10/22/2014

MAKALAH TENTANG SIKAP


PSIKOLOGI SOSIAL TENTANG SIKAP

                                    BAB I
                             PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang unik karena memilki perbedaan dengan individu lainnya. Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting dalam psikologi sosial yang membahas unsur sikap baik sebagai individu maupun kelompok. Banyak kajian dilakukan untuk merumuskan pengertian  sikap, proses terbentuknya sikap, maupun perubahan. Banyak pula penelitian telah dilakukan terhadap sikap kaitannya denganefek dan perannya dalam pembentukan karakter dan sistem hubungan antarkelompok.
Banyak sosiolog dan psikolog memberi batasan bahwa sikap merupakan kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadap stimulus yang ada dalam lingkungan sosial. Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk mendekat atau menghindar, posotitif atau negative terhadap berbagai keadaan sosial, apakah itu institusi, pribadi, situasi, ide, konsep dan sebagainya (Howard dan Kendler, 1974;Gerungan, 2000).
Oleh karena itu kami akan membahas lebih spesifik lagi mengenai sikap.  Untuk itu Dalam makalah ini penulis akan menguraikan mengenai pengertian sikap, proses dan komponen sikap, faktor – faktor yang mempengaruhi sikap, teori- teori tentang  sikapdan hubungan sikap dengan perilaku.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Pengertian Sikap
2.      Proses dan komponen Sikap
3.      Faktor- faktor yang mempengaruhi sikap
4.      Fungsi Sikap
5.      Hubungan sikap dengan Perilaku
6.      Persuasi dan Perubahan Sikap

1.3  Tujuan
2.      Mengetahui Pengertian Sikap
3.      Mengetahui Proses dan Komponen Sikap
4.      Mengetahui Faktor- faktor yang mempengaruhi sikap
5.      Mengetahui dan mengakaji teori tentang sikap
6.      Mengetahui korelasi sikap dengan perilaku.

                           BAB II
                     PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Sikap
Dibawah ini pengertian Sikap Menurut para Ahli:
1.      Menurut Sarnoff (dalam Sarwono, 2000) mengidentifikasikan sikap sebagai kesediaan untuk bereaksi (disposition to react) secara positif  (ravorably) atau secara negatif (untavorably) terhadap obyek - obyek tertentu.
2.      D.Krech dan R.S Crutchfield (dalam Sears, 1999) berpendapat bahwa sikap sebagai organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional , emosional, perseptual, dan kognitif mengenai aspek dunia individu.
3.      La Pierre (dalam Azwar, 2003) mendefinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku , tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan
4.      Soetarno (1994), sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek tertentu. Sikap senantiasa diarahkan kepada sesuatu artinya tidak ada sikap tanpa obyek. Sikap diarahkan kepada benda-benda, orang, peritiwa, pandangan, lembaga, norma dan lain-lain.
5.      Sumber di www. wikipedia.org menjelaskan sikap adalah perasaan seseorang tentang obyek, aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negatif, atau netral) seseorang pada sesuatu.
6.      Menunit G.W Alport dalam (Tri Rusmi Widayatun, 1999 :218) sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak.
7.      Tri Rusmi Widayatun memberikan pengertian sikap adalah “keadaan mental dan syaraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya.
8.      Jalaluddin Rakhmat ( 1992 : 39 ) mengemukakan lima pengertian sikap, yaitu:
•         sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok.
•         sikap mempunyai daya penolong atau motivasi. Sikap bukan sekedar rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu; menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan,mengesampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang harus dihindari.
•         sikap lebih menetap. Berbagai studi menunjukkan sikap politik kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami pembahan.
•         sikap mengandung aspek evaluatif: artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan.
•         sikap timbul dari pengalaman: tidak dibawa sejak lahir, tetapi merupakan hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah.
9.      Sri Utami Rahayuningsih (2008) Sikap (Attitude) adalah:
1)      Berorientasi kepada respon : : sikap adalah suatu bentuk dari perasaan, yaitu perasaan mendukung atau memihak (favourable) maupun perasaan tidak mendukung (Unfavourable) pada suatu objek.
2)      Berorientasi kepada kesiapan respon : sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu, apabila dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon suatu pola perilaku, tendenasi atau kesiapan antisipatif untuk menyesuaikan diri dari situasi sosial yang telah terkondisikan
3)      Berorientasi kepada skema triadic : sikap merupakan konstelasi komponen-komponenkognitif, afektif, dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek di lingkungan sekitarnya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.

2.2  Proses dan Komponen Sikap
Terdapat tiga komponen sikap, tiga komponen sikap itu adalah komponen respons evaluative kognitif, komponen respons evaluative afektif, dan komponen respons evaluative perilaku. Ketiga komponen itu secara bersama merupakan penentu bagi jumlah keseluruhan sikap seseorang ( Manstead, 1996; Strickland, 2001)
a.      Komponen Respons evaluative kognitif
Gambaran tentang cara seseorang dalam mempersepsi objek, peristiwa atau situasi sebagai sasaran sikap. Komponen ini adalah pikiran, keyakinan atau ide seseorang tentang suatu objek. Dalam bentuk yang paling sederhana, komponen kognitif adalah kategori-kategori yang digunakan dalam berpikir.
Aspek sikap yang berkenaan dengan penilaian individu terhadap obyek atau subyek. Informasi yang masuk ke dalam otak manusia, melalui proses analisis, sintesis, dan evaluasi akan menghasilkan nilai baru yang akan diakomodasi atau diasimilasikan dengan pengetahuan yang telah ada di dalam otak manusia. Nilai – nilai baru yang diyakini benar, baik, indah, dan sebagainya, pada akhirnya akan mempengaruhi emosi atau komponen afektif dari sikap individu.
b.      Komponen Respons evaluative afektif
Adalah perasaan atau emosi yang dihubungkan dengan suatu objek sikap. Perasaan atau emosi meliputi kecemasan, kasihan, benci, marah, cemburu,atau suka. Dinegara Amerika Serikat, kemungkinan berpindahnya oaring kulit hitam ke daerah perumahan orang kulit putih dapat menimbulkan rasa cemas banyak warga kulit putih.
c.       Komponen Respons evaluative perilaku
Adalah tendensi untuk berperilaku pada cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Dalam hal ini, tekanan lebih pada tendensi untuk berperilaku dan bukan pada perilaku secara terbuka. Misalnya, orang melakukan tendensi untuk melakukan tindakan diskriminatif terhadap anggota dari sekelompok etnis tertentu, namun karena tindakan itu secara social dan legal dilarang, maka ia tidak melakukannya. Berkenaan dengan keinginan individu untuk melakukan perbuatan sesuai dengan keyakinandan keinginannya.
Sikap seseorang terhadap suatu obyek atau subyek dapat positif atau negatif. Manifestasikan sikap terlihat dari tanggapan seseorang apakah ia menerima atau menolak, setuju atau tidak setuju terhadap obyek atau subyek. Komponen sikap berkaitan satu dengan yang lainnya. Dari manapun kita memulai dalam analisis sikap, ketiga komponen tersebut tetap dalam ikatan satu sistem.
komponen kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak merupakan suatu kesatuan sistem, sehingga tidak dapat dilepas satu dengan lainnya. Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap  dan Ketiga komponen kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak secara bersama- sama membentuk sikap.

