11/16/2015

implikasi proses kultural dalam proses keperawatan

 BERDASARKAN MAKALAH YG DIBUAT KELOMPOK KAMI

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul ” implikasi proses kultural dalam proses keperawatan “tepat pada waktunya. Dalam penulisan makalah ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar matakuliah Antropologi yang telah memberikan arahan, bimbingan, serta motivasi kepada kelompok kami.  
Penulis menyadari bahwa tugas kelompok ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk sempurnanya tugas kami. Semoga Tugas kelompok ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan siapa saja yang membacanya.


`                        Ambon, 06 November2015

                                   
                            kelompok 1








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAn
A.Latar Belakang..........................................................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................
C. Manfaat Penjelasan.............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Implikasi & Perspektif Transkultural dalam Keperawatan.....................................................
BAB III PENUTUP
A.  Kesimpulan.........................................................................................................................
B.  Saran.....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................










BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
    Antropologi adalah ilmu tentang manusia, masa lalu dan kini, yang menggambarkan manusia melalui pengetahuan ilmu sosial dan ilmu hayati (alam), dan juga humaniora. Antropologi berasal dari kata Yunani (anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti "wacana" (dalam pengertian "bernalar", "berakal") atau secara etimologis antropologi berarti ilmu yang memelajari manusia.
     Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body of knowledge yang kuat, yang dapat dikembangkan serta dapat diaplikasikan dalam praktek keperawatan.
     Perkembangan teori keperawatan terbagi menjadi 4 level perkembangan yaitu metha theory, grand theory, midle range theory dan practice theory.
Salah satu teori yang diungkapkan pada midle range theory adalah
Transcultural Nursing Theory. Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dan dikembangkan dalam konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan konsep
keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai kultural yang melekat dalam masyarakat. Leininger beranggapan bahwa sangatlah
     penting memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien.
Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural shock.

     Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawat
tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan. Hal ini dapat menyebabkan munculnya rasa ketidaknyamanan, ketidakberdayaan danbeberapa mengalami disorientasi. Salah satu contoh yang sering ditemukan adalah ketika klien sedang mengalami nyeri.
Pada beberapa daerah atau negara diperbolehkan seseorang untuk mengungkapkan rasa nyerinya dengan berteriak atau menangis.
Tetapi karena perawat memiliki kebiasaan bila merasa nyeri hanya
dengan meringis pelan, bila berteriak atau menangis akan dianggap tidak sopan, maka ketika ia mendapati klien tersebut menangis atau berteriak, maka perawat akan memintanya untuk bersuara pelan-pelan, atau memintanya berdoa atau malah memarahi pasien karena dianggap telah mengganggu pasien lainnya.
Kebutaan budaya yang dialami oleh perawat ini akan berakibat pada penurunan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan.


B.     Tujuan
1.      Tujuan umum
Dapat memahami tentang perspektif & Impikasi transkultural dalam keperawatan berkenaan dengan globalisasi dan pelayanan kesehatan dalam memberikan asuhan keperawatan bagi pasien menjelang dan saat kematian.
2.      Tujuan khusus
a.       Mahasiswa mampu memaparkan perspektif & Impikasi transkultural dalam keperawatan berkenaan dengan globalisasi dan pelayanan kesehatan
b.      Mahasiswa mampu memaparkan segala bentuk asuhan keperawatan transkultural
c.       Mahasiswa mampu memaparkan asuhan keperawatan bagi pasien menjelang dan saat kematian
d.      Mahasiswa mampu memaparkan penyelesaian kasus mengenai peran perawat bila dihadapkan pada situasi tersebut dan hal yang sebaiknya dilakukan perawat untuk membantu pasien
e.       Mahasiswa mampu Mengetahui konsep bimbingan klien sakaratul maut sesuai dengan standart keperawatan

.














BAB II
PEMBAHASAN
A.     Implikasi & Perspektif Transkultural dalam Keperawatan
IMPLIKASI KEPERAWATAN
Penerapan proses Keperawatan mempunyai implikasi atau dampak terhadap:
1.      Profesi Keperawatan
Secara profesional proses keperawatan menyajikan suatu lingkup praktik keperawatan.
PENERAPAN SECARA MAKSIMAL PROSES KEPERAWATAN
DALAM PROSES TRANSKULTURAL LEBIH DIKEDEPANKAN ASPEK, BUDAYA. MELIPUTI ADAT ISTIADAT, KEBIASAAN. DLL
      2.      Klien
1)    Penggunaan proses Keperawatan sangat bermanfaat bagi klien dan Keluarga
2)    Klien dan Keluarga berpartisipasi secara aktif dalam keperawatan dengan melibatkan ke dalam 5 langka proses keperawatan
3.      Perawat
1)    Proses Keperawatan akan meninmgkatkan kepuasan dalam bekerja dan meningkatkan perkembangan profesionalisme.
2)    Mningkatkan hubungan antara perawat denga klien dapat di lakukan melalui penerapan proses keperawatan
3)    PK meningkatkan suatu pengembangan dan kretifitas dalam penjelasan masalah klien

