BY SITI MUTIAH CC : FOR CREDIT
Makalah Atrhritis Gout
A. KONSEP DASAR PENYAKIT ATRHRITIS GOUT
1. Definisi Atrhritis Gout
Arthritis gout adalah peradangan pada sendi akibat adanya endapan
Kristal asam urat pada sendi. (M. Asikin, Dkk. 2016)
Gout merupakan penyakit akibat gangguan
metabolisme purin yang ditandai dengan hiperurisemia dan serangan sinovitis
akut berulang-ulang. Kelainan ini berkaitan dengan penimbunan kristal urat
monohidrat monosodium dan pada tahap yang lebih lanjut terjadi degenerasi
tulang rawan sendi. (Arif Muttaqin, 2008).
Gout adalah kerusakan metabolik yang
ditandai dengan peningkatan konsentrasi serum asam urat dan deposit kristal
asam urat dalam cairan sinovial dan disekitar jaringan sendi. Gout juga dapat
didefinisikan sebagai kerusakan metabolisme purin herediter yang menyebabkan
peningkatan asam urat yang terakumulasi dalam jaringan tubuh dan sendi. (Mark
A. Graber M.D, 2006).
Menurut Helmi (2012), Gout adalah suatu
peradangan sendi sebagai manifestasi dari akumulasi endapan kritsal, monosodium
urat, yang terkumpul didalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam
urat didalam darah (hiperutrisemia).
2.
Etiologi
Gout disebabkan oleh adanya kelainan
metabolic dalam pembentukan purin atau ekresi asam urat yang kurang dari
ginjal. Kelebihan asam urat dalam darah akan menyebabkan pengkristalan pada
persendian dan pembuluh darah kapiler.
Artritis gout berkaitan langsung dengan
hiperurisemia ( asam urat serum tinggi).
Faktor pemicu
Arthritis Gout
a)
Faktor
umum
Penyakit ini banyak ragam penyebabnya, di antaranya
adalah kurang tidur yang menyebabkan terjadinya penumpukan asam laknat. Selain
itu, penggunaan sendi yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya peradangan.
Peradangan sendi juga bias terjadi karena terlalu banyak berjalan, turun naik
tangga, sering jongkok berdiri, atau sebab-sebab lain yang bisa menyebabkan
kelebihan asam urat pada jaringan atau persendian.
b)
Faktor
khusus
1)
Factor
dari dalam
Factor dari dalam lebih banyak terjadinya akibat
proses penyimpangan metabolisme yang umumnya berkaitan dengan factor usia,
dimana usia di atas 40 tahun atau manula berisiko besar terkena asam urat.
2)
Factor
dari luar
Factor dari luar dapat berupa konsumsi makanan dan
minuman yang dapat merangsang pembentukan asam urat seperti makanan yang
mempunyai kadar karbohidrat dan protein tinggi. Makanan dan minuman yang
memiliki kadar karbohidrat dan protein tinggi di antaranya adalah
kacang-kacangan, emping , melinjo, daging (terutama jeroan), ikan , cokelat,
kopi, teh, dan minuman cola
3)
Faktor
lainnya
Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan),
penyakit kulit (psoriasis), kadar (trigliserida) yang tinggi. Pada penderita
diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda
keton ( hasil buangan matabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang
meninggi akan menyebabkan asam urat juga ikut meninggi. Setiap orang dapat
terkena penyakit asam urat.
3.
Anatomi Dan Fisiologi
Sistem Muskuloskeletal
a.
Sendi
Artikulasi atau sendi adalah tempat
pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-tulang ini dipadukan dengan berbagai
cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligament, tendon, fasia, atau
otot. Sendi diklasifikasikan sesuai dengan strukturnya.
1) Sendi
fibrosa (sinartrodial)
Merupakan
sendi yang tidak dapat bergerak.Tulang-tulang dihubungkan oleh serat-serat
kolagen yang kuat.Sendi ini biasanya terikat misalnya sutura tulang tengkorak.