2.3  Fungsi Sikap
Katz (Luthans, 1955) menjelaskan empat fungsi sikap, keempat fungsi sikap itu adalah fungsi penyesuaian diri, fungsi pertahanan diri, fungsi ekspresi nilai, dan fungsi pengetahuan.
Fungsi penyesuaian diri berarti bahwa orang cenderung mengembangkan sikap yang akan membantu untuk mencapai tujuan secara maksimal. Sebagai contoh, seseorang cenderung menyukai partai politik yang mampu memenuhi dan mewakili aspirasi-aspirasinya. Di Negara Inggris dan Astralia, seorang pengangguran akan cenderung memilih partai buruh yang kemungkinan besar dapat membuka lapangan pekerjaan baru atau member tunjangan lebih besar.
Fungsi pertahanan diri mengacu pada pengertian bahwa sikap dapat melindungi seseorang dari keharusan untuk mengakui kenyataan tentang dirinya. Sebagai contoh fungsi ini adalah perilaku proyeksi. Proyeksi adalah atribusi cirri-ciri yang tidak diakui oleh diri seorang dalam dirinya kepada orang lain. Melalui proyeksi, ia seakan-akan tidak akan memiliki cirri-ciri itu.
Fungsi ekspresi nilai berarti bahwa sikap membantu ekspresi positive nilai-nilai dasar seseorang , memamerkan citra dirinya , dan aktualisasi diri. Si Fithra mungkin memiliki citra diri sebagai seorang “ Konsevative” yang hal itu akan mempengaruhi sikapnya tentang demikrasi atau sikapnya tentang perubahan social.
Fungsi pengetahuan berarti bahwa sikap membantu seseoarang menetapkan standar evaluasi terhadap sesuatu hal. Standar itu menggambarkan keteraturan, kejelasan, dan stabilitas kerangka acu pribadi seseoarang dalam menghadapi objek atau peristiwa disekelilingnya. Contoh fungsi pengetahuan sikap misalnya adalah pemilik sepeda motor akan mengubah sikap positif terhadap sepeda motor seiring dengan peningkatan status sosialnya. Ia sekarang emutuskan untuk membeli mobil karena ia yakin bahwa mobil lebih sesuai dengan status sosialnya yang baru, yaitu sebagai manager tingkat menengah sebuah perusahaan level menengah.

2.4  Proses Pembentukan dan Perubahan Sikap
Sikapa dapat terbetuk atau berubah melalui empat macam:
a)      Adopsi
Kejadian- kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap kedalam diri individu dan memengaruhi terbentuknya suatu sikap.
b)      Diferensiasi
Dengan berkem bangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. Terhadap objek tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula.
c)      Integrasi
Pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tentu sehingga akhirnya terbentuk sikap menegenal hal tersebut.
d)     Trauma
Trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan, yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. Pengalaman –pengalaman yang traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap.

2.5  Faktor- Faktor yang mempengaruhi Sikap
 Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap
1) Faktor intern: yaitu manusia itu sendiri.
2) Faktor ekstern: yaitu faktor manusia.
Dalam hal ini Sherif mengemukakan bahwa sikap itu dapat diubah atau dibentuk apabila:
a. Terdapat hubungan timbal balik yang langsung antara manusia.
b. Adanya komunikasi (yaitu hubungan langsung) dan satu pihak.
a)      Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara komoponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang dianggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak, tingkah dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang berarti khusus bagi kita akan mempengaruhi pembentkan sikap kita terhadap sesuatu. Contoh : Orang tua, teman sebaya, teman dekat, guru, istri, suami dan lain-lain.
b)      Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.
c)      Media massa
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.
d)     Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam arti individu.
e)      Pengaruh faktor emosional
Tidak semua bentuk sikap dipengaruhi oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang, kadang-kadang sesuatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

2.6  Hubungan sikap dengan perilaku
Sikap yang dilakukan oleh setiap individu sangatlah berpengaruh terhadap perilaku individu. Pengaruh tersebut terletak pada individu sendiri terhadap respon yang ditangkap ,kecenderungan individu untuk melakukan tindakan dipengaruhi oleh berbagai faktor bawaan dan lingkungan sehingga menimbulkan tingkah laku.
•         Pembentukan perilaku
     Pembentukan perilaku dengan konsidioning atau kebiasaan, Cara ini didasarkan atas teori belajar konsidioning yang dikemukakan oleh Pavlov, Thorndike dan Skinner. Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan, akan terbentuklah perilaku tersebut.
Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight). Disamping pembentukan perilaku dengan kondisioning, pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan pengertian (insight). Cara ini berdasarkan atas teori belajar kognitif, yaitu belajar yang disertai dengan adanya pengertian, seperti yang dikemukakan Kohler.
Pembentukan perilaku dengan menggunakan model atau contoh. Jadi, perilaku itu dibentuk dengan cara menggunakan model atau contoh yang kemudian perilaku dari model tersebut ditiru oleh individu. Hal ini didasarkan atas teori belajar sosial (sosial learning theory) atau observational learning theory yang dikemukakan oleh Bandura

•         Konsistensi Sikap dan Perilaku
         Sikap dan perilaku sering dikatakan berkaitan erat, dan hasil penelitian juga memperlihatkan adanya hubungan yang kuat antara sikap dan perilaku. Salah satu teori yang bias menjelaskan hubungan antara sikap dan perilaku yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen. Menurut mereka, antara sikap dan perilaku terdapat satu faktor psikologis yang harus ada agar keduanya konsisten, yaitu niat (intention). Worchel dan Cooper (1983) menyimpulkan sikap dan perilaku bias konsisten apabila ada kondisi sebagai berikut:
•         Spesifikasi sikap dan perilaku
•         Relevansi sikap terhadap perilaku
•          Tekanan normatif
•           Pengalaman

                           BAB III
                        PENUTUP
A.    Kesimpulan
Sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.
Proses sikap terdiri dari 3 komponen yaitu komponen kognitif, afektif dan kecenderungan untuk bertindak, komponen kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak merupakan suatu kesatuan sistem, sehingga tidak dapat dilepas satu dengan lainnya. Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap dan Ketiga komponen kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak secara bersama- sama membentuk sikap.
Fungsi sikap diantaranya yaitu:
•         Fungsi penyesuaian diri
•         Fungsi pertahanan
•         Fungsi ekspresi
•         Fungsi pengatahuan
Adapun sikap dapat terbentuk atau berubah melalui empat macam cara yaitu:
•         Adopsi
•         Diferensiasi
•         Integrasi
•         Trauma
Sikap yang dilakukan oleh setiap individu sangatlah berpengaruh terhadap perilaku individu. Pengaruh tersebut terletak pada individu sendiri terhadap respon yang ditangkap ,kecenderungan individu untuk melakukan tindakan dipengaruhi oleh berbagai faktor bawaan dan lingkungan sehingga menimbulkan tingkah laku.

B.     SARAN
Semoga dengan adanya makalah ini yang membahas tentang sikap bisa lebih mengontrol sikap yang ada dalam diri kita sendiri dan lebih memahami karakter diri sendiri untuk menjadi diri yang lebih baik lagi dari sebelumnya.


                    DAFTAR PUSTAKA

 H. Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Anonim a. 2008. Faktor – Faktor yang mempengaruhi sikap ( Online ) http: // www. Sikap. Com,diakses 7 April 2010
Sri Utami Rahayuningsih . 2008. Sikap ( Attitude ) (Online ) http:// www. Atttitude,blogspot. Com, diakses 7 April 2010
Fitri. 2008. Pengertian Sikap (Online ) http:// Blog dunia Psikologi. Com, diakses 7 April  2010
Hanurawan Fattah. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Bandung :Rosada
Sarwono Sarlito. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta : Rajawali Pers

10/21/2014

makalah TERMOFISIKA (TERMODINAMIKA)






TERMOFISIKA (TERMODINAMIKA)







DISUSUN OLEH:
Siti Mutiah
Suryana S irwan
Dewanti S. Husein
Fitri A Thomisio
Nhani Tomia





POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
JURUSAN KEPERAWATAN
MALUKU
KATA PENGANTAR
                       
            Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul ” termodinamika (termofisika) “tepat pada waktunya.Dalam penulisan makalah ini penulis ingin mengucapkan terima kasih.  Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan siapa saja yang membacanya.