1.      Keperawatan Transkultural dan Globalisasi dalam Pelayanan Kesehatan
Sebelum mengetahui lebih lanjut keperawatan transkultural, perlu kita ketahui apa arti kebudayaan terlebih dahulu. Kebudayaan adalah suatu system gagasan, tindakan, hasil karya manusia yang diperoleh dengan cara belajar dalam rangka kehidupan masyarakat. (koentjoroningrat, 1986)
Wujud-wujud kebudayaan antara lain :
1.        Kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma dan peraturan
2.        Kompleks aktivitas atau tindakan
3.        Benda-benda hasil karya manusia
Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body of knowledge yang dapat dikembangkan dan diaplikasikan dalam praktek keperawatan.
Teori transkultural dari keperawatan berasal dari disiplin ilmu antropologi dan dikembangkan dalam konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan konteks atau konsep keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai cultural yang melekat dalam masyarakat.
Menurut Leinenger, sangat penting memperhatikan keragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural shock. Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya.
Keperawatan transkultural adalah ilmu dengan kiat yang humanis yang difokuskan pada perilaku individu/kelompok serta proses untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat atau sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya. Sedangkan menurut Leinenger (1978), keperawatan transkultural adalah suatu pelayanan keperawatan yang berfokus pada analisa dan studi perbandingan tentang perbedaan budaya.

Tujuan  dari transcultural nursing adalah untuk mengidentifikasi, menguji, mengerti dan menggunakan norma pemahaman keperawatan transcultural  dalam meningkatkan kebudayaan spesifik dalam asuhan keperawatan. Asumsinya adalah berdasarkan teori caring, caring adalah esensi dari, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan keperawatan. Perilaku caring diberikan  kepada manusia sejak lahir hingga meninggal dunia. Human caring merupakan fenomena universal dimana,ekspresi, struktur polanya bervariasi diantara  kultur satu tempat dengan tempat lainnya.

2.      Konsep dan Prinsip dalam Asuhan Keperawatan Transkultural
Konsep dalam transcultural nursing adalah :
a.    Budaya
Norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.

b.    Nilai budaya
Keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau suatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan
c.       Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan
Merupakan bentuk yang optimal dalam pemberian asuhan keperawatan
d.      Etnosentris
         Budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain adalah persepsi yang dimiliki individu  menganggap budayanya adalah yang terbaik
e.       Etnis
Berkaitan dengan manusia ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan menurut cirri-ciri dan kebiasaan yang lazim
f.     Ras
Perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal muasal manusia. Jenis ras umum dikenal kaukasoid, negroid,mongoloid.
g.      Etnografi: Ilmu budaya
Pendekatan metodologi padapenelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran yang tinggi pada pemberdayaan budaya setiap individu.


h.    Care
      Fenomena yang berhubungan dengan bimbingan bantuan, dukungan perilaku pada individu, keluarga dan kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhikebutuhan baik actual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia
i.      Caring
         Tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia
j.      Culture care
      Kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan dan pola ekspresi digunakan untuk membimbing, mendukung atau member kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat dan berkembang bertahan hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai
k.    Cultural imposition
              Kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan kepercayaan, praktek dan nilai karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi dari kelompok lain.

    


 Paradigma transcultural nursing (Leininger 1985) , adalah cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam asuhan keperawatan yang sesuai  latar belakang budaya, terhadap 4 konsep sentral keperawatan yaitu :
1.    Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilaidan norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan danmelakukan pilihan. Menurut Leininger (1984) manusia memilikikecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapundia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).

2.    Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisikehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatukeyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untukmenjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasidalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang samayaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yangadaptif (Andrew and Boyle, 1995).
3.    Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah di daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari sepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan tersebut. Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol yang menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.
4.    Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktikkeperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memnadirikan individu sesuai dengan budaya klien. Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasi budaya dan mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1991).

