4/17/2019

ASKEP asuhan keperawatan anak dengan Difteri



A.    Konsep Keperawatan
1.      Pengkajian
a.       Identitas klien
Biasanya menyerang pada individu yang berusia kurang dari 15 tahun (yang tidak dapat imunisasi lengkap).
b.      Keluhan utama
Pada biasanya klien akan mengeluh batuk dan demam.
c.       Riwayat penyakit sekarang
1)      Demam, Sakit Kepala, Batuk, lesu/ lemah, sianosis, sesak nafas, dan pilek.
2)      Difteri nasal : Sakit jantung serosa inguinosa, epistaksis, ada membrane putih pada septum nadi.
3)      Difteri tonsil dan faring : Panas tidak tinggi, nyeri telan ringan, mual, muntah, nafas berbau, dan Bullneck.
4)      Difteri laring dan trachea : Sesak nafas hebat, stridor inspirator, terdapat retraksi otot supra sternal dan epigastrium, laring tampak kemerahan, sembab, banyak secret, permukaan tertutup oleh pseudomembran.
d.      Riwayat kesehatan keluarga
Dimungkinkan ada keluarga/ lingkungan yang menderita penyakit Difteria.
e.       Riwayat imunisasi
Imunisasi DPT 1, 2, 3 pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan yang kurang memadai.

2.      Pengkajian fisik
  Secara head to toe :
a.    Inspeksi  :
1)            Kepala   : simetris/tidak, tampak benjolan abnormal/ tidak, ada lesi/tidak, kulit  kepala bersih
2)            Rambut    : hitam/tidak, ada ketombe/tidak, rontok/tidak
3)            Wajah      : pucat/tidak
4)            Mata     : ada lesi/tidak, conjungtiva pucat/tidak, scelera kuning/tidak, tampak cowong
5)            Hidung    : simetris/tidak, tampak bersih/tidak, ada secret/tidak, ada pernafasan cuping hidung/tidak.
6)            Mulut       : mukosa bibir terlihat lembab/tidak, bersih/tidakk, tampak ada  stomatitis/tidak.
7)            Leher       : tampak pembesaran kelenjar tyorid, kelenjar lymfe maupun pembesaran vena jugolaris/tidak.
8)            Dada        : simetris/tidak, tampak benjolan yang abnormal/tidak, nafas teratur/tidak.
9)            Perut        : tampak buncit/tidak, adanya benjolan/tidak.
10)        Genetalia : untuk mengetahui kelengkapan dan keadaannya.
11)        Integumen: bersih/tidak, tampak pucat/tidak, kering/lembab.
12)        Ekstremitas  Atas     : simetris/tidak, pergerakan bebas/tidak.
13)        Bawah : simetris/tidak, pergerakkan bebas/tidak
b.       Palpasi :
1)      Kepala      :  teraba benjolan abnormal/tidak
2)      Leher         : teraba pembesaran kelenjar tyorid, kelenjar lymfe maupun pembesaran vena jugolaris/tidak.
3)      Dada         : simetris/tidak, tampak benjolan yang abnormal/tidak, nafas teratur/tidak.
4)      Perut          : teraba benjolan yang abnormal/tidak..
5)      Integumen : kering/lembab, turgor jelek/tidak
c.          Auskultasi :
1)      Dada          : terdengar ronchi dan wheezing/tidak
2)      Abdomen   : terdengar bising usus/tidak
d.      Perkusi :
1)      Reflek patella : kanan/kiri positif/tidak
2)      Perut          : ada kembung/tidak


3.      Diagnosa Keperawatan
a.    Bersihan jalan nafas tidak efektif
b.    Nutrisi kurang dari kebutuhan
c.    hipertermia
d.    Resiko penyebaran infeksi
e.    Resiko kekurangan volume cairan




4.      Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa 1: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya obstruksi jalan nafas

Kriteria hasil: Jalan nafas anak efektif, pernapasan dalam batas normal sesuai usia anak dilihat dari frekuensi, kedalaman, dan iramanya.

Intervensi
Rasional
a.       Kaji keluhan pasien


b.      Observasi status pernapasan anak, irama, frekuensi, kedalamannya, dan bunyi pernapasan

c.       Berikan posisi yang nyaman, posisi fowler atau semi fowler untuk memudahkan ekspansi paru

d.      Latihan batuk efektif



e.       Lakukan fisioterapi dada






f.        Lakukan pengisapan (section) jika secret tidak dapat keluar dengan cara batuk efektif dan fisioterapi dada

g.      Kolaborasi pemberian oksigen sebelum dan sesudah dilakukan suction


a.            Informasi ini menentukan data dasar kondisi pasien dan memandu intervensi keperawatan

b.            Untuk mendeteksi tanda awal bahaya pada pasien

c.            Memudahkan pernapasan


d.            Batuk efektif membantu untuk membersihkan mucus dari paru, dan bernafas dalam akan meningkatkan oksigenasi

e.            Merupakan kombinasi posturan drainase, perkusi dada, dan vibrasi. Selain itu, latihan batuk dan nafas dapat membantu untuk menghilangkan dan mengeluarkan secret. pengembangan jaringan paru akan pulih kembali, serta meningkatkan efesiensi penggunaan otot pernapasan

f.             Pengisapan lendir membatu untuk mengeluarkan secret karena anak tidak dapat mengeluarkannya sendiri

g.            Pemberian oksigendapat disarankan untuk
mengurangi hipoksia dan kegelisahan.