`                        Ambon, 18 oktober 2014

                                   
                            Penulis





























DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................
1.3 Tujuan.......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hukum Termodinamika...............................................................................................
2.2 Reservoir Energi Panas (Thermal Energy Reservoir)...................................................................................................................................
2.3 Mesin Kalor (Heat Engines)...................................................................... ..........................
2.4 Mesin Pendingin dan Pompa kalor.......................................................................................
TERMOFISIKA..........................................................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................................
3.2 Saran.........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................

















BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Termofisika adalah ilmu pengetahuan yang mencakup semua cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari dan menjelaskan sikap zat dibawah pengaruh kalor dan perubahan-perubahan yang menyertainya.Di dalamnya tercakup : kalorimetri, termometri, perpindahan kalor,termodinamika, teori kinetik gas dan fisika statistik.Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara  alami maupun hasil rekayasa teknologi.
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya. 
Hukum keseimbangan / kenaikan entropi: Panas tidak bisa mengalir dari material yang dingin ke yang lebih panas secara spontan. Entropi adalah tingkat keacakan energi. Jika satu ujung material panas, dan ujung satunya dingin, dikatakan tidak acak, karena ada konsentrasi energi. Dikatakan entropinya rendah. Setelah rata menjadi hangat, dikatakan entropinya naik.
Proses termodinamik yang berlanggsung secara alami seluruhnya disebut proses ireversibel (irreversibel process). Proses tersebut berlanggsung secara spontan pada satu arah tetapi tidak pada arah sebaliknya. Contohnya kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.
Proses reversibel adalah proses termodinamik yang dapat berlanggsung secara bolak-balik. Sebuah sistem yang mengalami idealisasi proses reversibel selalu mendekati keadaan kesetimbangan termodinamika antara sistem itu sendiri dan lingkungannya. Proses reversibel merupakan proses seperti-kesetimbangan (quasi equilibrium process).


1.2            Rumusan Masalah
Maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.2.1      Apa pengertian dan aplikasi hukum termodinamika ?
1.2.2      Apa dan bagaimana hokum termodinamika ?








1.3            Tujuan
Penulisan Makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut :
1.3.1      Memberikan tambahan pengetahuan kepada pembaca tentang Hukum  Termodinamika.
1.3.2     Memberikan penjelasan tentang hal – hal dasar yang sering dilupakan dalam Thermodinamika.
1.3.3     Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang Hukum Termodinamika.































BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pendahuluan Hukum Termodinamika
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan') adalah fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah. Dengan kata lain, tidak semua proses di alam adalah reversibel (arahnya dapat dibalik). Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak pernah mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya. Misalnya, jika sebuah kubus kecil dicelupkan ke dalam secangkir air kopi panas, kalor akan mengalir dari air kopi panas ke kubus es sampai suhu keduanya sama.
Hukum pertama termodinamika tidak dapat menjelaskan apakah suatu proses mungkin terjadi ataukah tak mungkin terjadi. Oleh karena itu, muncullah hukum kedua termodinamika yang disusun tidak lepas dari usaha untuk mencari sifat atau besaran sistem yang merupakan fungsi keadaan. Ternyata orang yang menemukannya adalah Clausius dan besaran itu disebut entropi. Hukum kedua ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Proses suatu sistem terisolasi yang disertai dengan penurunan entropi tidak mungkin terjadi. Dalam setiap proses yang terjadi pada sistem terisolasi, maka entropi sistem tersebut selalu naik atau tetap tidak berubah.”
Hukum kedua termodinamika memberikan batasan dasar pada efisiensi sebuah mesin atau pembangkit daya. Hukum ini juga memberikan batasan energi masukan minimum yang dibutuhkan untuk menjalankan sebuah sistem pendingin. Hukum kedua termodinamika juga dapat dinyatakan dalam konsep entropi yaitu sebuah ukuran kuantitatif derajat ketidakaturan atau keacakan sebuah sistem.
Dari hasil percobaan para ahli menyimpulkan bahwa mustahil untuk membuat sebuah mesin kalor yang mengubah panas seluruhnya menjadi kerja, yaitu mesin dengan efisiensi termal 100%. Kemustahilan ini adalah dasar dari satu pernyataan hukum kedua termodinamika sebagai berikut :
“Adalah mustahil bagi sistem manapun untuk mengaalami sebuah proses di mana sistem menyerap panas dari reservoir pada suhu tunggal dan mengubah panas seluruhnya menjadi kerja mekanik, dengan sistem berakhir pada keadaan yang sama seperti keadaan awalnya”.
Pernyataan ini dikenal dengan sebutan pernyataan “mesin” dari hukum kedua termodinamika.
Dasar dari hukum kedua termodinamika terletak pada perbedaaan antara sifat alami energi dalam dan energi mekanik makroskopik. Dalam benda yang bergerak, molekul memiliki gerakan acak, tetapi diatas semua itu terdapat gerakan terkoordinasi dari setiap molekul pada arah yang sesuai dengan kecepatan benda tersebut. Energi kinetik dan energi potensial yang berkaitan dengan gerakan acak menghasilkan energi dalam.
Jika hukum kedua tidak berlaku, seseorang dapat menggerakkan mobil atau pembangkit daya dengan mendinginkan udara sekitarnya. Kedua kemustahilan ini tidak melanggar hukum pertama termodinamika. Oleh karena itu, hukum kedua termodinamika bukanlah penyimpulan dari hukum pertama, tetapi berdiri sendiri sebagai hukum alam yang terpisah. Hukum pertama mengabaikan kemungkinan penciptaan atau pemusnahan energi. Sedangkan hukum kedua termodinamika membatasi ketersediaan energi dan cara penggunaan serta pengubahannya.
Panas mengalir secara spontan dari benda panas ke benda yang lebih dingin, tidak pernah sebaliknya. Sebuah pendingin mengambil panas dari benda dingin ke benda yang lebih panas, tetapi operasinya membutuhkan masukan energi mekanik atau kerja. Hal umum mengenai pengamatan ini dinyatakan sebagai berikut :
“Adalah mustahil bagi proses mana pun untuk bekerja sendiri dan menghasilkan perpindahan panas dari benda dingin ke benda yang lebih panas.”
Pernyataan ini dikenal dengan sebutan pernyataan “pendingin” dari hukum kedua termodinamika.
Pernyataan “pendingin” ini mungkin tidak tampak berkaitan sangat dekat dengan pernyataan “mesin”. Tetapi pada kenyataannya, kedua pernyataan ini seutuhnya setara. Sebagai contoh, jika seseorang dapat membuat pendingin tanpa kerja, yang melanggar pernyataan “pendingin” dari hukum kedua, seseorang dapat mengabungkannya dengan sebuah mesin kalor, memompa kalor yang terbuang oleh mesin kembali ke reservoir panas untuk dipakai kembali. Meski gabungan ini akan melanggar pernyataan “mesin” dari hukum kedua, karena selisih efeknya akan menarik selisih panas sejumlah  dari reservoir panas dan mengubah seutuhnya menjadi kerja W.
Perubahan kerja menjadi panas, seperti pada gesekan atau aliran fluida kental (viskos) dan aliran panas dari panas ke dingin melewati sejumlah gradien suhu, adalah suatu proses ireversibel. Pernyataan “mesin” dan “pendingin” dari hukum kedua menyatakan bahwa proses ini hanya dapat dibalik sebagian saja. Misalnya, gas selalu mengalami kebocoran secara spontan melalui suatu celah dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Gas-gas dan cairan-cairan yang dapat bercampur bila dibiarkan akan selalu tercampur dengan sendirinya dan bukannya terpisah. Hukum kedua termodinamika adalah sebuah pernyataan dari aspek sifat searah dari proses-proses tersebut dan banyak proses ireversibel lainnya. Perubahan energi adalah aspek utama dari seluruh kehidupan tanaman dan hewan serta teknologi manusia, maka hukum kedua termodinamika adalah dasar terpenting dari dunia tempat makhluk hidup tumbuh dan berkembang.
Dua formulasi dari hukum kedua termodinamika yang berguna untuk memahami konversi energi panas ke energi mekanik, yaitu formulasi yang dikemukakan oleh Kelvin-Planck dan Rudolf Clausius. Adapun hukum kedua termodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut :



