalur panjang melalui otak.

·       Gerak refleks
        Adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Penjalaran impuls pada gerak refleks berlangsung cepat, melewati jalur pendek dan tidak melalui otak, tetapi melalui sumsum tulang belakang. Contohnya terangkatnya kaki saat menginjak paku, menutupnya kelopaknya kelopak mata ketika benda asing masuk ke mata, dan gerakan tangan saat memegang benda panas.

5. Mekanisme Penghantaran Impuls
      
       Impuls yang diterima oleh reseptor, selanjutnya akan dihantarkan oleh dendrit menuju ke badan sel saraf dan akson. Dari akson, impuls dihantarkan ke dendrit neuron lainnya. Seluruh impuls saraf yang diterima memiliki bentuk yang sama, tetapi respons terhadap impuls tersebut berbeda-beda. Hal ini terjadi karena reseptor dan efektornya berbeda-beda.
       
        Penghantaran impuls dalam neuron terjadi secara konduksi yang melibatkan peran pompa ion Na+ dan K+ sebagai berikut.
·       Tahap istirahat (polarisasi).
        Neuron tidak menghantarkan impuls. Saluran ion Na+ dan K+ tertutup. Keadaaan di bagian luar membrane bermuatan positif (+), sedangkan di bagian permukaan dalam membrane bermuatan negatif (-).

·       Tahap depolarisasi.
        Jika neuron diberikan rangsangan, saluran Na+ akan terbuka dan ion Na+ masuk ke dalam sel. Hal tersebut menyebabkan perubahan muatan listrik (penurunan gradient listrik), yaitu di bagian luar membrane menjadi bermuatan negatif (-) dan di bagian dalam membrane menjadi bermuatan positif (+). Depolarisasi selanjutnya akan terjadi jika saluran tambatan Na+ terbuka, sedangkan saluran K+ tetap tertutup. Hal tersebut menyebabkan keadaan di bagian dalam membrane menjadi lebih positif.
·       Tahap repolarisasi.
        Saluran Na+ tertutup dan tidak aktif, sedangkan saluran K+ keluar dan menyebabkan bagian dalam membrane menjadi bermuatan negative. Jika saluran K+ keluar dan menyebabkan bagian dalam membrane menjadi bermuatan negative. Jika saluran K+ tertutup relative lambat dan menyebabkan keadaan dalam membrane menjadi bermuatan lebih negative, akan kembali ke tahap istirahat.


6. Sistem Saraf Pusat (SSP)
       
        Sistem saraf pusat meliputi otak (serebral) dan sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Otak dilindungi oleh tulang tengkorak, sedangkan medulla spinalis dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Pada otak maupun medulla spinalis terdapat lapisan pelindung dari jaringan ikat yang disebut meninges. Meninges terdiri atas tiga lapisan, yaitu :
·       Pia mater
        Adalah lapisan terdalam yang halus dan tipis, mengandung banyak pembuluh darah, serta melekat pada otak atau medula spinalis.
·       Araknoid
        Adalah lapisan tengah, mengandung sedikit pembuluh darah. Araknoid memiliki ruang subaraknoid yang berisi cairan serebrospinalis, pembuluh darah, dan selaput jaringan penghubung yang mempertahankan posisi araknoid terhadap pia mater di bawahnya.
·       Dura mater
        Adalah lapisan terluar, tebal dan kuat, serta terdiri atas dua lapisan.

        Otak maupun medula spinalis memiliki substansi abu-abu dan substansi putih.
·       Substansi abu-abu
        Membentuk bagian luar (korteks) otak dan bagian dalam medula spinalis.
·       Substansi putih
        Membentuk bagian dalam otak dan bagian luar medula spinalis.

a. Otak
        Otak manusia diperkirakan mencapai 2% dari keseluruhan berat tubuh, mengonsumsi 25% oksigen, dan menerima 1,5% darah dari jantung. Otak tersusun dari 100 milyar neuron yang terhubung oleh sinapsis membentuk anyaman kompleks. Neuron di otak berkomunikasi satu sama lainnya secara kimiawi atau berupa muatan listrik yang memungkinkan kita dapat mengalami emosi, serta secara sadar mengontrol gerakan tubuh.
-        Bagian-bagian otak
(1)          Serebrum (Otak Besar)
        Serebrum mengisi bagian depan dan atas rongga tengkorak. Bagian dalamnya tersusun dari subtansi putih yang disebut nucleus basal (ganglia basal).
Ø Korteks serebral
      Menempati 80% dari total massa otak, memiliki ketebalan sekitar 5 mm, serta memiliki pelekukan yang meningkatkan luas permukaannya (sekitar 0,5 m2, sering dikaitkan dengan kecerdasan).
      Permukaan jaringan otak membentuk bagian bulat menonjol yang disebut girus. Para peneliti telah mengidentifikasi sejumlah area fungsional pada lobus masing-masing.
Area Fungsional Korteks Serebral
a)   Area motor primer. Bagian lobus frontal (dahi) dari girus presentral, mengendalikan kontraksi volunteer (di bawah kesadaran) otot rangka.
b)  Area sensor korteks, meliputi:
o  Area sensor primer, terdapat pada girus posesentral.
o  Area visual primer, terdapat di lobus oksipital (kepala belakang).
o  Area auditori primer, terdapat pada tepi atas lobus temporal (pelipis).
o  Area olkafaktori primer, terdapat pada permukaan medial lobus temporal, berkaitan dengan indra penciuman.
o  Area pengecap primer (gustatori), terdapat di lobus parietal (ubun-ubun).
c)   Area asosiasi, dipetakan menurut klasifikasi Broadman sebagai berikut.
o  Area asosiasi frontal, terdapat pada lobus frontal.
o  Area asosiasi somatik, terdapat pada lobus parietal.
o  Area asosiasi visual, (pada lobus oksipital) dan area asosiasi auditorik (pada lobus temporal).
o  Area wicara Wernicke, terdapat pada bagian superior lobus temporal.
Ø Nukleus Basal.
        Merupakan pusat untuk koordinasi motor. Jika bagian ini rusak, seseorang akan menjadi pasif dan tidak mampu bergerak karena nucleus basal tidak mampu lagi mengirimkan impuls motor ke otot, contohnya penyakit Parkinson.