Diagnosa 2: Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan yang tidak seimbang

Kriteria hasil : Nutrisi anak terpenuhi yang ditandai dengan meningkatnya berat badan, lingkar lengan atas normal, sesuai dengan usia anak, anak mau makan menghabiskan porsi yang disediakan, anak tenang, dan tidak muntah

Intervensi
Rasional
a.       Kaji keluhan anak, ketidakmampuan anak untuk makan

b.      Observasi tanda-tanda kekurangan nutrisi


c.       Berikan makan sehat yang disukai anak


d.      Berikan makanan dengan porsi kecil tetapi sering



e.       Beriakan susu dua gelas sehari



f.        Berikan sari buah setiap hari



g.      Berikan suplemen makanan, vitamin, dan penambah nafsu makan

h.      Berikan nutrisi parenteral untuk mencukupi nutrisi

i.        Pasang OGT bila perlu


j.        Pantau indicator terpenuhinya kebutuhan nutrisi( berat badan, lingkar lengan, dan membrane mukosa) yang adekuat

a.       Informasi ini menentukan data dasar kondisi pasien dan memandu intervensi keperawatan

b.      Untuk mendeteksi tanda awal bahaya pada pasien

c.       Memberikan makanan sehat yang disukai anak dapat menambah nafsu makan

d.      Makanan dalam jumlah sedikit namun sering dapat mencegah distensi lambung akibat makanan berlebihan pada satu kali makan, dan menggunakan sedikit energy anak untuk makan

e.       Anak membutuhkan banyak kalori yang dapat dari susu untuk meningkatkan kebutuhan metabolism akibat takipnea, takikardi, dan gangguan pernapasan

f.        Makanan tersebut mencegah kerusakan protein tubuh dan memberikan kalori energy

g.      Suplemen dan vitamin dapat membantu mengembalikan nutrient yang hilang akibat penyakit.

h.      Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

i.        Melalui selang nasogastric memungkinkan anak dapat menerima nutrisi yang baik

j.        Untuk memantau status nutrisi
Diagnosa 3: Hipertermia berhunungan dengan proses infeksi

Kriteria hasil : Suhu tubuh anak dalam batas normal (36-37,5oC) dan anak tampak tenang
intervensi
Rasional
a.        Kaji keluhan klien


b.      Observasi tanda-tanda vital pasien

c.       Berikan minum yang banyak


d.      Kenakan pakaian yang longgar dan tipis


e.       Lakukan kompres hangat



f.        Kolaborasi pemberian antipiretik
a.       Informasi ini menentukan data dasar kondisi pasien dan memandu intervensi keperawatan

b.      Untuk mendeteksi tanda awal bahaya pada pasien

c.       Untuk memenuhi volume cairan serta mencegah terjadinya dehidrasi

d.      Tindakan tersebut dapat membantu proses penguapan serta memberikan kenyamanan

  1. Hipotalamus menerima rangsangan suhu jika kita melakukan kompres hangat maka hipotalamus menanggapi bahwa tubuh dalam keadaan hangat sehingga tubuh bereaksi untuk menurunkan suhu tubuh.

f.        Antipiretik yang mempunyai reseptor di hipotalamus dapat meregulasi suhu tubuh sehingga tubuh dapat diupayakan mendekati suhu normal.
Diagnosa 4: Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan organiseme virulen

Kriteria hasil : tidak terjadi penyebaran infeksi kepada orang lain
Intervensi
Rasional
a.       Tempatkan anak pada ruangan khusus

b.      Pertahankan ruangan isolasi social yang ketat dirumah sakit
c.       Ajarkan dan anjurkan kepada anak agar menutup mulut pada saat batuk dan membuang secret pada sputum pot yang disediakan

d.      Pakailah alat pelindung diri pada saat melakukan kontak dengan anak

e.       Kolaborasi pemberian terapi antibiotic untuk mengatasi infeksi
a.       Untuk meminimalkan penyebaran infeksi

b.      Untuk menjalankan peraturan rumah sakit yang berlaku

c.       Untuk mengurangi penyebaran infeksi




d.      Untuk meminimalakan penyebaran infeksi


e.       Antibiotic digunakan untuk membunuh kuman.
Diagnosa 5: Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan metabolism dan asupan yang kurang

Kriteria hasil : Volume cairan terpenuhi yang ditandai dengan membrane mukosa yang lembab, turgor kulit yang baik, produksi urin yang normal, dan tanda-tanda vital dalam batas normal.

Intervensi
Rasional
a.       Kaji tanda tanda dehidrasi (membrane mukosa kering, turgor kulit kurang elastis, produksi urin turun, frekuensi denyut jantung dan pernapasan meningkat, serta tekanan darah turun)

b.      Pantau asupan dan pengeluaran


c.       Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan memberikan cairan via oral maupun parenteral

a.       Informasi ini menentukan data dasar kondisi pasien dan memandu intervensi keperawatan



b.      Untuk membantu perkiraan keseimbangan cairan pasien


c.       Tindakan ini dapat mendorong partisipasi pasien dan pemberi asupan perawatan serta meningkatkan control pasien


No comments:

Post a Comment

jangan komen yang aneh-aneh