1.      Formulasi Kelvin-Planck
“Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu sumber pada suhu tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik.” Dengan kata lain, formulasi kelvin-planck menyatakan bahwa tidak ada cara untuk mengambil energi panas dari lautan dan menggunakan energi ini untuk menjalankan generator listrik tanpa efek lebih lanjut, misalnya pemanasan atmosfer. Oleh karena itu, pada setiap alat atau mesin memiliki nilai efisiensi tertentu. Efisiensi menyatakan nilai perbandingan dari usaha mekanik yang diperoleh dengan energi panas yang diserap dari sumber suhu tinggi.
2.      Formulasi Clausius
“Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata memindahkan energi panas dari suatu benda dingin ke benda panas”. Dengan kata lain, seseorang tidak dapat mengambil energi dari sumber dingin (suhu rendah) dan memindahkan seluruhnya ke sumber panas (suhu tinggi) tanpa memberikan energi pada pompa untuk melakukan usaha.  (Marthen Kanginan, 2007: 249-250)
Berbeda dari hukum pertama, hukum kedua ini mempunyai berbagai perumusan. Kelvin mengetengahkan suatu permasalahan dan Planck mengetengahkan perumusan lain. Karena pada hakekatnya perumusan kedua orang ini mengenai hal yang sama maka perumusan itu digabung dan disebut perumusan Kelvin-Planck bagi hukum kedua termodinamika. Perumusan ini diungkapkan demikian :
“Tidak mungkin membuat pesawat yang kerjanya semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan mengubahnya menjadi usaha”
Oleh Clausius, hukum kedua termodinamika dirumuskan dengan ungkapan :
“Tidak mungkin membuat pesawat yang kerjanya hanya menyerap kalor dari reservoir bertemperatur rendah dan memindahkan kalor ini ke reservoir yang bertemperatur tinggi, tanpa disertai perubahan lain”.
2.2 Reservoir Energi Panas (Thermal Energy Reservoir)   
Thermal Energy Reservoir atau lebih umum disebut dengan reservoir energi panas adalah suatu benda atau zat yang mempunyai kapasitas energi panas yang besar. Artinya reservoir dapat menyerap atau menyuplai sejumlah energi panas yang tidak terbatas tanpa mengalami perubahan temperatur. Contoh dari benda atau zay besar yang disebut reservoir adalah samudera, danau, dan sungai untuk benda besar yang berwujud air dan atmosfer untuk benda berwujud besar di udara. Sistem dua fasa juga dapat dimodelkan sebagau suatu reservoir, karena sistem dua fasa dapat menyerap dan melepaskan panas tanpa mengalami perubahan temperatur. Dalam prakteknya, ukuran sebuah reservoir menjadi relatif. Misalnya sebuah ruangan dapat disebut sebagai sebuah reservoir dalam suatu analisa panas yang dilepaskan oleh sebuah televisi. Reservoir yang menyuplai energi disebut dengan saurce dan reservoir yang menyerap energi disebut dengan sink.
2.3 Mesin Kalor (Heat Engines)
Mesin kalor adalah sebutan untuk alat yang berfungsi mengubah energi panas menjadi energi mekanik.   
Sebuah mesin kalor dapat di karakteristikkan sebagai berikut:
1.      mesin kalor menerima panas dari source bertemperatur tinggi (energi matahari, bahan bakar, reaktor nuklir, dll)
2.      mesin kalor mengkonvensi sebagian panas menjadi kerja (umumnya dalam bentuk poros yang berputar)
3.      mesin kalor membuang sisa panas ke sink bertemperatur rendah.
4.      Mesin kalor beroperasi dalam sebuah siklus.
Sebuah alat produksi kerja yang paling tepat mewakili definisi dari mesin kalor adalah pembangkit listrik tenaga air, yang merupakan mesin pembakaran luar dimana fluida kerja mengalami siklus termodinamika yang lengkap.
Efisiensi termal (thermal efficiencies)
Efisiensi termal sebenarnya digunakan untuk mengukur unjuk kerja dari suatu mesin kalor, yaitu berapa bagian dari input panas yang diubah menjadi output kerja bersih.
Unjuk kerja =    Output yang diinginkan
        Input yang diperlukan
Untuk mesin kalor, output yang diinginkan adalah output kerja bersih. Dan input yang diperlukan adalah jumlah panas yang disuplai ke fluida kerja. Kemudian efisiensi termal dari sebuah mesin kalor dapat diekspresikan sebagai:

     Efisiensi termal =    output kerja bersih
                  Input yang diinginkan

 nth= 1 –   Q out
                    Q in     Dimana W bersih out = Qout-Qin
Pernyataan kelvin-plank
Melihat karaktristik dari sebuah mesin kalor, maka tidak ada sebuah mesin kalor yang dapat mengubah semua panas yang diterima kemudian mengubahnya semua menjadi kerja. Pernyataan tersebut dimuat sebuah pernyataan oleh Kelvin-Plank yang berbunyi;
“Adalah tidak mungkin untuk sebuah alat atau mesin yang beroperasi dalam sebuah siklus yang menerima panas dari sebuah reservoir tunggal dan memproduksi sejumlah kerja bersih.”
Pernyataan diatas hanya diperuntukkan pada mesin kalor, dapat diartikan sebagai tidak ada sebuah mesin/alat yang bekerja dalam sebuah siklus menerima panas dari reservoir bertemperatur tinggi dan mengubah panas tersebut seluruhnya menjadi kerja bersih. Atau dengan kata lain tidak ada sebuah mesin kalor yang mempunyai efisiensi 100%.

2.4 Mesin Pendingin dan Pompa kalor
a. Mesin Pendingin

Mesin pendingin, sama seperti mesin kalor, adalah sebuah alat siklus. Fluida kerjanya disebut dengan refrigerant. Siklus refrigerasi yang paling banyak digunakan adalah daur refrigerasi kompresi-uap yang melibatkan empat komponen : kompresor, kondensor, katup ekspansi dan evaporator

Refrigerant memasuki kompresor sebagai sebuah uap dan di kompres ketekanan kondensor. Refrugerant meninggalkan kompresor pada temperatur yang relatif tinggi dan kemudian didinginkan dan mengalami kondensasi di kondensor yng membuang panasnya ke lingkungan. Refrigent kemudian memasuki tabung kapilar dimana tekanan refrigerant turun drastis karena efek throttling. Refrigerant bertemperatur rendah kemudian memasuki evaporator, dimana disini refrigent menyerap panas dari ruang refrigerasi dan kemudian refriferant kembali memasuki kompresor. Efisiensi refrigerator disebut dengan istilah coefficient of performance (COP), dinotasikan dengan COPR.


Perlu dicatat bahwa harga dari COPR dapat berharga lebih dari satu, karena jumlah panas yang diserap dari ruang refrigerasi dapat lebih besar dari jumlah input kerja. Hal tersebut kontras dengan efisiensi termal yang selalu kurang dari satu. Salah satu alasan penggunaan istilahcoefficient of performance-lebih disukai untuk menghindari kerancuan dengan istilah efisiensi, karena COP dari mesin pendingin lebih besar dari satu.

b. Pompa Kalor
Pompa kalor adalah mesin yang memindahkan panas dari satu lokasi (atau sumber) ke lokasi lainnya menggunakan kerja mekanis. Sebagian besar teknologi pompa kalor memindahkan panas dari sumber panas yang bertemperatur rendah ke lokasi bertemperatur lebih tinggi. Contoh yang paling umum adalah lemari es, freezer, pendingin ruangan, dan sebagainya. Tujuan dari mesin pendingin adalah untuk menjaga ruang refrigerasi tetap dingin dengan meyerap panas dari ruang tersebut. Tujuan pompa kalor adalah menjaga ruangan tetap bertemperatur tinggi. Proses pemberian panas ruangan tersebut disertai dengan menyerap panas dari sumber bertemperatur rendah.