2) Sendi
kartilaginosa (amfiartrodial)
Permukaan
tulang ditutupi oleh lapisan kartilago dan dihubungkan oleh jaringan fibrosa
kuat yang tertanam kedalam kartilago misalnya antara korpus vertebra dan
simfisis pubis.Sendi ini biasanya memungkinkan gerakan sedikit bebas.
3) Sendi
synovial (diartrodial)
Sendi
ini adalah jenis sendi yang paling umum. Sendi ini biasanya memungkinkan
gerakan yang bebas (mis., lutut, bahu, siku, pergelangan tangan, dll.) tetapi
beberapa sendi sinovial secara relatif tidak bergerak (mis., sendi
sakroiliaka). Sendi ini dibungkus dalam kapsul fibrosa dibatasi dengan membran
sinovial tipis.Membran ini mensekresi cairan sinovial ke dalam ruang sendi
untuk melumasi sendi.Cairan sinovial normalnya bening, tidak membeku, dan tidak
berwarna atau berwarna kekuningan.Jumlah yang ditemukan pada tiap-tiap sendi
normal relatif kecil (1 sampai 3 ml).hitung sel darah putih pada cairan ini
normalnya kurang dari 200 sel/ml dan terutama adalah sel-sel mononuclear.
Cairan synovial juga bertindak sebagai sumber nutrisi bagi rawan sendi.
Permukaan
tulang dilapisi dengan kartilago artikular halus dan keras dimana permukaan ini
berhubungan dengan tulang lain. Pada beberapa sendi terdapat suatu sabit
kartilago fibrosa yang sebagian memisahkan tulang-tulang sendi (mis., lutut,
rahang)
Jenis
sendi synovial :
a) Sendi
peluru, missal pada persendian panggul dan bahu, memungkinkan gerakan bebas
penuh.
b) Sendi
engsel memungkinkan gerakan melipat hanya pada satu arah dan contohnya adalah
siku dan lutut.
c) Sendi
pelana memungkinkan gerakan pada dua bidang yang saling tegak lurus. Sendi pada
dasar ibu jari adalah sendi pelana dua sumbu.
d) Sendi
pivot contohnya adalah sendi antara radius dan ulna. Memungkinkan rotasi untuk
melakukan aktivitas seperti memutar pegangan pintu.
e) Sendi
peluncur memungkinkan gerakan terbatas kesemua arah dan contohnya adalah
sendi-sendi tulang karpalia di pergelangan tangan.
4.
Patofisiologi
a) Presipitasi
kristal monosodium urat, dapat terjadi di jaringan jika konsentrasi dalam
plasma lebih dari 9 mg/dl.
b) Respon
leukosit polimorfonuklear (PMN) dan selanjutnya akan terjadi fagositosis
kristal oleh leukosit.
c) Fagositosis,
terbentuk fagolisosom dan akhirnya membran vakuol disekeliling kristal bersatu dengan
membran leukositik lisosom.
d) Kerusakan
lisosom, terjadi robekan membram lisosom dan pelepasan enzim dan oksida radikal
ke dalam sitoplasma.
e) Kerusakan
sel, terjadi respon inflamasi dan kerusakan jaringan.
Setiap orang memiliki asam urat di dalam
tubuh, karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat. Normalnya,
asam urat ini akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan
urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada
menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh.
Hal lain yang dapat meningkatkan kadar
asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung
banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada
persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
5.
Manifestasi
Klinis
Menurut
Asikin dkk (2016) manifestasi klinis dari arthritis gout dibagi menjadi dua,
yaitu :
a. Gout
Akut
1) Rasa
nyeri yang hebat dan peradangan lokal
2) Demam
dan jumlah sel darah putih meningkat
3) Mula-mula
yang terserang yaitu ibu jari kaki. Setelah itu menyerang sendi jari, lutut,
pergelangan tangan, pergelangan kaki, siku.