3.    Pengkajian Asuhan Keperawatan Budaya
Peran perawat dalam transkultural nursing yaitu menjembatani antara sistem perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan sistem perawatan melalui asuhan keperawatan.
Tindakan keperawatan yang diberikan harus memperhatikan 3 prinsip asuhan keperawatan yaitu:
Cara I : Mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan status kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap pagi.
Cara II : Negosiasi budaya
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yang lain.
Cara III : Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.











BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
    IMPLIKASI KEPERAWATAN
Penerapan proses Keperawatan mempunyai implikasi atau dampak terhadap:
1.      Profesi Keperawatan
Penerapan proses Keperawatan mempunyai implikasi atau  dampak terhadap:
1.      Profesi Keperawatan
Secara profesional proses keperawatan menyajikan suatu lingkup praktik keperawatan.
PENERAPAN SECARA MAKSIMAL PROSES KEPERAWATAN
DALAM PROSES TRANSKULTURAL LEBIH DIKEDEPANKAN ASPEK, BUDAYA. MELIPUTI ADAT ISTIADAT, KEBIASAAN. DLL
      2.      Klien
3)    Penggunaan proses Keperawatan sangat bermanfaat bagi klien dan Keluarga
4)    Klien dan Keluarga berpartisipasi secara aktif dalam keperawatan dengan melibatkan ke dalam 5 langka proses keperawatan
5)   
3.      Perawat
4)    Proses Keperawatan akan meninmgkatkan kepuasan dalam bekerja dan meningkatkan perkembangan profesionalisme.
5)    Meningkatkan hubungan antara perawat denga klien dapat di lakukan melalui penerapan proses keperawatan

B.      Saran
                 Kami membuat makalah ini untuk  pembelajaran bersama. Kepada para tim medis agar memahami kultur budaya yang ada pada masyarakat, menyesuaikan agar kerja sama dalam bidang kesehatan berjalan dengan baik.










Daftar Pustaka

Akhmadi. 2011. "Konsep Keperawatan Transkultural (Madeleine Leininger)". Lecture/Class. Gadjah Mada University. Jogjakarta.
http://perawatpelajar.blogspot.co.id/2012/10/konsep-transcultural-nursing.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi
http://kimdinirinjani.blogspot.co.id/2012/12/antropologi-sosial.html
https://mattoreang.wordpress.com/2010/05/25/aplikasi-teori-transcultural-nursing-dalam-proses-keperawatan/
http://faizalbnu.blogspot.co.id/2014/10/makalah-implikasi-penggunaan.html




Makalah keperawatan dasar : Mencuci ramcut pasien






                                                             KEPERAWATAN DASAR

“MENCUCI RAMBUT PASIEN ”

Kelompok 9
Dewanti S husen
Ria R F Essary
Jainal Suneth
Winda windy C Patty










DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN AMBON
2014


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Mencuci rambut pasien”Tepat pada waktunya. Dalam penulisan makalah ini kami ingin mengucapkan terima kasih.  kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan siapa saja yang membacanya.


Ambon, 15 Desember 2014

                                                   Kelompok 9
















DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................
1.3 Tujuan.....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Mencuci rambut pasien ............................................................................
2.2 Tujuan mencuci rambut pasien ...................................................................................
2.3  Pelaksanaan ...............................................................................................................

2.4 Alat-alat..................................................................................................................
2.5 Prosedur pelaksanaan..............................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................
3.2 Saran.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................















BAB I
PENDAHULUAN


             Perawatan rambut merupakan suatu prosedur pemenuhan kebutuhan kebersihan diri dan lingkungan yang merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia. Dimana setiap manusia membutuhkan kenyamanan pada diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. Namun dalam memeberikan suasana atau memenuhi kebutuhan tersebut bukan berarti perawat harus membersihkan lingkungan, tetapi bagaimana perawat tersebut menciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien.
          Kebutuhan kebersihan diri dan lingkungan sangat penting karena akan berdampak pada proses penyembuhan. Terpenuhinya kebutuhan kebersihan diri dan lingkungan dapat membangkitkan motivasi klien untuk bekerjasama dalam program keperawatan. Pelaksanaan program pemenuhan diri dan lingkungan pada klien dilakukan pada pasien yang tidak mampu secara diri dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Pemenuhan kebutuhan kebersihan diri dan lingkungan dalam keperawatan dapat meliputi menyiapkan tempat tidur, merawat kulit pada daerah yang tertekan, merawat rambut, merawat gigi dan mulut, merawat kuku, hign vulva, dan memandikan pasien. Pada perawatan rambut akan dibahas di bawah ini.

