Mesin kalor membuat energi mengalir dari lokasi yang lebih panas ke lokasi yang lebih dingin, menghasilkan fraksi dari proses tersebut sebagai kerja. Kebalikannya, pompa kalor membutuhkan kerja untuk memindahkan energi termal dari lokasi yang lebih dingin ke lokasi yang lebih panas.
Air condtioner pada dasarnya adalah sebuah mesin pendingin tetapi yang didinginkan disini bukan ruang refrigerasi melainkan sebuah ruangan/gedung atau yang lain.
Hukum Termodinamika II Pernyataan Clausius

Terdapat dua pernyataan dari hukum termodinamika kedua - - pernyataan kelvin-plank yang diperuntukkan untuk mesin kalor, dan pernyataan clausius yang diperuntukkan untuk mesin pendingin/pompa kalor. Pernyataan clausis dapat diungkapkan sebagai berikut:
“Adalah tidak mungkin membuat sebuah alat yang beroprasi dalam sebuah siklus tanpa adanya efek dari luar untuk mentransfer panas dari media bertemperatur rendah kemedia bertemperatur tinggi.”
Telah kita ketahui bahwa panas akan berpindah dari media bertemperatur tinggi kemedia bertemperatur rendah. Pernyataan clausis tidak mengimplikasikan bahwa membuat sebuah alat siklus yang dapat memindahkan panas dari terperatur rendah ke media bertemperatur tinggi adalah tidak mungkin dibuat. Hal tersebut dapat terjadi asalkan ada efek luar yang dalam kasus tersebut dilakukan kompresor yang mendapat energi dari energi listrik.
2.5 Mesin Gerak –Abadi (Perpetual-Motion Machines)

Kita mempunyai pernyataan yang berulang-ulang, bahwa sebuah proses tidak akan dapat berlangsung jika tidak memenuhi hukum termodinamika pertama dan kedua. Semua alat yang melanggar baik hukum pertama dan kedua termodinamika disebut dengan mesin gerak abadi (Perpetual-Motion Machines).
Sebuah alat yang melanggar hukum termodinamika yang pertama disebut mesin gerak abadi tipe pertama (Perpetual-Motion Machines of the first kind) atau PMMI, sedangkan alat yang melanggar hukum termodinamika kedua disebut mesin gerak abadi tipe kedua  (Perpetual-Motion Machines of the second kind)atau KMM2.

TERMOFISIKA

TERMOMETRIK
- Untuk mengetahui suhu perlu alat ukur serta satuan dasar
- Alat pengukur suhu      Termometer
- Prinsip dasar termometer      pemuaian yang merupakan indeks temperatur.
    ex : termometer alkohol, termometer air raksa

=>Macam Termometer
-          Termometer air raksa / alkohol
-          Termometer tahanan / termistor termometer
-          Termometer elemen / termocouple
-          Termometer gas yang bervolume tetap
-          Pyrometer optik
Di bidang kedokteran yang populer dan sering dipakai yaitu termometer air raksa dan termometer alkohol

=>SKALA TEMPERATUR
    - Di Indonesia – oC / derajat celsius
     - Bidang kedokteran – oC
     - Bidang penelitian – oF, oK, oR, ORc

=>PENGATURAN SUHU TUBUH
            -Proses fisiologis – keseimbangan antara produk panas dan kehilangan panas
-Manusia / mamalia – “ warm blood “, dimana suhu tubuh tetap walaupun suhu lingkungan berubah.
-Produksi panas dan kehilangan panas tubuh diatur oleh susunan saraf pusat yang mengatur metabolisme, sirkulasi darah, respirasi, dan kontraksi otot
-Temperatur normal tubuh – 37 oC
-Tempat pengaturan suhu tubuh – aksila, sub lingual, rectal 

=>Pengaturan Temperatur Tanpa Umpan Balik
-- Pada benda mati
-- Satu arah
-- Misal :
   -  logam dipanaskan – suhu meningkat – memuai
   -  Pada suhu tinggi logam pancarkan panas logam panas dimasukkan air dingin air menjadi dingin dan logam menjadi hangat akhirnya semuanya menjadi dingin, karena logam  tidak memproduksi panas.
* Suhu berubah sesuai lingkungan    

=>Pengaturan Temperatur Dengan Umpan Balik
-- Pada manusia suhu tubuh konstan / tetap walaupun suhu lingkungan berubah
-- Ada keseimbangan peningkatan dan penurunan panas dari tubuh
-- Panas tubuh dapat hilang dan masuk ke dalam lingkungan melalui :
       * konveksi       |
       * radiasi           |           dikontrol oleh SSP
       * evaporasi      |
.=> Konveksi : bila suhu sekeliling objek lebih rendah dari suhu lingkungan
.=> Radiasi : suhu udara behubungan langsung dengan tubuh dan suhu sekeliling objek tersebut sangat rendah
.=>Evaporasi : out put dari evaporasi kulit dan paru-paru

.=>Mekanisme aktivitas tubuh pada lingkungan :
--- DINGIN ---
 Produksi panas naik
    - menggigil
    - kelaparan – nafsu makan
       naik
    - aktivitas otot lurik
       meningkat
    - peningkatan sekresi
       epineprin & norepineprin
 Kehilangan panas turun
    - penyempitan pembuluh
       darah kulit
     - kulit mengkerut

---- PANAS ---
 Kehilangan panas naik
     - berkeringat
     - peningkatan
        pernafasan
     - pelebaran pembuluh
        darah kulit
 Produksi panas turun
     - nafsu makan turun
      - lesu dan lembam
TRANSFER PANAS
Energi panas yang hilang atau masuk dalam tubuh melalui kulit ada 4 cara :
     a. konduksi
     b. konveksi
     c. radiasi
     d. evaporasi
n  KONDUKSI
.>Pemaparan panas dari suatu objek yang suhunya lebih tinggi ke objek lain dengan jalan kontak langsun.>
.> Kecepatan secara konduksi tergantung besarnya perbedaan temperatur dan konduktivitas termal dari bahan.
.> Logam --- baik
.> Udara --- jelek 
n  KONVEKSI
.> Pemindahan panas dengan cara aliran panas
.> Terjadi karena pemanasan yang asimetris
.> Pertukaran panas dan gaya konduksi berbanding lurus dengan perbedaan temperatur antara kulit dan udara dan percepatan udara
n  RADIASI
.> Transfer panas dari suatu permukaan objek ke objek lain tanpa kontak dari kedua objek
.> Benda hitam penyerap radiasi terbaik
.> Pada lingkungan dengan temperatur 23oC sebagian besar tubuh kehilangan panas secara radiasi.
.> Pada suhu lingkungan 34oC tubuh tidak melakukan radiasi
n  EVAPORASI
.> Penguapan – peralihan panas dari bentuk cairan menjadi uap
.> Terjadi lewat kulit dan paru-paru
.> Lewat paru-paru manusia kehilangan 9X103kal/gr
.> Kehilangan panas lewat evaporasi terjadi bila :
    - perbedaan tekanan uap air antara keringat pada kulit
       dan udara ambien
     - adanya gerakan angin
     - adanya kelembaban
n   Energi Panas Di Bidang Medik
.> Untuk terapi ------- fisioterapi
.> Efek Panas
   Bila mengenai suatu bagian tubuh – suhu naik
  a. secara fisik – cair, padat, gas, akan memuai
  b. secara kimia – suhu naik – rx. kimia meningkat
  c. secara biologis – efek panas – peradangan – vasodilatasi pembuluh darah – meningkatkan aliran darah – peredaran darah lancar – suplai oksigen dan zat gizi lancar – metabolisme meningkat
n  Penggunaan Energi Panas Untuk Pengobatan
Jenis metode yang digunakan :
   a. metode konduksi
   b. metode radiasi
   c. metode elektromagnetis
   d. metode gelombang ultrasonik
n  Metode Konduksi
.> Dasar fisika – dua benda yang beda panas akan terjadi transfer panas dari yang panas ke dingin
.> Transfer panas tergantung oleh :
      - luas daerah kontak            - beda temperatur
      - material konduksi panas    - lama kontak
Contoh untuk pengobatan :
   1. kantong air panas – nyeri
   2. handuk panas – otot yang sakit
   3. mandi uap / turkish bath – relaksasi otot
  4. lumpur panas / mud packs
   5. wax bath / parafin bath – nyeri sendi
   6. elektrik pads – nyeri, LBP
Metode 1 – 6 pada fisioterapi biasanya digunakan pada :
  - neuritis             - strain    
  - contusio otot     - low back pain
  - sinusitis            - dll
Metode Radiasi
Pemanasan permukaan tubuh – mirip pemanasan dengan nyala api / sinar matahari
n  ELEKTRIK FIRE
 a. old type fire
    - daya 750 watt
    - radiasi merah – infra
      red
    - home treatmen
 b. pencil bar type
    - dengan reflektor   rektanguler “shape like acous tie type”
n  INFRA MERAH
  - lampu pijar 350 watt – 1000 watt diberi filter merah
  - serupa dengan metode konduksi panas tapi lebih efektif dan penetrasi lebih dalam