(2)          Diensefalon
        Terletak di antara serebrum dan otak tengah. Bagian-bagiannya antara lain:
·       Talamus, berfungsi menerima dan meneruskan impuls ke korteks otak besar, serta berperan dalam sistem kesadaran dan kontrol motor.
·       Hipotalamus, memiliki fungsi :
Ø Mengendalikan aktivitas system saraf otonom atau tak sadar.
Ø Sebagai pusat pengaturan emosi.
·       Epitalamus, pita sempit jaringan saraf yang membentuk atap diensefalon dan berperan dalam dorongan emosi.
(3)          Sistem limbrik (rinensefalon)
        Adalah cincin struktur-struktur otak depan yang mengelilingi otak dan saling berhubungan melalui jalur-jalur neuron yang rumit.



(4)          Mesensefalon (otak tengah)
        Adalah bagian otak pendek yang menghubungkan pons dan serebelum (otak kecil) dengan serebrum (otak besar).

b. Medula Spinalis (Sumsum Tulang Belakang)
        Berbentuk silinder langsing yang memanjang dari batang otak medulla oblongata hingga ruas ke-2 tulang pinggang. Fungsinya mengendalikan berbagai aktifitas refleks dalam tubuh.
        Medula spinalis bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berwarna abu-abu dan berbentuk seperti huruf H.
a.   Struktur bagian dalam (substansi abu-abu)
·       Tanduk abu-abu posterior (dorsal), mengandung badan sek yang menerima impuls melalui saraf spinal dari neuron sensor.
·       Tanduk abu-abu anterior (ventral), mengandung neuron motor yang aksonnya mengirimkan impuls melalui saraf spinal ke otot dan kelenjar.
·       Tanduk lateral substansi abu-abu, mengandung badan sel neutron sistem saraf otonom (SSO)
·       Komisura abu-abu, menghubungkan substansi abu-abu sisi kiri dan kanan medula spinalis.
b.   Struktur bagian luar (substansi putih)
·       Traktus sensor (asenden), berperan dalam penyampaian informasi dari tubuh ke otak.
·       Trakatus motor (desenden), berperan membawa impuls motor dari otak ke medula spinalis dan dari saraf menuju ke tubuh.

7. Sistem Saraf Tepi (SST)
       Sistem saraf tepi (sistem saraf perifer) terdiri atas jaringan saraf yang berada di luar otak dan di luar medula spinalis.

a.  Saraf Kranial
    Terdiri atas 12 pasang saraf. Sebagian besar tersusun dari serabut sensori dan motor, tetapi beberapa saraf hanya tersusun dari serabut sensori.
b. Saraf Spinal
    Setiap saraf spinal terdiri atas satu radiks dorsal (posterior) dan ventral (anterior). Setiap radiks yang memasuki atau mneinggalkan korda membentuk 7 – 10 cabang radiks (rootlet).
    Sistem saraf eferen dibagi menjadi sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom. Sistem saraf somatik terdiri atas serat-serat neuron motor yang terdapat pada otot rangka. Sementara itu, sistem saraf otonom terdiri atas serat-serat yang terdapat pada otot polos, otot jantung, dan kelenjar. Sistem saraf otonom dibagi menajdi dua jenis berdasarkan fungsinya, yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis.
(1)          Sistem saraf simpatis
  Serat saraf simpatis berasal dari segmen toraks dan lumbar medula spinalis. Sebagian  besar serat praganglion sangat pendek, memiliki sinapsis, dan memiliki badan sel neuron pascaganglion yang berada di dalam ganglion pada rantai ganglion simpatis di sepanjang kedua sisi medula spinalis.
  Sistem simpatis mendorong respons-respons yang mempersiapkan tubuh untuk beraktivitas fisik berat dalam situasi darurat atau stress, yang disebut respon lawan (respon lari)
(2)          Sistem saraf parasimpatis
  Serat saraf parasimpatis berasal dari area kranial (otak) dan sacrum (di bagian bawah medulla spinalis). Serat pranganglion parasimpatis lebih panjang daripada serat pranganglion simpatis, karena tidak mencapai ganglion terminal di dalam atau di dekat organ efektor.
  Sistem parasimpatis bekerja pada keadaan tenang (santai) dan mendorong fungsi tubuh untuk istirahat dan mencerna, sehingga akan memperlambat aktivitas yang ditingkatkan oleh sistem saraf simpatis.


Tugas Biologi
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :

Aisyah Nur Fadhillah
XI MIA 8
SMA N. 11 AMBON