BAB II
Pembahasan


A.    Pengertian

Mencuci rambut adalah menghilangkan kotoran pada kulit kepala dengan menggunakan sabun/ sampo kemudian dibilas dengan air bersih sampai bersih.

B.    Tujuan
1.      Memberikan perasaan senang, nyaman dan segar kepada klien.
2.      Rambut tetap bersih, rapih dan terpelihara.
3.      Merangsang peredaran darah di bawah kulit kepala.
4.      Membersihkan kutu dan ketombe.

C.     Pelaksanaan
Proses mencuci rambut ini dapat dilakukan pada waktu:
1.      Jika rambut kotor.
2.      Pada klien yang akan menjalani operasi.
3.      Secara rutin 5 hari ssekali, jika keadaan klien memungkinkan.
4.     Setelah dipasang kap kutu.

D.    Alat-alat
Alat –alat yang perlu dipersiapkan untuk melakukan proses ini adalah:
1.      Dua buah sisir
2.      Dua buah handuk
3.      Sabun/ sampo pada tempatnya
4.      Kapas dan tempatnya
5.      Satu buah celemek
6.      Talang karet
7.      Alas (handuk/ perlak)
8.      Kom kecil (mangkok) serta kain kasa dalam tempatnya 2-3 potong
9.      Ember
10.  Bengkok
11.  Gayung
12.  Sarung tangan bersih
13.  Termos berisi air hangat
14.  Lap pel

E.     Prosedur Pelaksanaan
1.      Bawa alat ke dekat klien
2.      Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
3.      Cuci tangan
4.      Tutup jendela/ pasang sampiran
5.      Pakai celemek
6.      Pakai sarung tangan
7.      Atur posisi tidur klien senyaman mungkin dengan kepala dekat sisi tempat tidur
8.      Pasang perlak dan handuk dibawah kepala pasien
9.      Letakan ember yang dialasi kain pel dibawah kepala klien
10.  Pasang talang dan arahkan ke ember yang kosong
11.  Tutup lubang telinga luar dengan kapas dan tutup mata klienmengunakan waslap
12.  Tutup dada klien dengan handuk sampai ke leher
13.  Sisir rambut kemudian siram dengan air hangat dengan menggunakan gayung
14.  Gosok pangkal rambut dengan menggunakan kain kasa yang telah diberi sampo kemudian urut dengan ujung jari, kasa koto dibuang ke bengkok
15.  Bilas rambut dengan menggunakan air hangat sampai bersih kemudian keringkan dengan handuk
16.  Angkat tutup telinga dan mata
17.  Angkat talang, masukan ke dalam ember dan letakan handuk dalam baki
18.  Kembalikan klien pada posisi semula dengan cara mengangkat kepala dan alasnya serta meletakannya diatas bantal
19.  Sisir rambut klien kembali dengan sisir bersih dan biarkan kering, atau keringkan dengan pengering rambut lalu sisir sampai rapi
20.  Rapihkan klien
21.  Lepaskan sarung tangan dan masukan kedalam bengkok
22.  Lepaskan celemek dan masukan kedalam ember kosong
23.  Bereskan dan bersihkan alat
24.  Kembalikan alat ketempat semula
25.  Cuci tangan

F.     Sikap
Sikap yang perlu diperhatikan saat melakukan proses mencuci rambut ini adalah:
1.      Selama bekerja perhatikan keadaan umum klien.
2.      Buang air pada ember jika hamper penuh.
3.      Pakaian klien yang basah/ kotor harus diganti.
4.      Bekerja dengan teliti agar klien dan sekitarnya tidak basah.
5.      Hindarkan tindakan yang menyebabkan klien lelah atau kedinginan.
6.      Ramah dan sopan pada klien.























BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Perawatan rambut ini penting dilakukan terhadap klien supaya dapat memberikan kenyaman pada klien dan dapat mempercepat proses penyembuhan.

B.    Saran
Untuk yang akan melakukan proses mencuci rambut ini diharapkan mampu bekerja dengan teliti, berlaku sopan santun, dan memperhatikan keadaan klien sehinggga klien merasa nyaman.





















Daftar Pustaka
http://fadlillahbieber.blogspot.com/2013/03/makalah-personal-hygiene.html
http://skepalir2010.blogspot.com/2011/11/makalah-kdm.html
http://nindanurmalasari.blogspot.com/2012/02/mencuci-rambut.html
http://tarzz.wordpress.com/2012/06/04/prosedur-mencuci-dan-menyisir-rambut/
http://dibuang-jangan.blogspot.com/2012/09/mencuci-rambut-pasien.html