Metode Elektromagnetis
|
\/
               -|--------------------------------------------------------------------------------------|----
Short wave diatermi                                                                          Micro wave diatermi
Short wave diatermi
(diatermi gelombang pendek)
TEHNIK KONDENSOR
-          Dengan 2 metal plate elektrode yang diletakkan bersebelahan
-          terjadi aliran bolak-balik – temperatur meningkat
TEHNIK INDUKSI
-          Bagian tubuh yang akan dipanasi dililitkan kabel yang dialiri listrik – sehingga jaringan tubuh terletak di dalam medan magnet dari suatu koil
-          Aliran bolak-balik dalam koil – timbul medan magnet bolak-balik -- panas

=>Frekuensi yang digunakan pada short wave diatermi 1mHz.
Biasanya digunakan pada : 
- Kram otot / muscle spasme
- Nyeri invertebral disk – Low Back Pain
- Penyakit degeneratif pada sendi – RA
- Radang bursa / bursitis
n  Micro wave diatermi
.> Penggunaannya lebih mudah
.> Termasuk gelombang radio dengan ossilasi pada frekuensi yang sangat tinggi
.> Energi terletak antara short wave diatermi dan infra merah
.> Menggunakan frekuensi 900 mHz
.> Digunakan pada pengobatan :
   - patah tulang  - radang tendon  
   - bursitis          - sprains dan strains 
   - arthritis
n  Metode Gelombang Ultrasonik
.> Diperoleh dari gelombang bunyi (audible sound) dengan frekuensi mendekati 1MHz.
.> Pada penggunaan piezo elektrik tranduser diletakkan pada jaringan yang akan diobati
.> Efektif pada tulang dibanding jaringan lunak karena tulang menyerap panas
.> Dipakai juga untuk diagnostik ( USG )

ENERGI DINGIN
=>Kriogenik : pengetahuan dan tehnologi yang menggunakan / menghasilkan suhu sangat rendah / beku
=>Kriobiologi : mempelajari efek suhu rendah pada biologi kedokteran
n  Efek jaringan tubuh bila kena suhu beku :
.> Krioadhesi / menghasilkan adhesi
.> Krionekrosis / merusak jaringan
    - pecahnya membran sel      - hipometabolisme
    - dehidrasi intra sel              - iskemik lokal
    - denaturasi protein             - respon imunologis  
.> Hemostasis / beku darah
.> anestesia / hilang rasa sakit     
n  Penggunaan temperatur rendah di bidang kedokteran :
1.    Penyimpanan darah (bank darah)
2.    Penyimpanan sperma (bank sperma)
3.    Penyimpanan bone marrow (sumsum tulang)
4.    Penyimpanan jaringan tubuh lain
5.    Penyimpanan obat-obatan
6.    Pengobatan memar / oedem akibat trauma akut, juga pada sakit kepala – dengan ice bag
7.    Pengobatan nyeri dan bengkak lokal – kompres dingin
8.    Operasi jaringan kanker -- kriosurgery
9.    dll
      .> Biasanya dipakai cairan nitrogen dengan titik didih -196 oC
   Dapat juga dipakai :  N2O (-89,5oC)
                                  Freon 22 (-41oC)
                                  CO2 padat (-79oC)
.> Untuk operasi kanker, digunakan nitrogen cair (-196 oC)
.> Untuk penyimpanan darah, – whoole blood + antikoagulan – disimpan pada suhu 4 oC                                                                                                   
n   Agar darah dapat tahan lama dipakai 2 tehnik :
1.  Thin walled container / wadah berdinding tipis
     - dari metal tipis dengan 2 lapis dinding, darah terletak diantara 2 dinding tersebut. Pembekuan dengan nitrogen cair (-196oC)
2.  Blood sand metode
     - darah disemprot pada permukaan cairan nitrogen sehingga terbentuk butir-butir darah – disimpan dan dikumpulkan pada tempat khusus
l   Termografi untuk Diagnostik
.> Setiap benda memancarkan radiasi – dibuat termogram dari infra merah radiasi permukaan tubuh manusia.
.> Dengan tehnik termografi ini dapat didiagnosis :
   1. Ca mamae
   2. vaskuler disease
   3. follow up penderita post op DM
   4. stroke
   5. artritis akut, dll





















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:
•    Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya.
•    Hukum Pertama Termodinamika
Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem.
•    Hukum kedua Termodinamika
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
•    Hukum ketiga Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.

SARAN.
Gunakanlah ilmu yang didapatkan untuk kehidupan bersama










DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/mamahsalimah/termofisika
http://wewewe-blog.blogspot.com/2013/10/termofisika.html
file:///D:/MUTIAH%20TUGAS/ILMU%20BIOMEDIK/makalah-kimia-fisik-termodinamika.html
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/196703071991031-SAEFUL_KARIM/Bab_I_Pendahuluan.pdf

MAKALAH TEORI MYRA ESTRIN LEVINE


Model Konsep dan Teori Keperawatan Myra Estrin Levine




                                                                   
                                                                   DISUSUN OLEH:
                                                                      KELOMPOK 5
                                                                         Siti Mutiah
                                                                       Sania Gasperz
                                                                            Marwan








                                       POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
                                                   JURUSAN KEPERAWATAN
                                                                  MALUKU






                                                             KATA PENGANTAR
                       
            Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul ” Model Konsep dan Teori Keperawatan Myra Estrin Levine. “tepat pada waktunya.Dalam penulisan makalah ini penulis ingin mengucapkan terima kasih.  Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan siapa saja yang membacanya.


`                                                                                                       Ambon, 18 oktober 2014

                                   
                                                                                                                 SITI MUTIAH





                                                                     DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................4
1.3 Tujuan.....................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5
2.1 Biografi Myra Estrin.................................................................................................5
2.2 Konsep  Utama........................................................................................................5
2.3 Konsep Dasar Model Konservasi Levine.................................................................7
2.4 Teori Levine Dan Proses Keperawatan...................................................................8
BAB III PENUTUP.........................................................................................................10
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................10
3.2 Saran.......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................












                                                                             BAB I
                                                                 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
     
Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual dan teori merupakan aktivitas berpikir yang tinggi. Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu, kelompok, situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik.  Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Salah satunya adalah Myra Estrin Levine, Teori keperawatan Myra Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan dipublikasikan tahun 1973, menggambarkan klien sebagai makhluk hidup terintegrasi yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya.
Definisi teori keperawatan dapat membantu mahasiswa keperawatana dalam memahami bagaimana peran dan tindakan keperawatan yang sesuai dengan peran keperawatan.