4) Gejala
berkurang setelah 10-14 hari walaupun tanpa pengobatan
b. Gout
Kronis
1) Timbul
dalam jangka waktu beberapa tahun
2) Ditandai
dengan rasa nyeri, kaku, dan pegal
3) Terjadi
peradangan kronis akibat adanya kristal urat
4) Terbentuk
nodular akibat sendi yang bengkok karena gaout kronis yang membesar
6.
Pemeriksaan
Diagnostik
Menurut
Aulawi (2014) pemeriksaan diagnostik untuk penyakit athritis gout adalah :
a. Serum
asam urat
Umumnya meningkat, diatas
7,5 mg/dl. Pemeriksaan ini mengindikasikan hiperuricemia, akibat peningkatan
produksi asam urat atau gangguan ekskresi.
b. Angka
leukosit
Menunjukkan peningkatan
yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama serangan akut. Selama periode
asimtomatik angka leukosit masih dalam batas normal yaitu 5000 - 10.000/mm3.
c. Eusinofil Sedimen rate
(ESR)
Meningkat selama serangan
akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate mengindikasikan proses inflamasi akut,
sebagai akibat deposit asam urat di persendian.
d. Urin
spesimen 24 jam.
Urin dikumpulkan dan
diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan asam urat. Jumlah normal
seorang mengekskresikan 250 - 750 mg/24 jam asam urat di dalam urin. Ketika
produksi asam urat meningkat maka level asam urat urine meningkat. Kadar kurang
dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien dengan
peningkatan serum asam urat. Instruksikan pasien untuk menampung semua urin
dengan peses atau tisu toilet selama waktu pengumpulan. Biasanya diet purin
normal direkomendasikan selama pengumpulan urin meskipun diet bebas purin pada
waktu itu diindikasikan.
e. Analisis
cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau material aspirasi
dari sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang tajam, memberikan
diagnosis definitif gout.
f. Pemeriksaan
radiografi
Dilakukan pada sendi yang
terserang, hasil pemeriksaan akan menunjukkan tidak terdapat perubahan pada
awal penyakit, tetapi setelah penyakit berkembang progresif maka akan terlihat
jelas/area terpukul pada tulang yang berada di bawah sinavial sendi.
7.
Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan
secara farmakologi
1) Kolkisin
Biasanya digunakan untuk
mengobati serangan gout akut dan mencegah gout akut dikemudian hari
2) Fenilbutazon
Suatu agen anti radang
dan juga dapat digunakan untuk mengobati athritis gout akut. Akan tetapi karena
fenilbutazon menimbulkan efek samping maka kolkisin digunakan sebagai terapi
pencegah.
3) Allopurinol
Dapat mengurangi
pembentukan asam urat.
4) Probenesid
dan sulfinpirazon
Merupakan agen urikosuria
yang dapat menghambat proses reabsorbsi urat oleh tubulus ginjal sehingga
meningkatkan ekskresi asam urat.
b. Penatalaksanaan
secara non farmakologi
Dianjurkan untuk
menghindari makanan yang mengandung kadar purin yang tinggi diantaranya jeroan,
hati, ginjal, otak, dan roti manis. Sarden dan anchovy (ikan kecil semacam
haring) sebaiknya juga dibatasi (Asikin dkk, 2016).
8.
Komplikasi
Athritis Gout
Komplikasi pada Artritis
gout menurut Helmi (2012) antara lain :
a. Deformitas
dan ketidakmampuan aktivitas karena inflamasi kronis dan tofi yang menyebabkan
degenerasi sendi.
b. Kerusakan
tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronik.
DAFTAR PUSTAKA
Asikin M, dkk. 2016. Keperawatan Medikal Bedah
Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : EMS
M. Arif. 2012. Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta : EGC
M. Arif. 2008. Buku Ajar Keperawatan Klien
Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta : EGC
No comments:
Post a Comment
jangan komen yang aneh-aneh