1.2    Rumusan Masalah
      
1.2.1  Bagaimana Biografi Myra Estrin Levine?
1.2.2  Bagaimana konsep utama teorilevine?
1.2.3  Bagaimana Konsep Dasar Model Konservasi Levine?
1.2.4  Bagaimana Teori Levine Dan Proses Keperawatan?

1.3     Tujuan Penulisan
   
1.3.1 untuk mengetahui biografi singkat Myra Estrin Levine.
    1.3.2 untuk memahami konsep utama Teori Levine
    1.3.3 untuk mengetahui konsep dasar Model konservasi Levine
    1.3.4 untuk mengetahui hubungan Teori Tevine dengan proses keperawatan
   






                                                                                BAB II
                                                                        PEMBAHASAN

2.1 Biografi Myra Estrin Levine
Myra Estrin Levine (1920-1996) lahir di Chicago, Illinois. Ia adalah anak tertua dari tiga bersaudara. Levine mengembangkan minat dalam perawatan karena ayahnya sering sakit (mengalami masalah gastrointestinal) dan memerlukan perawatan(George, 2002).
Levine lulus dari Cook County School of Nursing tahun 1944 dan memperoleh gelar Bachelor Science of Nursing (BSN) dari University of Chicago pada tahun 1949. Setelah lulus, Levine bekerja sebagai perawat sipil untuk US Army, sebagai supervisor perawat bedah, dan administrasi keperawatan. Setelah mendapatkan gelar Master Science of Nursing (MSN) di Wayne State University pada tahun 1962, ia mengajar keperawatan di berbagai lembagaseperti University of Illinois di Chicago dan Tel Aviv University di Israel. Levine menulis 77 artikel yang dipublikasikan yang termasuk artikel “An Introduction to Clinical Nursing” yang dipublikasikan berulang kali pada tahun pada tahun 1969, 1973 & 1989.Ia juga menerima gelar doktor kehormatan dari Loyola University pada tahun 1992(Tomey&Alligood, 2006).
Levine meninggal pada tanggal 20 Maret 1996 di usianya ke 75 tahun. Levine pribadi menyatakan bahwa ia tidak bertujuan khusus untuk mengembangkan “Teori keperawatan,” tetapi ingin menemukan cara untuk mengajarkan konsep-konsep utama dalam Keperawatan Medikal Bedah dan berusaha untuk mengajarkan siswa keperawatan sebuah pendekatan baru dalam kegiatan keperawatan. Levine juga ingin berpindah dari praktek keperawatan pendidikan yang  menurutnya sangat prosedural dan kembali fokus pada pemecahan masalah secara aktif dan perawatan pasien (George, 2002).

2.2 Konsep Utama
    Selama bertahun-tahun, perawat (seperti Myra Levine) telah mengembangkan berbagai teori yang memberikan penjelasan yang berbeda dari disiplin keperawatan. Seperti dia Konservasi Model, semua berbagi teori empat konsep pusat atau utama: orang, lingkungan, keperawatan dan kesehatan. Selain ini, Levine Model juga dibahas orang dan lingkungan bergabung atau menjadi kongruen dari waktu ke waktu, karena akan dibahas di bawah.
1.                     Orang
              Seseorang adalah holistik sedang yang terus berupaya untuk menjaga keutuhan dan integritas  dan satu "yang hidup, berpikir, berorientasi masa depan, dan masa lalu-sadar." The keutuhan (integritas) dari tuntutan individu yang hidup "individu memiliki artinya hanya dalam konteks kehidupan sosial "(Levine, 1973, hal 17). Orang juga digambarkan sebagai individu yang unik dalam persatuan dan kesatuan, perasaan, percaya, berpikir dan seluruh sistem dari sistem.
2.                     Lingkungan
    Lingkungan melengkapi keutuhan individu. Lingkugan terbagi menjadi 2 bagian yaitu lingkungan internal dan  eksternal :
a.                      Lingkungan internal menggabungkan aspek fisiologi dan patofisiologi dari individu  
dan konstan ditantang oleh lingkungan eksternal. Lingkungan internal juga adalah integrasi dari fungsi tubuh yang menyerupai homeorhesis daripada homeostasis dan tunduk terhadap tantangan dari lingkungan eksternal, yang selalu merupakan bentuk energi.
b.     Lingkungan eksternal dibagi ke dalam lingkungan persepsi, operasional, dan konseptual. Lingkungan persepsi adalah bagian dari lingkungan eksternal yang individu menanggapi dengan organ-organ indera mereka dan termasuk cahaya, suara, sentuhan, suhu, kimia perubahan yang berbau atau terasa, dan rasa posisi dan keseimbangan. Lingkungan operasional adalah bagian dari lingkungan eksternal yang berinteraksi dengan jaringan hidup meskipun individu tidak memiliki organ perasa yang dapat merekam adanya faktor-faktor dan mencakup semua bentuk radiasi, mikroorganisme, dan polutan. Lingkungan konseptual adalah bagian dari lingkungan eksternal yang terdiri dari bahasa, ide, simbol, dan konsep dan penemuan dan mencakup pertukaran bahasa, kemampuan berpikir dan pengalaman emosi, sistem nilai, keyakinan agama, etnis dan tradisi budaya, dan psikologis individu pola yang berasal dari pengalaman hidup.
3.      Kesehatan
     Sehat dan sakit merupakan pola perubahan adaptif. Kesehatan tersirat berarti persatuan dan kesatuan dan "merupakan adaptasi keutuhan dan sukses". Tujuan keperawatan adalah untuk meningkatkan kesehatan. Levine (1991, hal 4) menjelaskan apa yang dimaksud dengan kesehatan sebagai: "... yang jalan kembali ke kegiatan sehari-hari dikompromikan oleh kesehatan yang buruk. Hal ini tidak hanya penghinaan atau cedera yang diperbaiki tetapi orang dirinya sendiri ... Ini bukan hanya penyembuhan bagian tertindas. Ini agak kembali ke hood diri, dimana perambahan kecacatan dapat menyisihkan sepenuhnya, dan individu bebas untuk mengejar sekali lagi atau kepentingan-nya sendiri tanpa kendala. "Di sisi lain, penyakit adalah" tidak diatur dan tidak disiplin berubah dan harus dihentikan atau kematian akan terjadi ".
4.      Perawatan
  Perawatan melibatkan terlibat dalam "interaksi manusia" (Levine, 1973, hal.1). "Perawat itu masuk ke dalam kemitraan pengalaman manusia di mana saat-saat berbagi dalam waktu beberapa sepele, beberapa dramatis-daun tandanya selamanya pada setiap pasien" (Levine, 1977, hal 845). Tujuan keperawatan adalah untuk mempromosikan adaptasi dan memelihara keutuhan (kesehatan).

                            Seperti telah disebutkan di atas, Levine Model Konservasi dibahas bahwa cara di mana orang dan lingkungan menjadi kongruen dari waktu ke waktu. Ini adalah fit dari orang dengan kesulitan nya waktu dan ruang. Respon adaptif spesifik membuat konservasi yang mungkin terjadi pada berbagai tingkatan; molekuler, fisiologis, emosional, psikologis, dan sosial. Tanggapan ini didasarkan pada tiga faktor (Levine, 1989): historisitas, spesifisitas dan redundansi.
2.3             Konsep Dasar Model Konservasi Levine   
Teori keperawatan Myra Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan dipublikasikan pada tahun 1973,menggambarkan klien sebagai mahkluk hidup terintegrasi  yang saling berinteraksi  dan beradaptasi terhadap lingkungannya.Lervine percaya bahwa intervensi keperawatan merupakan aktivitas konservasi , dengan konservasi energy sebagai pertimbangan utama (Fawcett,1989).Sehat dipandang dari sudut konservasi  energy dalam lingkup area sebagai berikut , Levine menyebutnya sebagai empat prinsip konservasi dalam keperawatan :
1.      Konservasi Energi
Tujuan dari konversi energy ini adalah untuk menghindari penggunaan energy yang berlebihan atau kelelahan.Karena individu memerlukan keseimbangan energy dan memperbaharui energy sevara konstan untuk mempertahankan aktivitas hidup.Dalam praktek keperwatan hal ini terlihat di ruang rawat pasien disamping tempat tidur pasien .
2.      Konservasi Struktur Integritas
Penyembuhan adalah suatu proses pergantian dari intergritas struktur .Seorang perawat harus membatasi  jumlah jaringan yang terlibat dengan penyakit melalui perubahan fungsi dan intervensi keperawatan .
3.      Konservasi integritas personal
Seorang perawat aharus dapat menghargai diri pasien .Hal ini bias terlihat ketika klien dipanggil dengan namanya .Sikap menghargai tersebut terjadi karena adanya proses nilai personal yang menyediakan privasi selama prosedur.
4.      Konservasi Integritas Sosial
Kehidupan berarti komunitas ,social dan kesehatan merupakan keadaan social yang telah ditentukan .Oleh karena itu ,perawat berperan menyediakan kebutuhan terhadap keluarga ,membantu kehidupan religius dan menggunakan hubungan interpersonal .



2.4   Teori Levine Dan Proses Keperawatan
            Teori perawatan Levine pada pokoknya sama dengan elemen-elemen proses perawatan. Menurutnya harus selalu mengobservasi klien, memberikan intervensi yang tepat sesuai dengan perencanaan dan mengevaluasi. Semua tindakan ini bertujuan untuk membantu klien. Menurutnya dalam perawatan klien, perawat dan klien harus bekerja sama.


Dalam teori Levine, klien dipandang dalam posisi ketergantungan, sehingga kemampuan klien terbatas untuk berpartisipasi dalam pengumpulan data, perencanaan, implementasi atau semua fase dari posisi ketergantungan. Klien membutuhkan bantuan dari perawat untuk beradaptasi terhadap gangguan kesehatannya. Perawat bertanggung jawab dalam menentukan besarnya kemampuan partisipasi klien dalam perawatan.Dalam fase pengkajian, klien dikaji melalui dua metoda yaitu interview dan observasi. dalam pengkajian berfokus pada klien, keluarga, anggota lainnya, atau hanya mempertimbangkan penjelasan dari mereka dalam membantu memecahkan permasalahan kesehatanklien. Hal ini juga mempengaruhi kesiapan klien dalam menghadapi lingkungan eksternal. Menurut Levine, jika anggota keluarga membutuhkan suatu perjanjian maka keluarga harus menjadi sasaran pengkajian. Dalam pengkajian menyeluruh, perawat menggunakan empat prinsip teori Levine yang disebut pedoman pengkajian. Perawat menitik beratkan pada keseimbangan energi klien dan pemeliharaan integritas klien. Kemudian perawat mengumpulkan sumber energi klien yaitu nutrisi, istirahat (tidur), waktu luang, pola koping, hubungan dengan anggota keluarga/orang lain, pengobatan, lingkungan dan penggunaan energi yakni fungsi dari beberapa sistem tubuh, emosi dan stress sosial dan pola kerja. Juga data tentang integritas struktur klien yaitu pertahanan tubuh, struktur fisik, integritas personal (sistem diri klien) yakni keunikan, nilai, kepercayaan dan integritas sosial yakni : proses keputusan dari klien dan hubungan klien dengan orang lain serta kesukaran dalam berhubungan dengan orang lain atau masyrakat.
             Setelah mengumpulkan semua data, perawat menganalisa data secara menyeluruh. Analisa ini mencerminkan keseimbangan kekuatan dan kelemahan dari diri klien pada empat area pengkajian (prinsip konservasi). Analisa ini juga membutuhkan pengumpulan data lebih banyak. Dalam menganalisa, konsep dan teori dari disiplin lain juga sama penekanannya.Dalam fase perencanaan dimasukkan tujuan akhir. Proses perawatan menekankan kualitas dari aktivitas klien dan perawat. Bagaimanpun, Levine tidak secara khusus mengidentifikasikan atau menekankan kebutuhan sebagai tujuan akhir.
Tujuan harus mencerminkan usaha membantu klien untuk beradaptasi dan mencapai kondisii sehat. Dalam fase perencanaan, perawat harus menetapkan tujuan :
1.      Menetapkan strategi yang dipakai untuk perencanaan.
2.      Menentukan tingakat perencanaan yang harus dikembangkan untuk mencapai suatu tujuan
      Levine menyatakan perawat harus mempunyai dasar pengetahui praktis, kemudian tahapan dari perencanaan perawatan harus berdasar dari prinsip, hukum, konsep, teori, dan pengetahuan tentang diri manusia. Dalam mengembangkan perencanaan perawat harus meningkatkan kemampuan partisipasi klien dalam perencanaan perawatan dan mengidentifikasi tingkat partisipasi klien. Selama fase perencanaan perawat boleh konsul dengan team kesehatan lain. Pelaksanaan dari perawatan disebut implementasi. Perawat harus mengawasi respon klien. Data dikumpulkan kemudian dipakai dalam fase evaluasi. Selama fase evaluasi perawat bertanggung jawab untuk memberikan perawatan kepada klien.
Teori Levine menyatakan bahwa :
1.      Perawat harus memiliki skill untuk melaksanakan intervensi keperawatan.
2.      Intervensi perawat mendorong adaptasi klien.
3.      Dalam fase evaluasi perawat memusatkan respon dari klien untuk melakukan tindakan perawatan.
4.      Perawat mengumpulkan data tentang respon klien untuk menetukan intervensi perawatan yaitu tentang pengobatan atau support.
     Bagaimana teori Levine berfokus pada orang per orang, berorientasi pada waktu sekarang maupun masa yang akan datang, dan klien dengan gangguan kesehatan membutuhkan intervensi perawatan.











                                                                            BAB III
                                                                          PENUTUP

3.1 Kesimpulan
    Berdasarkan model-model konsep dalam keperawatan, perawat harus mengembangkan interaksi antara perawat dan klien untuk membantu individual dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan sehingga dapat membantu memenuhi tekanan atau memenuhi kebutuhan yang dihasilkan dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu yang bertujuan untuk melakukan konservasi kegiatan yang ditujukan untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki klien secara optimal.


3.2 Saran
Diharapkan kita sebagai seorang perawat mampu menerapkan model konsep keperawatan dan marilah kita sebagai perawat berusaha untuk meringankan penderitaan pasien yang kita rawat. Rawatlah pasien seperti kita merawat orang yang paling kita sayang. Agar pasien merasa nyaman pada saat di sakit bukan menderita lagi. jangan pantang menyerah dan berputus asa dalam merawat pasien. Menjadi perawat bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi kalau kita tidak menacoba kita tidak akan pernah bisa. Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mempunyai tekad untuk melakukannya dengan gigih dan rajin.


                                                              DAFTAR PUSTAKA


http://egasilviaroza.blogspot.com/2013/11/teori-dan-model-konseptual-keperawatan.html
http://ristalikestar.blogspot.com/2014/04/babI-pendahuluan-a.html
http://desisagitari.blogspot.com/2013/04/makalah-model-teori-keperawatan_13.html
Potter, Patricia A. dan Anna G. Perry.2005. Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta : Buku Kedokteran.Hidayat, A.Aziz Azimul.2007.Konsep dasar keperawatan edisi 2.Jakarta : Salemba Medika.

http://ristalikestar.blogspot.com(MODEL KONSEP KEPERAWATAN)
http://desisagitari.blogspot.com/2013/04/makalah-model-teori-keperawatan_13.html
http://Teori Keperawatan Myra Levine« Elisasiregar's Blog.mht


THANK'S FOR ALL :*